13 - Birthday party

771 25 0
                                    

Di sebuah rumah megah nan indah sedang di rayakan nya suatu acara birthday party.

"Happy birthday to you"

"Hapy birthday, happy birthday, happy birthday to you... Selamat ulang tahun Maudy" ucap Lini sembari memegang satu buah kue ulang tahun dengan tinggi 25cm bernuansa biru.

"Oh thank you my best friend" Maudy memeluk Lini.

Yap benar ini adalah hari ulang tahun Maudy yang ke 17 tahun, pesta sudah di mulai sejak satu jam yang lalu namun Lini telat karena macet di Jakarta.

"Eh tiup dulu dong tiup" ucap Rafael.

"Tiup lilin nya, tiup lilin, tiup lilin nya sekarang juga sekarang... juga..."

husfff

Lilin pun padam dan kini jam sudah menunjukan pukul 3 malam...
  
Pesta masih berlangsung, ada beberapa minum-minuman dengan kadar alkohol sangat rendah tidak menyebabkan mabuk.

Sedangkan Maudy tengah tertidur pulas di pangkuan Rafael.

Lini tengah sibuk menyambut tamu-tamu Maudy ini.

"Duh Maudy gimana sih kamu, eh iya silahkan di nikmati hidangan nya" ucap Lini terpotong karena ada yang datang.

Undangan sudah di sebar 1 Minggu lalu dan tertera waktu dan tempat.

"Maudy kenapa Bobo sih, kan gue jadi repot" celoteh nya.

"Mau di bantu?" tawar seorang lelaki dari belakang Lini, spontan Lini pun menengok.

"Eh ka Rafa, gak usah kak, Lini bisa kok" ucap nya manis seketika.

"Udah gue bantu aja" balas Rafael sembari berjalan mengambil minum dan memberikan nya kepada Lini.

"Hm, thanks" jawab Lini ragu.

"Gue bantuin?" tanya nya lagi.

"Ih kak, gak usah makasih banget. I can do it myself" tolak Lini berbohong, sebenarnya ia sangat lelah dan mengantuk, namun ia tahan karena sang sahabat tercinta sedang tertidur pulas.

"Hoammmm" Lini pun mulai merasakan rasa kantung menyerangnya.

"Udah Lo ke tempat Maudy. Lo istirahat, lagian ini bukan acara Lo, ini acara Adek gue jadi Lo gak usah repot-repot" sinis Rafael kesal.karna sudah berkali kali permintaan nya di tolak

"Ih" beo nya memutar bola mata malas dan berlangsung pergi dari sana.

Rafael pun menyambut para tamu dengan senyuman.

Namun tiba-tiba.

BUGH

BUGH

BUGH

"BANGSAT LO DIA CEWE GUE BABI"

BUGH

Ada yang ribut di acara itu, terdengar mereka sedang bertengkar karena perempuan.

Rafael yang mendengar itu pun langsung bergegas menghampiri mereka.

FYI Linisudah tertidur karena mata nya yang sangat mengantuk itu.

"Eh santai bro, lagi di acara Adek gue ini biar apa lu begitu, keren?" Lerai Rafael menatap tajam kedua lelaki itu dengan kisaran umur 17-18 tahunan.

"Dia duluan bang, ngerebut cewek gue" Triak Lelaki berbaju hitam.

"Lo duluan bangsat, Lo yang ngambil dia dari gue!" Bentak si lelaki berkemeja coklat.

"HEH BISA DIEM GAK SIH LU PADA, MAUDY LAGI TIDUR!" sentak Zayn tiba-tiba yang sudah berada di belakang mereka.

"APA LO GAK SUKA HAH, INI URUSAN GUE SAMA COWOK TOLOL INI" triak lelaki berkemeja.

BUGH

"ANJING LO YA, NGELUNJAK LO LAMA-LAMA BANGSAT" Rafael pun sudah kalut karena sedari tadi Maudy sudah menggeliat resah di tidur nya dan Rafael melihat itu.

"ANJING" umpat si berbaju hitam.

BUGH

BUGH

Banyak tampolan mendarat di pipi Rafael, Rafael tidak sempat menghindar karna itu terlalu cepat dan mengejutkan

"BANGSAT LO" triak Zayn

BUGH

BUGH

Zayn memukul kedua lelaki itu, pasalnya adek kandung nya di pukul berkali-kali dan adek kesayangan nya di ganggu di saat tidur nya.

BUGH

BUGH

BUGH

BUGH

BUGH

BUGH

Dan masih banyak lagi tonjokan yang di terima kedua lelaki itu.

"BUBAR LO SEMUA BANGSAT" triak Zayn dan langsung menolong Rafael.

"Wuuuuu"

"Gak seruuuu"

"Alah gimana si"

"Ya elahh"

Banyak lagi omongan yang di lontarkan kepada Zayn, semua nya pun bubar.

Kini di rooftop hanya ada Zayn, Rafael, Maudy, dan Lini

"Apa yang sakit" ucap Zayn lalu memapah Rafael menuju tempat Maudy dan Lini.

Sesampai nya di sana mereka di kejutkan dengan Lini yang sudah menangis kejer di tangkupan lengan nya.

"Hiks, hiks" Lini sesegukan karena ia takut akan giduh riuh.

Rafael pun segera berlari kecil menuju Lini sedangkan Zayn menuju Maudy dan menggendong nya untuk masuk kedalam kamar.

"Hey, Lini are you okay?" tanya Rafael pelan.

"H-hiks I'm okay!" balas nya kecil.

"Lo kenapa, Lo di jahatin sama tu cowo tadi?" tak ada balasan dari Lina.

"Lin"

"Jawab gue Lini..."

"Heh Lin"

Lini langsung memeluk tubuh Rafael dan langsung menangis sesegukan di dalam pelukan nya, Rafael ragu membalas pelukan Lini karena ia tak pernah bertempelan kulit dengan wanita selain adek nya.

"H-hiks takut kak, Lini lini takut kalau ada y-yang berantem hiks, hiks" keluh nya.

"It's okay, gapapa itu cuma masalah kecil sudah jangan nangis" Rafael memberanikan diri untuk mengusap kepala Lini.

"Tap-tapi Lini takut kak hiks, Lini lini takut kalau ada yang hiks berantem..."

"Udah jangan nangis, cengeng Lo" tak ada balasan dari Lini.

Lini terdiam mematung di pelukan Rafael.

"Heh"

"Lah bocah ngapa dah" ucap Rafael
Rafael mengguncang kecil tubuh Lini.

"Lah Lin"

Setelah tubuh Lini di tegap kan ternyata Lini pingsan, Rafael pun hanya berdehem saja, ia tau Lini hanya syok. Ia ia pun membawa Lini ke kamar Maudy dan merebahkan tubuh Lini di samping Maudy.

Tak lupa ia menyelimutkan bagian tubuh Lini karena Lini lini memakai celana di atas lutut dan Hoodie oversize di tubuh nya.

"Cantik" gumam Rafael yang sedang memandangi wajah Lini.

Rafael pun seketika tersadar. "Duh Rel apaan sih Lo masa Lo suka sama bocah bau bawang ke gini dih najis hiiii" geli nya.

Kini mereka berdua tertidur di satu ranjang yang sama sedangkan Rafael tertidur di sofa karena semalam ia bermain PS sedangkan Zayn berada di kamar Maudy ia tidur di sofa.

TAMAT.

23 September 2022

Ini, Cerita Kita [ TIDAK BERLANJUT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang