Andara meraih ponsel itu dan segera berjalan ke ambang pintu. "Kalian berdua lanjutkan belajar ya. Nanti malam aku akan masak hidangan spesial. Sesuatu yang penuh protein untuk mendukung perkembangan ototmu, Dewo. Ever heard of 'Grilled Chicken Quinoa Bowl'? Itu menu andalanku. Pasti kamu suka!"
Dewo merasa perutnya berkerut mendengar kata 'protein' dan 'Grilled Chicken Quinoa Bowl'. Kedengarannya sangat menggiurkan. "Wah, mantap, Tante! Aku tunggu ya."
'I love you Mama,' batin Rama sekali lagi, melihat ibunya itu pergi dengan ponsel Dewo di tangan, pastinya akan membuat Dewo tak bisa pergi.
Ia kemudian menoleh ke Dewo, yang sudah duduk kembali di kursi belajar, otot-ototnya yang besar dan definisi yang jelas pada lengannya tampak sempurna dalam cahaya lampu kamar. Ia merasa ada kehangatan yang menyebar dalam dirinya, seolah-olah seluruh dunia sedang memberinya pelukan.
Andara menutup pintu dengan lembut, meninggalkan Rama dan Dewo dalam sebuah ruangan yang seolah berubah menjadi dunia tersendiri-dunia yang terisi oleh aroma lembaran buku, catatan-catatan di atas meja, dan tentu saja, Dewo yang hanya mengenakan celana panjang abu-abunya.
"Oke, kita lanjut ya?" kata Dewo, tersenyum pada Rama. Cahaya dari lampu kamar menyoroti setiap kontur otot di tubuhnya, membuatnya tampak semakin perkasa.
Rama mengangguk, perasaan bahagia dan harap bercampur jadi satu. Ia berjalan mendekati Dewo. "Sebelum kita masuk ke pelajaran selanjutnya, aku mau cerita sesuatu," kata Rama sambil menempatkan tangan kanannya di bahu Dewo.
Merasakan sentuhan itu, Dewo segera mengkontraksikan otot bahunya, menunjukkan definisi dan kekencangan yang selalu ia banggakan. Rama terpikat, namun matanya bergerak turun, mendekati dua titik lemah yang dikecup oleh cahaya lampu: puting Dewo, yang dikelilingi oleh area berwarna dark coklat Toblerone. Mereka adalah simbol dari apa yang dia ditemukan: sebuah celah dalam benteng Dewo, di mana pria perkasa ini bisa jadi rapuh.
"Saat penjajahan, Gubernur Jenderal Vandenbosch dikenal sangat kuat dan ditakuti. Kekuatannya mampu menjaga Belanda mempertahankan kendali atas Indonesia," Rama memulai, tangannya perlahan bergerak dari bahu Dewo, memasuki area dada Dewo.
"Bentengnya seakan tak tertembus, dia sukses mematahkan banyak pemberontakan dan membuat rakyat Indonesia patuh. Tapi..." Rama berhenti sejenak, tangannya merayap begitu perlahan mendekati tujuannya. "Dia punya satu titik lemah. Dia jatuh cinta dengan seorang wanita pribumi. Ketika wanita itu diculik, dia jadi linglung dan membuat banyak kesalahan."
Dewo menarik nafas dalam, menyadari ada lebih banyak hal untuk dipikirkan selain sekadar pelajaran sejarah. "Wow, nggak nyangka sejarah bisa se-menarik ini," katanya, wajahnya nampak berubah, seakan sedang berusaha memproses sesuatu yang baru.
"Seperti Gubernur Vandenbosch, kita semua punya titik lemah yang bisa membuat kita jadi manusia, membuat kita merasakan, dan kadang-kadang membuat kita jatuh," kata Rama, tangan Rama meluncur mengikuti lengkungan otot dada Dewo yang membusung, seperti ular yang mengincar mangsanya. Ia bisa mersakan otot Dewo makin menegang dibawah sentuhannya, denyut nadinya makin cepat di bawah kulitnya.
'Tunggu, maksud Rama soal titik lemah itu...' Dewo memutar otaknya.
Sebelum Dewo bisa meenyelesaikan pemikirannya, jari Rama sudah tiba di dua titik lemah Dewo-dan dunia seolah berhenti berputar.
Dewo merasakan setiap serat ototnya berkontraksi, sebuah lenguh keras keluar dari bibirnya tanpa bisa ia cegah. Rasanya seperti tersengat listrik, seperti ada aliran energi yang meledak-ledak di dalam dirinya, melumpuhkan seluruh sistem sarafnya.
Saat Dewo menyilangkan lengan berototnya untuk melindungi melindungi dua titik itu seolah-olah mereka adalah harta karun yang paling berharga. "Tu...tungu," katanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PENTIL DEWO
Roman d'amourSebuah kelemahan, sebuah obsesi, dan sebuah hubungan yang tak terduga. Rama, seorang remaja gay cerdas dengan fetish yang spesifik-tubuh berotot-mengincar Dewo, remaja macho dan berotot. Tapi ada satu rahasia yang Dewo simpan, sebuah kelemahan yang...