ICK ~46

121 4 1
                                    

Lelaki dengan tubuh yang sangat kekar serta tidak memakai bajunya.

"Hallo Opa?"

"Bryan" ternyata lelaki itu adalah Bryan yang sedang di telfon sang Opa yang umur nya sudah 58 tahun.

"Ya Opa?, Ada apa?, Opa sakit?" Ucap Bryan.

"Tidak nak, Opa mau tanya, Keadaan Maudy bagaimana?, Dia sehat kan?" Tanya Opa.

"Dia sehat Opa, oh ya, Maudy di jodohkan sama umah, Opah" ucap Bryan memberi tahu.

"Ya sudah nak, Opa setuju saja, lagi pula opa sudah tua, biarkan dia mencari imam nya,"

"Dan kamu juga Bryan, menikahlah, umurmu sudah matang untuk menikah, Finansial mu bagus, Mental mu kuat, jangan tunda Bryan, Opa sudah tua nak, Orang tua mu sudah tidak ada. hanya Opa keluarga tertua mu"

Seketika Bryan termenung, mengingat orang tua nya yang sudah meninggal dunia.

"Bryan gak ada pasangan, Bryan mau fokus sama Maudy" Ucap nya.

"Sebentar lagi Maudy sudah ada yang menjaga nya, nak" ucap Opa.

"Tap--"

"Kamu harus menikah tahun ini, Opa akan jodohkan kamu dengan anak mantan jendral TNI Bali, dia Islam, ayah nya sudah wafat, dia tinggal bersama adik nya"

"Loh Opa gak bisa gitu dong!, Bryan gak mau yah di jodoh-jodohin begitu!" Tegas Bryan tak terima.

"Keputusan Opa sudah bulat!"

Tut

Telfon di matikan oleh Opa.

"ASTAGA!!!" Teriak Bryan lalu mengusap wajah nya gusar.

"Bang"

Tiba-tiba terdengar suara Zayn dari Luar pintu.

"Masuk" Bryan duduk di tepi kasur.

Zayn pun masuk sembari membawa setelan jas.

"Pake nih" suruh Zayn, jelas membuat Bryan terheran-heran.

"What for?"

"Kita ke US 3 jam lagi, siap-siap, gue tunggu 1 jam Lagi di bawah!"

Dengan pikiran yang sedikit kacau, Bryan pun mengambil jas itu tanpa berkomentar.

"Jam 10 gue tunggu!"

•~•

Di depan Pondok kini tengah ramai karna ada orang yang kecelakaan tabrak lari.

Namun sudah di urus oleh pihak berwajib, sisah warga yang sedang berkumpul saja.

Di dapur ndalem.

"Alhamdulillah, korban nya cuma luka ringan ya, umah" Ucap Gus Agan.

Umah tersenyum.

"Maudy mana?" Tanya Umah.

"Di kamar umah" ucap Gus Afdan.

"Lini?"

Gus Agan terdiam. "Agan juga gak tau umah, Belum liat dari tadi"

"Coba telfon nak" suruh umah.

"Agan gak punya nomor nya umah" jawab Gus Agan.

"Astaghfirullah" umah langsung keluar dari Ndalem.

"KEMANA UMAH?" Teriak Gus Afdan.

"Asrama"

Mereka berdua hanya mengangguk paham.

"Bang" Panggil Gus Afdan.

Ini, Cerita Kita [ TIDAK BERLANJUT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang