Tiba-tiba tersengar suara yang menggelegar, memecah keheningan rooftop,"Biarkan dia pergi, sekarang!" ucap suara itu dengan keras dan penuh amarah.
Rama, masih terkurung dalam cengkeraman ketakutan, merasakan detak jantungnya melompat. 'Siapa itu? Apakah mungkin...?' pikirnya, harapannya tumbuh, tapi masih ragu.
Saat ia menoleh, ia melihat sosok tinggi besar berdiri dengan gagah, bayangannya memanjang di bawah cahaya matahari. Otot-ototnya menegang di bawah seragam, dan matanya menyala dengan kemarahan yang tak tertahankan. Sosok itu berdiri tegap, seperti pahlawan yang muncul dari cerita epik.
Melihat sosok Dewo, air mata Rama langsung mengalir. Ia merasakan seluruh otot Jamal menegang.
"D..Din, bukannya lo bilang Tasya dan Bella udah nanganin si kingkong!?" kata Jamal melengking.
Dinda, yang terkejut dengan kedatangan Dewo, tiba-tiba kehilangan kepercayaan dirinya. Ekspresi di wajahnya berubah-ubah dalam sedetik antara ketakutan, kebingungan, akhirnya menjadi amarah
"Bang Dewo, Aku lakukan ini semua untuk kamu! Kamu mutusin aku gara-gara bencong ini kan?! Dia mulai nularin lo kan Bang?!" ucap Dinda dengan suara yang bergetar.
Mata Rama ikut membelalak mendengarnya 'Bang Dewo udah mutusin Dinda!?' pikirnya.
"Bu..bukan begitu Din! Aku..." ucap Dewo, suaranya terdengar ragu dan tidak pasti. Dewo tampak berusaha mencari kata-kata yang tepat untuk menjelaskan situasi yang rumit ini.
Sebelum Dewo bisa melanjutkan, Dinda dengan cepat mengeluarkan ponsel dari tasnya dan membuka galeri foto.
"Ini buktinya!" bentak Dinda.
Di layar ponsel itu, terpampang jelas foto-foto Rama yang diambil Dewo tanpa sepengetahuan Rama. Foto-foto itu menangkap momen-momen Rama dalam berbagai kegiatan sehari-hari, dari senyumnya yang tulus saat ia tertawa bersama teman-temannya di kantin, hingga tatapan seriusnya ketika ia tenggelam dalam pemikiran saat pelajaran.
Rama merasakan hatinya berdebar.
"Dan pesan whatsapp ini juga!" kata Dinda , lalu membacakan pesan yang belum sempat terkirim itu "Maafkan aku, Rama. Aku kabur bukan karena aku benci kamu, tapi aku takut... takut akan perasaanku sendiri," tulis pesan tersebut. Rama merasa seakan-akan dunianya berubah saat itu juga, sebuah perubahan yang membawa kelegaan dan kebingungan yang luar biasa.
"Aku bingung, Rama. Bingung dengan perasaan yang kurasakan padamu, yang lebih dari sekedar teman," lanjut pesan Dewo. Rama merasakan getaran dalam setiap kata itu, seakan Dewo sedang berbicara langsung padanya. "Setiap kali aku melihatmu, hatiku berdebar. Tapi aku juga takut, takut akan apa yang akan terjadi jika aku mengakui perasaanku ini," baca Dinda dengan suara yang bergetar.
Rama menatap Dewo, matanya mencari kebenaran di balik kata-kata yang tertulis. Dewo, yang berdiri dengan kepala tertunduk, tampak berjuang dengan emosi yang membelitnya. "Aku takut akan penolakan, takut akan pandangan orang lain, dan yang paling aku takutkan adalah kehilangan kamu sebagai teman," lanjut pesan tersebut.
Dewo mengangkat kepalanya, matanya bertemu dengan pandangan Rama. Ada momen keheningan di antara mereka, sebuah momen yang penuh dengan emosi yang tidak terucapkan. "Aku tidak tahu harus berbuat apa, Rama. Aku hanya ingin kamu tahu bahwa kamu berarti lebih dari sekedar teman bagiku," tutup pesan itu. Rama merasakan dadanya terasa sesak, seakan-akan ribuan kata ingin keluar dari mulutnya, tetapi tidak ada yang mampu terucap.
Dinda, yang menyaksikan pertukaran pandang antara Dewo dan Rama, merasakan amarah yang memuncak. Tatapannya tajam dan penuh ancaman. "Kamu harus minta maaf, Dewo. Bilang aja itu semua karena Rama," katanya dengan suara yang keras dan penuh ancaman. "Bilang kamu terpaksa mutusin aku karena dia. Kalo nggak, aku pastikan Rama nggak bisa 'menulari' orang lain lagi," lanjutnya, sambil mengacungkan pisau lipatnya dengan ancaman yang jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
PENTIL DEWO
RomanceSebuah kelemahan, sebuah obsesi, dan sebuah hubungan yang tak terduga. Rama, seorang remaja gay cerdas dengan fetish yang spesifik-tubuh berotot-mengincar Dewo, remaja macho dan berotot. Tapi ada satu rahasia yang Dewo simpan, sebuah kelemahan yang...