Part 11

4.2K 278 0
                                    

Hampir 25 menit aku masih dalam posisi ternyamanku. ya walaupun kuakui aku sangat kesal dengan cowok satu ini namun tidak menutup keadaan kalau aku sangat mencintai nya. Hampir dalam perjalanan kita larut dalam diam. Aku juga tidak mau merusak suasana dengan semua bantahan bantahanku aku terlalu asik dengan pipiku yang bersemu merah kini.

Akhirnya sudah sampai tepat didepan rumahku namun sebenarnya aku enggan turun dari kenyamanan ini namun apadaya aku tak mau di olok olok lagi oleh cowok satu ini.

"Masuk gihh.." Ucapku sambil membukakan pagar untuknya.

"Oke.." Dia memasuki rumahku namun menungguku tak jauh dari pagar rumahku sambil memperhatikan sekelilingnya.

"Kenapa diem aja?" Tanyaku memecahkan lamunannya.

"Hmm ngak papa. Loe duluan deh. Loe kan yang punya rumah.." Katanya kelihatan kikuk.

"Ohh okey.." Ucapku sedikit dingin.

Dia mengikutiku dari belakang sambil menggiring sepedanya dan diparkir tepat di depan tersa rumahku. Dan dia langsung mengikuti menuju pintu utama rumahku. Aku masih kosen dengan kunci rumahku karna kakakku tadi menyuruh untuk mengunci rumahnya.

"Loe dirumah sendiri?" Tanyanya sambil memandangku membuka pintu.

"Ngak. ada kakak gue lagi sakit. Masuk yukk.." Kataku sambil mempersilahkan dia masuk.

"Loe duluan deh.." Katanya masih dalam posisi sama.

"Okey.." Jawabku singkat.

Ia mengikuti masuk dan duduk di sofa nyaman yang kupunya. Aku langsung mengarahkan remot tivi ke televisi untuk menyalakan tivi supaya mengesankan kesan aman.

"Nih tonton tivi  nya. Gue bikinin minum dulu. Ntar kita belajar disini aja yaa. Biasanya sih ditaman tapi karna masih kotor so disini aja.." kataku menjelaskan sambil menaruhkan remot ke meja.

"Loe yang bikin? emang gaada pembantu?" Tanyanya sambil melotot.

"Pembantu baru 3 hari yang lalu dipecat. Karna kerja ngak becus jadi sementara kita lakuin sendiri. Kenapa loe mau daftar jadi pembantu gue.." Kataku masih dengan gaya dingin.

"Enak aja loe gue kan cuman tanya.." Jawabnya lalu mengambil remot tv.

Tanpa menjawab pertanyaan nya yang membuatku makin terpesona. Aku meninggalkannya kedapur dan membuatkan sebuah sirup rasa jeruk dua gelas untuk aku dan dia. Namun aku langsung teringat pada kakakku dan memberikan minum lalu cepat cepat naik keatas.

"Nih minumnya gue mau nengokin kakak gue dulu.." Kataku sambil berlari kecil.

"Okee.." Jawabnya singkat.


Aku memasuki kamar sebelah kir pojok nomer dua sebelah kamarku. Aroma khas parfum kakakku langsung tercium olehku. Aku dikejutkan dengan kakaku yang berdandan membentuk jambul didepan cermin sepertinya ia akan latihan basket.

"Kakak? Udah sehat?" Tanyaku memnghampirinya dan duduk diranjangnya.

"Udah. Gue mau latihan dulu.." Katanya langsung mengambil tas dan mencangklongnya di sebelah kanan.

"Kakk?" teriakku sambil mengikuti gerak cepat kakakku untuk turun.

Setelah turun dengan diikuti aku yang dari belakang kakakku terhenti ditangga terakhir karna melihat digo diruang tamu. Untung dengan sigap digo langsung bediri. Kakakku langsung menatapku sambil mengerutkan keningnya meminta penjelasan.

"Pacar loe dek?" Tanyanya sambil menunjuk digo.

"Ehmmm bukan kak.." Kataku kikuk.

"Terus? Ngapain diajak kerumah?" Tanya kakak lagi.

"Dia temen belajar kelompok aku kakak.." Jawabku sambil memainkan jari mungilku.

"Ohh.." Kata kakakku namun membuat aku semakin tegang karna kakakku menghampiri digo dan menatapnya membuat digo tak nyaman. Aku berusaha mencegah namun kakakku terlalu keras kepala.

"Awas loe macem macem sama adek gue.." Kata kakakku sambil menatap manik digo. Namun digo masih bersikap santai walau tak nyaman.

"Nyantai aja kak aku temen dia doang kok.." Kata digo santai.

"Oke gue nitip adek gue. usahakan gak usah sampai malem. kalo bisa gue pulang loe udah gaada disini.." Ucap kakakku dingin dibalas digo dengan tautan alis kanannya saja. Lalu dengan cepat kakakku meninggalkanku dan digo diruang tamu. Aku dan digo menatap punggung kakakku sampai hilang diluar pintu.

"Kakak loe over juga yaa.." Kata digo kembali duduk.

"Gue anak bungsu dan cewek sendiri disini jadi wajar kakak gue kayak gitu.." Kataku mengikuti digo duduk didepannya.

"Udah tau. Kelihatan dari foto loe tuh.." Katanya sambil melirik kearah foto yang terpajang dekat televisi dan aku mengikuti arah pandangnya.

"Kapan mulai belajar.." Celetukku setalah menoleh kearah foto.

"secepatnya sebelum gue dibunuh sama kakak loe karna pulang terlalu malem.." Katanya menyiapkan buku fisikanya dimeja dengan kuikuti pula.

Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang