Part 31

4K 252 0
                                    

Sisi Pov

Malang, Jawa Timur

Aku memilih kota ini karna dijamin daerah ini jauh dari jakarta. Aku memilih daerah ini karna aku ingin mandiri bukan hanya itu aku juga ingin lari dari cinta pertamaku yang berhasil membuat hatiku tak berfungsi bahkan tak sanggup memikirkan hal lain.

Sudah hampir 3 tahun ini aku berjauhan dengan digo. Tak menyapanya sama sekali apalagi menghubungi aku tak mau hatiku tersakiti untuk yang kedua kali. Sudah hampir 1 tahun aku kuliah disini aku mengambil jurusan perhutanan aku tertarik pada urusan tanaman apalagi hutan itu sangat amat kusukai.

Btw, Disini aku juga mempunyai sahabat baru aku mengenalnya karna ia sama sama dari jakarta tepatnya di tangerang ah cukup dekat dengan rumahku namun aku baru mengenalnya saat aku ospek diuniversitas ini

"Loe kuliah malem sa?" Risa namanya dia sahabatku yang mengerti aku sama seperti ida dan ica yang mengertiku saat aku SMA

"Iya si. Kebetulan dapet malem loe kuliah sekarang?" Jawabnya sambil meminum secangkir susu dipagi hari

"Seperti yang loe lihat risa. Gue udah rapi gini juga.." Kataku sambil berjalan menuju ruang tamu dan memakai sepatu santaiku. Aku tak mau kelihatan berlebihan karna ini sekolah bukan pamer

"Iya gue rasa gue bakal sendirian lagi dirumah loe yang besar ini. Loe tau gak sih kadang gue juga takut. Loe jangan mampir mampir ya si gue takut!!" Serunya sambil memasang wajah memohon padaku dan aku hanya tersenyum. Iya aku dan risa tinggal dirumah yang sudah dibelikan mama dan papaku untukku kata mereka ini lebih nyaman ketimbang kost. Awalnya sih risa kost namun kelamaan aku menyuruhnya tinggal dirumahku

"Terus pacar loe? Ngak kesini?" Kataku santai masih konsen memasangkan tali sepatuku dan melihatnya sesekali

"Ihh. Pacar gue kan juga kuliah. Dia kan kesini cuman malam minggu doang! Loe ngomong kek gitu berasa cowok gue kesini tiap hari deh.." Ia merajuk dan aku hanya tertawa karna memang dipikir pacar risa hanya datang pada saat sabtu malam minggu saja

"Iya deh tau. Gue berangkat ya saa.. byee!! Muahh.." Aku berlalu setelah mencium pipi risa singkat kita mempunyai kebiasaan seperti itu memang. Aneh! ah iya kita memang soulmate paling aneh dikampus.

"Iya loe jangan malem malem pulangnya.. Ntar kakak cogan loe marah lagii!!" Teriak risa dari dalam dan aku hanya tertawa cekikikan mengingat bang genta pernah datang kesini tiba tiba dan marah tak jelas pada risa karna jam 7 malam aku belum ada dirumah

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Aku duduk sambil membaca bukuku di kursi kampus. kalau tak ada risa memang aku lebih suka menyendiri karna sikapku yang mungkin kurang friendly aku cenderung lebih setia pada seseorang teman saja. Karna aku takut saja ia tak sebaik teman yang aku kenal dan aku lihat luarnya.

"Sisi..?" Pekik seseorang membuat aku mengangkat kacamataku ke kepala dan mendongakkan pandanganku

"Idaa?" Pekikku riang langsung berhambur kepelukan ida. Ohh! aku sangat merindukan sahabat terbijakku ini

"Ahh loe apa kabar?" Teriakku riang yang mendapat pukulan pelan dikepala dan aku hanya nyengir kuda

"Bisa gak sih ngak keras keras. Loe mahh.." Ida berkata lalu menggiringku ditempat duduk yang aku tempati tadi

"Ihh loe kuliah disini?" Tanyaku antusias dan dia hanya tersenyum bahagia melihat reaksiku ya bisa dibilang berlebihan

"Ngak si. Gue cuman lagi survei aja buat nyari kuliahan sepupu gue. Gue kan tetep kuliah di jakarta ngak jauh jauh.." Kata ida sambil menatapku rndu dan aku juga membalas tatapannya dengan posisi tangan tak pernah lepas

"Ihh gue kangen sama loee.. Kabar si ica gimana?" Tanyaku sambil memeluknya sesekali dan dia membalas pelukanku dengan kewalahan

"Ica baik kok. Dia sekarang dibandung. Dia diterima disana.. Ohh ya kabar loe gimana? jadi daerah yang loe bilang ini. Jauh juga yaa.." Katanya sambil melihat sekelilingku dan aku mengikuti arah pandangnya

"Iyaa.. Gue baik kok lebih dari baik.. Iya loe tau kan kenapa gue kesini! Gue cukup capek aja melihat daerah dijakarta.." Ucapku santai sambil membenarkan dudukku yang daritadi menghadap ida dan terus memegang tangannya

"Ehmmm gue tau kok. Loe kangen digo gak?" Ucap ida menggodaku dan aku hanya menganga mendengar perkataan ida yang spontan itu.

"Ihh ida mulai.." Kataku sambil tertawa renyah dan menggelitiki perut ida dan memeluknya lagi

"Kangen gak?" Katanya lagi sambil mengelus punggungku. Wajahku yang tadi riang langsung berubah sendu hingga aku melepas pelukan ida

"Kalo jujur gue kangen sih. Kangen cara dia godain gue! cara dia bikin gue ngefly! dan cara dia bikin gue jatuh cinta.." Kataku pelan sambil menatap langit dan aku merasa mataku telah dipenuhi bulir air mata yang siap jatuh.

"Gue yakin loe bisa hadapin semua! Kalo digo memang buat loe dia bakal hadir dihidup loe lagi tapi gatau kapan.." Kata ida sambil memegang tanganku dan spontan aku menatapnya dengan air mata yang sudah keluar tanpa ijinku

"Gue ngak minta dia hadir dihidup gue lagi, Ngapain dia hadir jika buat luka yang sama kayak dulu? Lebih baik seperti ini kita seperti ngak saling kenal dan tak ada hati yang tersakiti.." Ucapku dengan air mata yang semakin deras membuat ida mengerutkan dahinya lalu menghapus air mataku

"Gue dukung apa yang loe mau, Gue tetep ida yang dulu yang selalu bersedia kapanpun loe butuh, Jika itu keputusan loe gue hargai dan gue dukung.." Katanya sambil mengusap air mataku. Aku tersenyum dan langsung memeluk tubuh mungil sahabatku ini. ya dia bukan sahabat lamaku melainkan sahabat hidupku

Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang