Part 4

4.9K 313 0
                                    

Kini aku telah sampai dirumah yang selalu nampak sepi. ya aku sudah terlalu terbiasa dengan hal seperti ini. aku memasuki ruang tamu disitu banyak berjejer foto foto masa kecilku dan kakak kakaku juga ada foto mama dan papaku. Terlihat difoto foto itu kita nampak keluarga bahagia namun semua tak sesuai dengan kenyataan.

Kuhempaskan tubuhku di sofa dan kunyalakan tv untuk melepaskan semua kelelahan dan kepeningan kepalaku setelah berbicara dengan digo. kukira ia tak sedingin ini tapi ternyata ya seperti itulah.

Pintu utamaku tiba tiba ada seseorang yang membuka awalnya kukira itu kakak kakaku ternyata itu adalah ibu yang menggantikan sosok mama dihidupku.

"Ibu? bikin kaget tau ga.." Ucapku sambil melonggarkan dasi yang serasa mencekik leherku.

"Kamu udah makan nak.." Katanya tulus dan lembut sembari tersenyum kepadaku.

"baru dateng bu gimana mau makan? lagian mana mungkin mba masak sekarang.." Ucapku sedikit nada lelah didalamnya. Ibu tersenyum dan menghampiriku.

"Kalo laper kerumah ibu yukk..ibu masak banyak.. kebetulan adek belum dateng dari sekolah.." Katanya sambil mengelus puncuk kepalaku.

"Kasihan bu kalo mereka selalu makan sisa dari aku.." Aku menatap ibu lekat karna aku fikir aku selalu makan mendahului mereka. walaupun sebenarnya mereka tak keberatan tapi aku tahu diri saja.

Tersenyum lagi. "Ngak nak.. nanti biar ibu sendiri in punya kamu sama adikmu. ayo ganti baju abis itu kerumah ibu makan.. ibu tunggu dirumah yaa.. ibu balik.." Ucapnya panjang lebar dan pergi meninggalkanku.


Setelah mengganti pakaian ku dengan pakaian agak santai yakni. celana biru polos atas lutut dan baju merah maroon dengan lengan 3/4 dan sandal kesayangku doraemon. aku melangkah ke pinggir rumahku. ini adalah jalan akses ke rumah ibuku. karna rumahku memang didesa bukan didaerah kompleks.

Hampir 10menit aku berjalan sendiri sambil memainkan hape yang tak pernah lepas dariku karna aku merasa hape adalah temanku satu satunya jika dirumah. aku sampai dirumah yang cukup sederhana tanpa pagar berwarna hijau dengan ada pohon belimbing disampingnya. aku memasuki rumah itu yang sudah kuanggap rumahku sendiri.

"Buu.." teriakku menuju dapur ibuku.

"Iyaa sii.. Udah sampai.. Sini makan nakk.." Ucapnya sambil merapikan makanan di meja makan yang nampak lezat.

"Adek masih belum dateng bu?" Tanyaku sambil duduk dikursi sebelah kiri meja makan.

"Belum nak. bentar lagi juga pulang.. kalo bapak mah pulangnya ntar malem.." Jelas ibu yang masih asik dengan kegiatannya.

**Skiippp

Ditengah acara makanku aku dikagetkan dengan dua sosok anak kecil usia 10tahunan. iya itulah anak ibu dan bapakku kandung mereka lahir setelah aku diasuh oleh ibu dan bapak. meskipun dulu ibu dan bapak mempunyai anak baru namun mereka tak pernah melupakan aku.

"Ica Acaa.." Teriakku langsung menaruh sendok yang tadi kupegang dipiring.

"kak sisi.. Udah lama ya kak.." Tanya aca sambil menghapiriku.

"Barusan dek.. makan sini yukk sama kak sisi.." Ucapku sambil membukakan kursi untuk dua adik kembarku ini.

"Ica gak makan dulu kak. ica kenyang.. lebih baik kak sisi sama aca aja yang makan.. aku ke kamar.." Ucap ica dengan nada kesalnya. sontak aku mendelik dan menatap aca.

"Nilainya sedikit hancur kan.. dia badmood.." Jelas aca sambil mengambil nasi.

Lalu kujawab dengan anggukan saja. Lalu aku melanjutkan makanku dengan aca dan sesekali kita bergurau bersama. layaknya kakak adik kandung padahal kami tidak ada ikatan darah sedikitpun. Selesai makan kurebahkan diriku dikasur khusus untukku diruumah ibu. Disini tempat dimana jika aku ketakutan untuk tidur dirumah sendiri atau saat mamaku dan papaku sibuk dengan pekerjaanya. lama sekali aku menerawan kemana mana. Termasuk ke cowok dingin yang nyebelin tapi sangat aku cintai itu hingga akhirnya aku tertidur.


---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang