Part 30

3.8K 256 1
                                    

Semenjak kejadian itu aku tak pernah bertegur sapa dengan sisi padahal kita satu kelas namun tetap saja. Sepertinya sisi sudah terlalu marah padaku yang memang aku keterlaluan berbicara seperti itu seperti tak memikirkan perasaan sisi.

Sekarang hampir 3 tahun aku seperti tak mengenal sisi tiada yang membuat hariku berwarna lagi. Tidak ada yang kugoda lagi hingga ia marah padaku. Aku dan sisi sudah berpisah kelas 2 tahun lalu. Aku dan sisi berpisah saat kelas 2 SMA hingga kini aku sudah 3 SMA bahkan sudah lulus akan melanjutkan keperguruan tinggi.

Setelah pengumuman kelulusan aku dan seluruh teman sekolah pergi kesekolah. Aku ingin berbicara bersama sisi kali ini aku tidak mau kehilangan moment orang yang sangat mencintaiku bahkan lebih dari mencintai dirinya. Aku celingukan mencari sisi namun tak menemukannya tapi aku melihat ica yang sedang sibuk dengan berkas kelulusannya.

"Ica.." Panggilku padanya yang membuatnya menoleh dan menghentikan aktifitasnya.

"hai digo pa kabar?" Tanyanya dengan mengulurkan tangannya padaku.

"Baik ca.." Kataku membalas uluran tangan ica. Disambut dengan senyum ica yang menurutku masih manis senyum sisi. Ahh digo kau terlambat menyadari itu.

"Loe mau kemana abis ini. Kerja?" Tanya ica membuka kecangguganku yang tak enak akan menanyakan sisi pada ica.

"Gue kuliah kok ca. Lagian kalo kerja kerja apaan? Ijazah SMA doang.." Aku tertawa miris dan dia tertawa lebar membuatku ingin tertawa lebar juga. "Kalo loe?" Tanyaku balik karna tak adil jika ica terus yang bertanya.

"Gue mau terbang kebandung. Alhamdulillah sih udah keterima disana.." Kata ica sambil tersenyum sumringah dan kuikuti senyum bangga

"Gilaa.. GOkil dong loe ke bandung.." Kataku takjub bagaimana tidak. Bandung universitas yang amat favorit dan agak susah masuk kesitu juga dia hanya menanggapi dengan senyum

"Oh iya. Loe ada perlu apa? Tiba tiba manggil gue.." Kata ica yang sepertinya bisa menebak apa isi pikiranku

"Hmmm.. Anu.. Itu apa yaa.." Kataku gelagapan membuat ica mengangkat alisnya aneh melihatku

"Sisi?" Ucapnya cepat membuatku mengangguk malu dan menatap kearah lain

"I...iyaaa.. Dia kok ngak ambil ijazah?" Tanyaku sambil melihat ica yang memandang kearah lain

"Dia ijazah diambil sama kakaknya digo" Katanya singkat sambil melihatku dan menutupi kepalanya memang hari ini sangatlah panas

"Terus sisi?" Aku tersentak kaget bagaimana tidak sisi tak mengambil ijazahnya melainkan kakaknya apa ia menghindar dariku? Apa begitu besarkah salahku padamu si? tanya batinku pada diriku sendiri

"Gatau sih. Katanya dia udah ditempat kota universitasnya. Tapi dia ga kasih tau kita dimana daerahnya. Kita juga gatau sih kenapa sisi kayak gitu.." jelas ica yang masih dalam posisi menutupi kepalanya dan aku masih sibuk dengan ribuan tanya yang menyeruak dalam pikiranku

"Digooo?" Panggil ica yang berhasil membuatku tersentak kaget lalu melihat ica

"Iya ca sorry.." kata sambil menggatuk tengkukku salting karna ketahuan benggong saat berbicara

"Hmm digo. Gue mau langsung dulu yaa masih ada keperluan lain. Sorry ngak bisa kasih tau banyak soal sisi. Karna gue sama ida sendiri ngak dikasih tau banyak ttg dia. sorry banget digo.." Katanya sembari melihat jam tangan yang melingkar ditangan kiri ica.

"Iya gak papa kok ca. Lagian gue cuman tanya kok. Btw kalo loe ketemu sisi bilangin kalo gue minta maaf yaa.." Kataku pasrah sambil menunduk. Ayolah! ini bukan gue banget! Jatuh hanya karna seorang wanita

"Hmm. kalo kalian jodoh pasti ketemu kok.. Mungkin ini love story yang tuhan tulis buat kalian. Kalo gue ketemu sisi ntar gue sampein kok.." kata ica sambil mengelus pundakku miris melihatku yang seperti ini

"Makasih ca.." Ica hanya mengaguk langsung meninggalkanku dan aku hanya ambruk ke kursi taman yang ada didekat tempatku tadi. Aku sangat menyesal akan perkataanku sendiri. Bagaimana tidak? Hanya karna mulutku yang tak terkontrol aku kehilangan seseorng yang bisa membuatku merasa istimewa selain dikeluargaku. Ahh! percuma sekali aku seperti ini semuanya sudah terlambat. TERLAMBAT!

Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang