Part 44

2.4K 173 1
                                    


Digo Pov

kurasa aku sudah lama tertidur di mobil sampai aku tak sadar kalau ini sudah berada dirumah dimana masa kecilku ku habiskan disini. aku mengerjabkan mataku mama yang nampaknya akan membangunkanku tersenyum tulus dan mengelus rambutku.

"Ahhh jagoan tampan mama sudah bangun rupanya. Gimana? masih pusing sayang?"

"Udah baikan kok ma. Udah daritadi ya ma sampai nya?" Tanyaku sambil membereskan beberapa barang yang berserakan di jog belakang tempat yang kududuki.

"Ngak kok baru. mangkanya mama baru mau bangunin kamu. Yuk nak masuk"

Aku hanya menganguk dan bergegas keluar dengan earphone masih tergantung dileherku, Aku menatap rumahku sendiri kagum sudah berapa lama rumah ini kutinggalkan? ahh aku rindu kamarku.

Dirumah ini tidak ada yang berubah tataan masih sama dengan terakhir kali aku meninggalkan rumah ini. Bagaimana dengan kamarku apa masih sama?

Sisi Pov

Setelah berbincang cukup lama dengan bang genta dan  kak claudya aku akhirnya pulang ke kota dimana mungkin aku akan memulai lembaran baru. Mungkin kah aku masih akan bertemu dengan digo? kita memang dikota yang sama namun, ah entahlah.

"Ehh udah sampai mau sampai kapan  dimobil?" Sentak bang genta yang seari tadi mengagetkanku. Lihat saja dalam perjalanan aku hanya tidur selama 1 jam karna bang Genta terus.


"Iya bang tau. ini juga mau siap siap buat turun." Kataku lebih keras dan mendapat kekeh an dari bang genta dan kekasihnya.

Aku turun sambil membenarkan rambutku yang tadi kuncir kuda lalu kuurai menampilkan kesan elegant walaupun pakaian ku masih saja terlihat tomboy. Bang genta tersenyum kearahku lalu mengelus puncuk kepalaku dibalas dengan tatapan kagum oleh kekasihnya.

"Gak nyangka dulu kamu keluar dari rumah masih ingusan, cengeng sekarang udah bak selebritis yang pulang kampung." Ucap bang genta

"Apa sih bang. Masuk yyuk kangen mama nih.."

"Yukkk. Dua wanita cantikku.." Bang Genta merangkul aku dan menggandeng tangan kekasihnya.

Aku memasuki istana yang selalu membuat aku kesepian tapi nampaknya saat kutinggal kini makin sepi. Aku mengedarkan pandanganku mencari penghuni rumah namun hanya ada wanita parubaya yang menghampiri kami dengan hormat.

"Selamat siang non den."

"Ibu pembantu baru?" Tanyaku pelan

"Ngak baru non udah lebih dari 1tahun disini.." Ucapnya kembali padaku sopan

"Ehmmm orang rumah kemana bu?" Tanya bang genta dengan tangan kiri memelukku tangan kanan menggengam tangan kekasihnya

"Anu den non. Si Nyonya lagi sakit mangkanya pada di kamar. sini non den bawaanya biar ibu aja yang bawa.." Kata wanita ini lalu mengambil alih koper kami

"Makasih bu.." Jawab bang genta

Aku masih syok dengan perkataan ibu ini, Mama yang selama ini aku rindukan bahkan pernah menjadi wanita yang aku benci tengah sakit? Wanita yang melahirkanku. Setelah lama tak bertemu lalu bertemu dengan keadaan seperti ini?

"Mama.." Teriakku lalu berhambur lari ke kamar mama. Aku harap kamar mama taak di pindah.

Aku membuka keras pintu kamar mama. Mataku mulai buram karna terhalang oleh air mataku. Sontak orang yang ada didalam menoleh kearah suara yang kubuat. Kak cello , kak acel, papa , ibu dan ayah tengah mengelilingi mama yang tengah lemah di kasur king size nya

"Sisi.." Ucap mereka hampir bersamaan sepertinya sedari tadi mereka tak tau jika aku sudah tiba.

"Mama.." Aku langsung berhambur mendekat ke mama. Wanita itu pucat pasi, lemah dan nampak lebih kurus. aku memegang tangan kiri mamaku lalu menciumnya

"Maa.. sisi pulang. Mama kenapa?" Tanyaku masih terisak

"Sabar sayang.." Ibu mengelus rambutku dengan lembut. Wanita yang juga berarti untukku karna dia yang mengurusku sejak kecil

"Mama kenapa bu?" Tanyaku menoleh ke ibu yang kini juga menitikkan air mata karna aku juga menangis

"Mama kamu sakit sayang, Doakan mama kamu sehat terus yaa.." Ucap ibu dengan nadanya yang gemetar.

"Kenapa ngak ada yang kabari sisi? Kalo tau gini sisi ngak akan sekolah dan jauh dari mama. Sisi bisa jagain mama. Kenapa kalian ngak bilang sih? Apa susahnya telpon sisi?" Nadaku mulai meninggi walau agak serak karna menangis


"Sayang, kami ngak mau ganggu kamu belajar. Gini nanti ibu jelaskan sekarang sisi bersih bersih dulu, makan sambil ibu ceritain yuk.." Ibu menggiringku menjauh dari mama yang belum sadar. Samar aku mengalihkan pandangan ke papa. Lelaki itu hanya menatap tubuh mama yang lemah dengan tatapan kosong

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Apa yang terjadi dengan mama sisi?

Nyambung gak? Haha sambung2in lah yaa...

maaf banget next lama. Btw, makasih atas follow nya. aku sayang kalian

makaasih sudah setia nunggu cerita akuhhh..

muuuuahhhhh


Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang