Part 17

4K 272 0
                                    

Aku berlari kecil memasuki perkarangan rumah dan menuju pintu rumahku. Saat didepan pintu aku menormalkan wajahku seperti saat aku keluar dari rumah aku juga menyembuyikan boneka yang berukuran sedang kebelakang tubuhku. Aku memasuki rumahku dengan tangan dibelakang dan melewati abangku dengan santai berharap ia tak terfokus padaku. Awalnya aku sedikit lega namun tiba tiba.

"sisi.." Panggil abangku yang membuatku tersentak dan menoleh kearahnya.

"Iya bang.." Kataku sedikit kaku.

"Kamu kenapa jalan kaku banget gitu?" Tanyanya karna melihatku jalan yang tak wajar seperti menyembunyikan daerah belakangku.

"Masak sih? Ngak biasa aja kok.." Jawabnya dengan senyum kaku yang kubuat buat.

"Terus yang dibelakang kamu itu apa?" Deg! Hayo sisi kau akan menjawab apa kali ini.

"Apasih bang orang gak ada apa apa.." Kataku sambil mengangkat tanganku bergantian karna masih menyembunyikan boneka pemberian digo.

"Itu ada kok.." Abangku mulai menghampiriku dan sungguh berkeringat dingin kali ini.

"Abang mau ngapain?" Tanyaku sambil memundurkan tubuhku karna takut ketahuan oleh abangku.

"Sini kamu pikir abang gatau.." Dengan langsung abangku sedikit mengarahkan tangannya kebelakang untuk mengambil benda yang ada ditanganku.

"Gaada bang..." Aku menepis tangan abangku supaya tak mengenai boneka pemberian digo.

"Mana sisi. Abang mau lihat.."

"Gaada bang.."

"Sisi!!!"

"Apasih sisi ngak bawa apa apa.." Deg! Boneka itu jatuh dengan sigap abangku mengambilnya membuat tubuhku beku kalau ia tau itu dari digo.

"Ini apa?" Tanyanya sambil menunjukkan boneka teddy bear dihadapanku.

"Boneka." Aku berusaha merebut boneka itu namun nihil abangku lebih tinggi dariku.

"Perasaan kamu ngak bawa apa apa pas keluar. Kamu bawa hape doang.." Kesempata sisi! Kamu harus bisa ngeles dari abangmu ini.

"Ihh.. Abang aja yang ngak jeli orang aku bawa boneka. Buat dipeluk pas aku kedinginan diluar" Abangku langsung mati gaya sepertinya mencoba mengingat sesuatu.

"Iya kah?" Tanya abangku sekali lagi dengan masih tak percaya.

"Iya abangku sayang.." Kataku biasa agar abangku satu ini percaya kalau itu boneka dari dalam rumah.

"Tapi? Abang ngak pernah lihat kamu dibeliin boneka ini.." Haduhh! Kau akan menjawab apa lagi kali ini sisi Batinku seakan ikut berfikir.

"Ini boneka dibeliin ibu kok..." Ucapku sedikit pelan karna takut abangku mengetahui kalau aku bohong.

"Iya kah?" Tanya abangku lagi sambil melotot.

"iya abang.." Ucapku sambil merebut boneka itu dan pergi meninggalkan abangku untuk kekamar.

"kalo gitu kenapa kamu sembunyiin dari abang?" Tanya abangku sambil melihatku yang mulai menaiki tangga rumahku.

"Mau bikin abang kepo aja.." Ucapku enteng sambil berjalan ringan karna aku berhasil kali ini akulah yang menang.

Kini aku sudah berada dikamar indahku. Aku merebahkan tubuhku yang lelah karna berdebat dengan abangku tadi. Digo kau membuatku susah kali ini batinku seakan berkata begitu. Aku menatap boneka coklat teddy bear itu. Rasanya aku tak pernah berharap untuk diberikan sebuah boneka ini dengan digo. Bahkan aku hanya ingin perhatian dan sikap baiknya saja namun aku dapat paket complit dari digo walaupun awalnya dia dingin dan membuatku geram. REJEKI ANAK SHOLEH!

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Pukul 6 pagi aku sudah siap dengan segala kebutuhan ku kesekolah. Hari ini adalah hari senin hari sibuk bagi seluruh orang yang ada dirumahku. Aku baru keluar dari kamar samar samar aku mendengar bunyi dari piring dan seperangkat alat makan lainnya. Akupun menghampiri meja makan yang sudah ada seluruh anggota keluargaku.

Mereka sibuk dengan makanan masing masing. Bang genta yang sudah memakai baju kuliahnya, kak cello yang sudah rapi dengan seragamnya, Sama dengan kak acel, Dan papaku yang nampak gagah dengan baju jas hitamnya, Dan mamaku yang sibuk mengitari meja makan untuk meyiapkan makanan untuk keluarganya. Aku sangat jarang melihat mereka seperti ini

"Pagi.." sapaku yang membuat mereka menoleh serentak.

"pagi sayang.."

"Pagi mbem.."

"Pagi kecil tembem" sapa mama, Bang genta dan kak acel hampir bersamaan.

"Mama ngak kerja?" Tanyaku lalu duduk disamping kak cello yang asik dengan makanannya.

"Iya mama kerja tapi nyempetin nyiapin sarapan. Papa sih ngak buru buru cari pembantu.." Cerocos mamaku sambil menuangkan susu untukku dan memberikan selembar roti kepiringku.

"Cari yang tepat dan sungguh sungguh kerja itu susah ma.."Jawab halus papaku sambil sibuk dengan tas hitamnya.

"Aku berangkat ma.."

"Aku juga ma pa.."

"Berangkat pa ma.." Teriak bang genta, Kak acel dan kak cello hampir bersamaan.

"Iya hati hati sayang.." Ucap mamaku bahkan mereka tak sempat cium tangan? Cukup kugelengkan kepala saja.

"Papa duluan ma.." Kata papaku lalu menghampiri mama yang sedang duduk didekatku.

"Iya pa ati ati.." balas mamaku sambil mencium tangan papa dan cepika cepiki dengan papaku.

"papa duluan ya putri papa.." papaku mengacak sayang rambutku dan aku mencium sigap tangan papaku.

Tak lama papa berangkat mama kembali kekamar dan meninggalkan makanan yang hampir separuh habis ini. Aku mendengar hentakan sepatu mama kemaripun menoleh.

"Si mama berangkat dulu yaa.." Ucap mamaku sambil mencium pipi kananku.

"Aku berangkat sama siapa ma?" Tanyaku binggung karna memang aku tak tahu berangkat dengan siapa.

"Sama ibu atau ngak temen gitu. mama udah telat si. Lagian masih jam 6.15 cukup lah buat kamu cari tebengan.." Ucap mamaku enteng. Setega itukah mamaku ini aku kembali menghabiskan makananku sambil berfikir dengan siapa aku berangkat tanpa menghiraukan perkataan mama terakhir saat akan bekerja

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

MIRIS BANGET SI SISI..

INI KISAH TEMENKU SUNGGUH LOH. TAPI ADA SEDIKIT YANG AKU RUBAH LAH CERITANYA.

-MPRILLNDOO


Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang