Part 25

3.9K 260 1
                                    

Selesai acara makanku dan keluargaku aku langsung mengganti bajuku dengan kemeja kotak kotak biru panjang, Dan celana jeans panjang. Aku juga mempunyai kebiasaan yaitu selalu mamakai sepatu kemana pun saat keluar rumah. Ntah kenapa aku lebih PD menggunakan sepatuku alhasil aku lebih banyak mempunyai sepatu ketimbang sandal.

Aku memakai sepatu biru donker bertali putihku dengan duduk dikursi depan yang biasa digunakan keluargaku untuk bersantai. Saat asik memakai sepatu aku mendengar suara sepeda motor ayahku yang didepanku. Sepertinya beliau baru saja pulang kerja.

"Assalamualaiku.." Sapanya lembut sambil menuruni motor bebeknya.

"Walaikumsalah yahh.." Balasku sembari mencium tangan ayahku yang ikut duduk dikursi sebelahku.

"Mau kemana dek?" Tanya ayahku dengan melepaskan sepatu dan meletakkan tas dimeja.

"Mau kerja kelompok yah kerumah sisi.." Jawabku dengan merapikan tas yang akan kubawa.

"Udah dateng yahhh.." Teriak kakakku dengan tangan kanan menggedong rora anaknya. Lalu mencium pucuk tangan ayah.

"Iya kakk.. Ehh cucunya ayah belum tidur yaa.." Aku tersenyum tipis melihat kehangatan keluarga kecilku ini.

"Ayah digo berangkat yaa takut kemaleman.." Ijinku lalu mencium telapak tangan ayah.

"Iya dek ati ati.. Udah pamit bundaa.." Kata ayahku yang masih memangku cucunya.

"Udah tadi yahh.. Unyu kak digo tinggal yaa.." Rora hanya fokus pada mainan yang ia bawa sedangkan aku sibuk mencium pipi gembul keponakanku ini.

"Udah dek. Roranya sesek ntar.." Pekikk ayah yang kuwalahan karna aku terus mencium rora. Aku hanya nyengir kuda.

"Berangkat sana keburu malem kamu itu.." Kata kakakku yang mengambil alih kursi yang kududuki saat aku berdiri.

"Iya bawell.." Aku mencium tangan kakakku ya walaupun aku sering marah dengannya tapi tak menyurutkan rasa hormatku pada kakakku.

Aku langsung mengambil motor ninja merah kesayanganku. Ini pembelian ayah saat ia naik jabatan. Tentu tak mudah mendapat motor ini karna aku harus belajar mati matian mendapat ranking agar ayah mau memberiku hadiah. Dan usahaku tak sia sia kan.

Aku menyusuri jalan kearah rumah sisi yang sepi karna ini bukan jalan kota yang strategis jadi sepi. Sisi memang kaya namun rumahnya masih didesa tak dikota kota besar yang lokasinya dekat dengan mall atau sebangsanya. Mangkanya sisi menjadi anak yang polos.

Hanya 20menit aku sudah sampai dirumah ralat istana nan besar milik sisi yang tak lain tak bukan atasan ayahku ini. Aku menuruni motorku dan mengintip dipagar besar yang menutupi istana ini. Ada satpam melihatku dan aku berhenti mengintip.

"Sisi ada pak?" Tanyaku sopan saat satpam itu membuka sedikit pagar besar ini.

"Ada den situ pacarnya?" Sepertiny satpam ini baru nugas karna tak tahu aku siapa. Masak iya aku pacarnya.

"Bukan pak saya temennya. Saya udah janjian kok sama sisi. Ehmm saya keawalan 5 menit sihh ngak tepat waktu.." Aku melihat jam tanganku menunjukkan pukul 17.55

"Ohh iya den masuk aja kalo gitu.." Ucap satpam itu langsung membuka pagar itu untuk kumasuki. Dengan gerak cepat langsung aku menaiki motorku dan memasuki perkarangan rumah sisi dan kuparkir seperti biasanya.

Setelah merapikan penampilanku aku langsung bergegas kepintu sisi. Aku hampir menekan tombol bel rumah ini namun aku teringat pesan sisi kalau kerumahnya usahakan sms dulu. Aku berhenti melakukan kegiatanku dan mengambil hp disakuku.

To: Sisi Zaura

Si, gue didepan mau loe bukain apa gue bel langsung aja. Kalo loe lama gue bel langsung aja yaa...

Aku senyum sendiri membayangkan jika sisi panik dan buru buru turun membukakan pintu untukku daripada aku tekan dan menggangu tidur kakak mancan 3 nya itu.

Aku menunggu dengan kursi yang ada didepan tak berapa lama aku mendengar suara kaki akan menuju ke pintu. Aku yang yakin itu sisi langsung berdiri tepat didepan pintu sambil tangan mengarah ke bel. Aku berniat menggoda sisi kali ini.

"Digo loe mau ngapain.." Pekiknya saat membukakan pintu untukku melihat tanganku yang akan memencet bel.

"Mau pencet bel. Loe lama sihh.." Jawabku dingin lalu menurunkan tanganku yang berada dibel.

"Loe mau bikin kak acel bangun. Hahh? Gue udah lama tau nidurin dia.." Omelnya yang membuatku makin ingin menggodanya.

"Apa? Nidurin? Oh astaga sisi loe harus inget kalo itu kakak loe gue tau sih dia ganteng tapi.." Kataku terhenti karna sisi sudah mendahului perkataan nya.

"Digo loe gausah mulai. maksut gue ngebujuk dia.. yaudah loe mau disini aja apa mau masuk?" Jawabnya dingin dan memasuki rumahnya langsung saja aku ikuti dari belakang sambil tertawa kecil karna aksiku yang menggoda sisi tadi.

Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang