Part 46

2.8K 173 3
                                    

Sisi Pov

"Gimana udah seneng belom? Bahagia belom?" Tanya ida setelah kami keliling mall dan melakukan semua hal berdua.

"Mendingan.." Aku masih konsen dengan es krim vanila yang sengaja kami beli karna kami berdua sangat menyukai nya

"Btw, Loe ngak kuliah da?" Tanyaku pada ida yang juga menjilat jilat es krim nya

"Kuliah. Tapi lagi libur kan abis ujian." Jawab nya

"Hmmm. Kalo gitu loe besok ada waktu dong.." Tanya ku antusias

"Iya kenapa?"

"Bisa anterin gue nyari rumah digo? Rumah dia kan sekitaran kota sini juga. Gue kangen sama dia. Bisa kan da. plisss.."

ida hanya terbelalak lalu menganguk paksa. seperti nya ia terpaksa menolongku secara aku dulu sangat sakit hati dengan Digo.

"Makasihhh.." Aku memeluknya erat dan dia hanya memukul mukul pelan tanganku

"Tapi gue gak jamin ketemu ya. Karna gue juga udah lupa rumah dia.. Setelah deketan sama rumah loe dia kan pindah. Nah setelah itu gue gatau.." Jawab ida yang masih asik dengan es krim nya.

"Ketemu gak ketemu urusan nanti yang penting kan kita usaha" Seruku

"Kita? Loe aja kali yang usaha gue bantu doang.." Sentak nya membuat kami tertawa bersama.

Cukup lama aku dan ida berada di mall. semua yang aku lakukan dengan dia selalu asik dan menyenangkan aku jadi merindukan risa. Mudah mudahan dia baik baik aja ya.

Digo pov

"Mama sama papa lama banget sih? Katanya jenguk dirumahnya bukan dia Rumah sakit tapi kok lama?" Tanyaku aneh karna mam dan papaku hampir tengah malam baru pulang.

"mama sama papa tadi juga ngomongin tentang pernikahan kamu nak.." Jawab mama pelan

"Pernikahan? Aku? Kapan digo mau nurutin perjodohan itu?" Jawabku kaget karna tidak pernah menyangka orang tuaku senekat ini

"Digo, kamu pasti suka sama perempuan yang mama papa pilihkan!" Sentak papa

"Bukan masalah itu pa, Digo sudah punya pilihan dan digo akan kenalin ke papa dan mama dalam waktu dekat, dia baik buat digo.." Terangku dengan memelas

"Baik buat kamu belom tentu baik buat keluarga kita digo, kamu ingat papa punya banyak hutang dulu hingga sekarang beliau mau bantu papa dan akhirnya papa sukses. Papa hanya ingin balas budi. Apa susahnya kamu nurut. Lagian papa menjodohkan kamu bukan dengan wanita buruk rupa. Dia wanita cantik dan baik baik.."

"Pacar digo juga--"

"Cukup digo papa ngak mau debat lagi. Kamu harus mau nerima semua ini dan putuskan pacar kamu atau papa yang akan cari tau dan papa akan bertindak sendiri!!"

"Pa ngak bisa kayak gitu paa.." teriakku saat papa menuju kamar, aku akan mengejar namun tanganku seperti ada yang menahan. Ya mamaku lah orang nya

"Sayang, plis turutin papa ya. Kamu lupa dulu kecil sesayang apa papa sama kamu? Papa selalu nurutin kamu kan walaupun papa ngak mampu. Sesekali jangan penting kan ego kamu sayang.." Kata mama sambil mengelus rambutku

"Aku cinta sama orang lain ma. Mana mungkin aku bisa tinggalin dia demi semua ini.." Jelasku dan mama langsung memelukku erat

"Jalani ini dulu sayang. Jika kamu dan kekasihmu jodoh. Tuhan pasti punya cara buat nyatuin kalian. Kamu yakin kan?" Mama berkata di pelukan ku

aku hanya menganguk dan membalas pelukan mama dengan erat. Terimakasih Tuhan kau berikan seorang ibu yang mampu menenangkan pikiranku

sisi pov

Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang