Part 26

3.8K 261 2
                                    

"Loe mau minum apa?" Tanyanya sambil melihat kearahku yang sudah duduk di sofa empuknya.

"Apa aja dehh.. Jangan lama atau loe bakal gue tinggal lagi.." Jawabku santai sambil melepaskan tas yang sedari tadi menggantung dipundakku.

"Ditinggal? maksut loe?" Tanyanya binggung. Sisi memang mempunyai otak kadarnya rendah.

"Yaelah sii.. Loe ngak inget beberapa hari yang lalu gue ninggalin loe ngejain tugas selesai duluan?" Paparku membuatnya sedikit tersenyum kecut padaku.

"Kali ini loe yang gue tinggal.." Ia langsung berlalu menuju dapur yang terlihat dari sofa yang aku duduki

"Maksut loe?" Ungkapku pada sisi yang sekarang malah sisi tersenyum licik sambil menuangkan jus jeruk kedalam dua gelas.

"Gue udah selesain tugas guee.." Ucapnya yang menuju kearahku sambil menaruh jus jeruk yang ia bawa dari dapur.

"Gila! terus apa gunanya gue kesini?" Pekikku sedikit keras yang membut sisi menutup kupingnya mencoba menghinaku.

"Pelan pelan kalo ngomong ntar kakak gue bangun! Ehh salah sendiri loe suka godain gue. yaudah sekalian aja gue bales lo.." Ucapnya santai sambil meminum jus jeruk yang ia sajikan sendiri

"Kurang ajar!" Aku langsung mengambil tasku dan akan beranjak pergi dari rumah sisi ralat istana maksutku.

"Loe mau kemana?" Teriaknya sedikit kuwalahan sambil meletakkan gelas jusnya diatas meja lagi.

"Pulang! Kan gak ada gunanya lagi gue disini.." Ucapku sedikit mendidih bagaimana tidak aku capek capek dari futsal kesini untuk nemenin dia eh malah dia udah ngerjain duluan.

"Ihh ngambekan banget sih loe.. Duduk balik sini duluu.." Ucapnya sambil menarikku duduk kembali didekatnya dan ia mengambilkan jus jeruk yang dimeja itu padaku.

"Minum dulu.." Bodohnya aku menuruti saja kata sisi yang menyebalkan ini. Sisi membantu meletakkan jusku kembali kemeja.

"Gue becanda kellesss.." Ucapnya sambil mengeluarkan buku tulis dari kolong meja ruang tama yang kurasa berisi tumpukkan majalah.

"Maksut loe?" Aku  mulai binggung dengan sikap sisi yang menurutku tak masuk kedalam otak berlianku ini.

"Loe percaya kalo gue ngerjain sendiri?" Katanya masih membolak balikan buku tulisnya tanpa menatapku.

"Ngak yakin sih gue. kemaren aja gue suruh ngerjain 3 soal fisika loe ngak berkutik.." kataku santai sambil menatapnya yang masih fokus pada bukunya

"yaudahh.." Dia tersenyum tipis lalu melihatku dengan tatapan berhasil mengerjaiku seorang digo yang pintar nan cerdas ini.

"Resek yaa loee.." Aku mencubit kecil pipinya yang membuatnya mendelik karna tingkahku yang mungkin keluar batas ini.

"Apaan sih loe nyubit nyubit.. Sok unyu banget loe.." Dia tertawa malu sambil mendorong tubuhku yang hanya bergerak mengikuti tangan sisi bergerak.

"Gapapa.. Pipi loe terlihat nyebelin aja mangkanya gue cubit.." Jawabku asal sambil mengelarkan buku fisika dan mulai mengerjakan soal yang diberikan guru padaku dan murid satu kelas.

Kami mengerjakan dengan bercanda sesekali ternyata sisi tak seburuk yang aku duga. Aku kira dia hanya gadis pendiam yang jarang sekali berbicara namun kenyataannya dia yang banyak bicara dan menemukan banyak topik. Sisi juga yang mendominasi pertanyaan dia suka sekali bertanya dia memang bisa dijuluki ratu kepo.

"Selesai.." pekiknya sambil meletakkan bulpen yang sedari tadi ia genggam untuk menulis.

"Jam berapa sekarang?" tanyaku sesekali melirik sekitar mencari jam dinding dan membereskan bukuku kedalam tas.

"Loe nyari jam dinding kayak orang apa aja sihh.. Kan loe bawak jam tangan.." ucapnya membuatku terkekeh. sebenarnya aku berkata seperti itu ingin membuka topik malah ia yang memojokanku.

"eh iya iya.." Aku berpura pura terlihat bodoh karna teoriku yang gagal

"Jam 19.45 gue musti pulang.." Ucapku lalu berdiri dan ia hanya menganguk dan ini kesempatanku menggodanya lagi.

"Loe jangan diem gitu dong.. Loe ngak mau gue pulang yaudah deh gue duduk lagii.." kataku disambut dengan pelototan nya dengan ia menahan senyum.

"Yang ngak ngebolehin loe pulang siapa? Lagian gue nganguk doang karna males jawab aja.." Jelasnya yang masih berdiri sambil melotot kearahku.

"Males jawab tapi nyerocos aja loee.. Udah gue pulang!" Kataku yang langsung keluar diikuti dengan dia dibelakang yang seperti biasa mengantarkanku keluar. Dia memang tuan rumah yang baik.

Aku menaiki motorku dan berfikir kenapa keluarga sisi hanya ada kakaknya yang dingin itu. Kata ayahku sisi mempunyai 3 orang kakak bukan kata ayah saja sisi juga pernah cerita namun kenapa sisi dirumah hanya berdua saja? kemana yang lainnya?

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang