Part 19

4K 298 0
                                    

Hari hariku kulalui dengan biasa satu minggu ini. Soal digo ya mungkin kita makin dekat namun kita tak pernah membicarakan hubungan hanya berbicara sewajarnya saja. Namun memang selalu ada pertengkaran kecil didalamnya.

Hari ini aku dan digo ada jadwal untuk pulang bersama karna ada tugas yang menungguku. Aku bahagia namun seperti biasa aku selalu berpura pura tak bahagia bila dekat dengannya hanya untuk tidak terlihat murahan dihadapannya. Hampir 20 menit aku menunggunya namun batang hidungnya tak muncul sama sekali.

"Si.. Lama yaa.." Akhirnya suara ini muncul juga.

"Bayangin aja dari pulang sekolah sampe rapat gak guna loe itu kelar.." Kataku lalu pergi meninggalkannya menuju keparkiran terlebih dahulu.

"Enak aja gak guna. Itu rapat futsal kelles.." Teriaknya langsung mengikutiku. Tiba tiba ada suara yang membuatku menoleh.

"Digo.." Teriaknya membuatku dan digo menoleh bersama.

"Tia?" Ucap digo senyum lalu berhenti mengerjaku.

Aku yang tak mendengar pembicaraannya hanya bersandar dipilar dengan kaki kebelakang dan memainkan hpku. Astaga! ini lama sekali ingin rasanya aku menarik digo dari sana dan mengajaknya pulang supaya lebih cepat belajarnya. Ralat! Aku cemburu sekarang ini!

"Kamu hati hati yaa. Aku minta maaf.." Samar aku mendengarkan kata digo diikuti wanita itu melihatku sambil tersenyum dan kubalas senyum juga. Ia pun berlalu dan aku langsung berdiri tegak dengan tangan didada.

"Pacar loe?" Pekikku sambil menatap digo malas.

"Cemburu?" Tanya digo balik sambil menatapku licik.

"Gue tanya doang kok. Lagian gue ngak mau dia bersangka buruk aja ke gue. Ntar gue dibunuh lagi. Itukan errrr.." Jawabku seoalah jijik membuat digo mengigit bibir bawahnya ntah apa yang ia rasakan.

"Bikin gue gemes tau gak loe.." Ucapnya membuatku mati kutu tak bergerak sama sekali. Hanya pipiku yang mengartikan aku pun berlari sambil menutup pipiku.

"Cepet digoooo.. Atau gue bakal pulang sama supir gue!!!" Teriakku sambil masih lari dengan pipi yang masih merona.

Aku menunggu nya didekat motornya dengan bersandar. Ia berjalan gontai sambil tersenyum tak jelas didepanku.

"Apa loe? Senyam senyum gajelas.. Cepet dong!" Sentakku membuat digo langsung menuju depan motornya bersiap untuk pulang.

"Loe yang nebeng loe juga yang bawel.." Dumelnya sambil memundurkan motornya dengan cepat aku langsung menaiki nya dan memegang bagian belakang untuk pegangan. Tak mungkin aku berpegangan dengan digo.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Tak sampai 15 menit aku sampai dirumah istanaku ini. Aku menyuruh digo masuk seperti biasa ia langsung menuju keruang tamu dan menyalakan tv. Hari ini aku dirumah hanya berdua dengan digo karna kakakku sedang pergi. Tapi tenang saja aku sudah ijin ke kak cello jadi digo tak akan kena semprot.

"Tunggu bentar ya gue mau ganti baju dulu.." Ucapku sambil berlalu kekamar. Hanya butuh waktu 5 menit aku mengganti bajuku dan menghampiri digo lagi.

"Selesai.." Pekiknya membuatku melihatnya tak adil karna ia meninggalkanku mengerjakan tugas ini.

"Curang. Kok loe ninggalin gue?" Tanyaku sambil duduk didekatnya lalu melihat bukunya.

"Napa? Loe lama ganti baju doang juga.." Katanya sambil meminum minum yang kusediakan.

"Ihh cuman 5 menit" Pekikku tak terima.

"Iya udah bawak nih buku gue. Gue contekin nihh.." Ucapnya sambil menyodor sodrokan bukunya dan aku hanya menganga.

"Ngak makasih. Gue bisa. Yaudah pulang sekarang gaada perlu kan..." Kataku sambil memakan cemilan yang ada dimeja.

"Okee gue pulang!" Ucapnya berlalu dan aku tak mengikutinya hanya asik dengan cemilanku.

"Loe ngak ngikutin gue? Masak ngak dianter.." Ucapnya sambil memegang gagang pintu dengan tangan disaku dan gaya sok kerennya.

"Iya gue anter nihh.." Aku berdiri dan mengatarnya pergi kedepan dengan biasa tangan didada.

"Ehh tia tadi bukan cewek gue. Gue cuman HTS doang..!" Jelasnya sambil memakai helm. Aku hanya mendelik mendengarnya seperti tau saja kalau aku cemburu.

"Terus penting nya buat gue?"  Tanyaku dengan sambil mendelik tak percaya.

"Iya kali loe mau tanya tapi loe malu. Gue pulang!" Lanjutnya langsung menancapkan gasnya meninggalkanku yang masih mati kutu karna ulah digo. Apakah ia mulai peka? Pertanyaan itu yang langsung memenuhi otakku.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

SORRY BARU LANJUT!

WI-FI NYA MASALAH HEHE..

MAKASIH VOTE NYA YAA...

-MPRILLNDOOO

Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang