Part 53

2.4K 156 3
                                    

Digo Pov
Sudah hampir dua bulan setelah masalah kemarin aku dan sisi bersama. Tak ada masalah yang terlalu serius lagi diantara kita. Hubunganku dengan keluarga sisi pun membaik, begitupun sebaliknya. Dengan seperti ini hidupku sudah terasa sempurna bisa dikelilingi oleh orang yang kusayangi dan menyayangiku.

Hari ini aku hanya dirumah, bukan ditempat kos ku karna hari ini aku mendapat libur sebentar setelah menyelesaikan skripsi beberapa hari lalu. Dengan sisi? Sisi masih di kota pendidikannya ia tak mau kuganggu nampaknya ia ingin cepat lulus kuliah dan kunikahi.

"Digo.." Ucap ayahku yang baru saja turun dari atas
"Iyaa yah?" Jawabku dengan masih membaca buku majalah edisi baru
"Ayah pengen ngomong sama kamu" aku mengerutkan kening, nampaknya obrolan ini akan berubah serius.
"Ngomong aja yah.."

Sisi Pov
Aku harus cepat menyelesaikan sekolah ini. Harus! Targetku hanya sepekan ini, masa digo sudah menyusun skripsi dan aku? Ahh aku saja belom jauh melangkah kesana.
Dengan meminum jus orange favorit ku dikantin kampus aku membaca beberapa buku yang menurutku akan membantu saat aku menyelesaikan kuliahkun. Tiba2 handphone di tas selempang berukuran sedang , berwarna peach ku berdering. Siapa yang memganggu ketenangan ku ini?
Langsung kulihat ada sebuah nama yang membuat seutas dibibirku.

"Halo kenapa? Apa aku segitu ngangeninnya sampai kamu aja ngak sabaran?"

"Ahh nampaknya iya. Aku merindukan mu. Hmm si? Aku pengen ngomong sesuatu"  kata digo disebrang telpon.

"Ohh mau ngomong. Ngomong aja kenapa?"

"Aku ngak bisa ngomong via telpon. Bisa ngak seminggu besok aku kan kesana sekalian melihat hasil skripsi. Kamu bisa temuin aku?"

"Seminggu besok? Hmm bisa sih"

"Yaudah nanti aku kabari lagi ketemu dimananya. Oke. See you sayang, belajar yang bener biar cepet selesai. Love you"

"Iyaa. Love you too"

Tuutttt...

Apa yang akan digo bicarakan? Kenapa perasaanku tak karuan? Aduh kenapa digo suka sekali membuat jantung dan perasaanku marathon begini? Seminggu menggantungku dengan sejuta pertanyaan? Ahh kamu jahat sekali digo.

Aku kembali membaca buku sambil memikirkan apa yang akan digo katakan padaku nanti. Ahh kenapa seminggu lama sekali?

Digo Pov
Seminggu kemudian.
Ahh rasanya aku bingung berbicara hal ini pada sisi. Apa sisi akan menerima? Aku harus giat membujuk nya nanti.

"yah digo langsung ke kampus ya? Mau lihat hasil skripsi sekalian nemuin sisi." Kataku sambil memakai sepatu sneakers kesayangan

"Iya digo kamu hati hati. Semoga skripsi kamu tidak mengecewakan sehingga bisa menyelesaikan masalah ayah ini."

"Iya yahh.. sampaikan salamku ke bunda ya. Aku nanti juga akan telpon bunda" kataku sambil mengambil tangan ayah untuk ku kecup.

"Iya jagoan. Berjuanglah!" Katanya sambil menepuk nepuk pundakku.

Hampir 2 jam aku duduk di pesawat aku hanya diam dan bergelut dengan pikiranku. Aku harap semua akan baik baik saja. Skripsi maupun sisiku

Sampai dikota ini aku langsung menelpon bunda. Beliau sangat merindukan ku berulang kali ia bilang kalau aku harus menemuinya di bandung. Yah bundaku sekarang dengan cucunya karna kakakku yang sedang sakit dan suaminya yang tak bisa cuti. Jadi bunda yang menemani keponakan lucuku itu.

Aku langsung bergegas ke kampus menemui dosen yang mengoreksi skripsiku. Dengan menggunakan bus aku sampai di kampus.

Tok. Tok. Tok

"Masuk" suara berat itu membuatku membuka pintu

"Ini digo pak" kataku sopan sambil sedikit mengintip.

"Ahh digo masuklah.." aku menganguk dan menduduki kursi yang sudah disediakan di kantor ini.

"Kau mau melihat hasil revisian mu. Sebentar akan kuambilkan." Aku hanya menganguk dan mengikuti maunya.

"Ini digo skripsi dan hasilnya" katanya membuatku berbinar sedikit bergetar melihat hasil dari skripsiku.
Kubuka pelan dan..

Aku terbelalak membuka skripsiku tak ada yang dicoret? Aku mendongak ke dosenku

"Kau berhasil digo selamat! Skripsimu hampir saja sempurna tak ada revisi" ucapnya

"Hmm terimakasih pak!" Ucapku gugup dan bingung

"Baiklah kau bisa pergi.." katanya kembali duduk dikursinya dan memakai kacamata tebalnya

"Iya pak terimakasih.." aku berlalu sedikit gembira namun juga sedih. Hmm aku harap bisa melewati ini

Aku harus menelpon sisi. Akan kuberi tahu dimana tempat kita akan bertemu

Tuttt. Tut. Tutt

"Halo digo?"
"Iya si."
"Kamu udah sampai mana?"
"Aku sudah sampai kampus daritadi.."
"Kenapa ngak ngabari aku. Kan bisa aku jemput dibandara"
"Hei. Aku sudah menelponmu dirumah tapi kamu gak angkat aku kira kamu sedang ada jam jadi aku ngak nelpon lagi"
"Hehe iya sih.. Gimana skripsi kamu? Aku masih ada jam nih ngak bisa nemuin kamu sekarang"
"Iya gapapa. Nanti malem jam 7, kamu ke cafe deket rumah kamu ya nanti aku ceritain semua sekalian mau ngomong.."
"Gitu okee."
"Belajar yang baik. Aku menyayangimu"
"Aku juga"

Tutt.

Lega sekali bisa mendengar suaranya. Ia tetap saja menggemaskan meskipun itu hanya suara. Gimana kalau ketemu?
Aku akan kembali ke kos dan mengakhiri masa kos ku disana.

Sisi pov
Ahh akhirnya digo sudah sampai dan sudah mengambil skripsinya. Dari suaranya aku bisa menebak kalau ini akan jadi berita bahagia. Aku yakin.

Buru2 aku memasuki kelas setelah tadi izin keluar mengangkat telpon. Dan aku kembali mengikuti jam pelajaran.

Sudah pukul 7 aku berjalan kaki menuju ke cafe dekat rumah. Aku pulang pukul 5 sore tadi menunggu di rumah sampai jam segini membosankan. Aku berjalan sendiri dengan senyum lebar, bagaimana tidak aku akan menemui kekasih ku yang membuatku kalang kabut merindukan nya.
Hanya butuh 5 menit aku sampai dicafe ini kuedarkan pandangan ku keseluruh cafe aku menemukan seseorang yang tak asing bagiku. Memakai kaos putih celana jeans sobek bagian lutut dan sepatu sneakers putih kesayangannya, sambil menikmati secangkir kopi panas

"Dor!! Lama yaa.." kataku dari belakang membuatnya sedikit terhenyak.

"Kamu ngagetin. Ngak lama kok aku juga baru pesen. Kamu ngak pesen?" Katanya sambil mengelus rambutku sayang

"Udah kok nanti juga dateng. Gimana skripsi kamu?" Kataku langsung to the point karna sangat tak sabar.

"Alhamdulillah. Aku ngak dapet revisi sama sekali." Jawabnya sombong. Ohh dasar!

"Benarkah? Hmm kau mulai hebat yaa.." kataku sambil merangkul lenganya manja.

"Aku sudah hebat memang dari dulu buktinya kamu bisa sayang sama aku" ia menjatuhkan kepalanya ke kepalaku pelan

"Pede sekali kamu ini? Sejak kapan?" Aku memainkan ujung bajunya

"Sejak kenal sama kamu"

"Ihhh" aku memukulnya manja dan ia tertawa renyah. Tak sadar pesananku datang

"Terimakasih mbak!" Kataku sambil meminum coffe float kesukaanku

"Hmm katanya kamu mau ngomong?" Kataku sambil menatap matanya yang terlihat lebih segar.

"Iyah aku mau ngomong. Dan ini serius sayang.." katanya sambil menatapku lekat.

"Ohh ya? Oke katakan"

------------------------------------------------
Halloo!!
Maaf ya dikit next di hape nih. Hehe!
Cerita ini akan berakhir dalam waktu dekaf entah kapan.

Jangan lupa baca cerita yang satunya yaa KITA BERBEDA

Jangan lupa vote dan comment nya setelah baca ini!! Oke. Love you!!!

Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang