••• Bab 1

443 38 14
                                    

Keira pernah merasakan rasanya menjadi wanita yang paling bahagia di dunia saat ia dicintai oleh seorang Argenta Baskara.

Awal-awal kisah mereka dimulai saat mereka bertemu di salah satu pentas seni di acara universitas tempat dimana mereka berkuliah. Keira yang mengambil jurusan designer sedangkan Baskara mengambil jurusan arsitektur.

Kedua nya bertemu dan saling kenal saat mereka berdua menjadi panitia acara pentas seni tersebut. Sebenarnya Keira kurang suka berorganisasi, ia terlalu nyaman dengan circle yang kecil. Tapi karena sedang banyak masalah yang menimpanya karena orang tuanya harus bercerai, Keira mulai mencari dan mengikuti banyak kegiatan untuk melupakan kejadian tersebut agar Keira tidak begitu terpuruk meski kegiatan tersebut memaksa Keira untuk banyak bersosialisasi dengan banyak orang.

Ternyata berorganisasi gak semenakutkan itu. Pikir Keira.

Karena belum terbiasa dengan banyak orang, Keira masih suka menyendiri disela-sela kegiatan sembari menggambar design-design yang terlintas di kepalanya.
Saat itu lah Baskara datang. Membawa sepotong roti dan air mineral untuk Keira saat ia sedang duduk di bawah pohon.

“Kalau diperhatiin, kamu sedikit introvert, ya. Jarang bergaul sama anak-anak yang lain kalau lagi break” ujar Baskara.

Keira mematikan ipad nya dan meraih air mineral yang diberikan Baskara.

"thank you

“Aku memang gak terbiasa aja berinteraksi dengan banyak orang. Gak tau juga kenapa. Tapi dari dulu aku begitu” lanjut Keira.

“Tapi kenapa kamu ikut buat jadi panitia pentas seni?”

“Karena ada banyak hal yang harus aku lupain. Aku ke dalam dulu ya, mau naruh ipad” jawab Keira dan langsung pergi meninggalkan Baskara.

Hari itu adalah hari pertama dimana Baskara berani menghampiri Keira. Sejak pertama kali ada pertemuan panitia pentas seni, Baskara lebih dulu melihat ke arah Keira yang menggunakan kaos putih dan rok cokelat muda selutut.

cantik

Tidak hanya paras nya yang cantik, Keira juga selalu memberikan ide-ide dan sarannya dalam rapat panitia dan itu membuat Baskara tertarik dan mulai penasaran dengan Keira. Ide-ide yang diusulkan Keira membuat Baskara sebagai ketua panitia sangat takjub.

Setelah tiga jam berlalu, saat nya mereka mengakhiri kegiatan hari ini. Keira mengeluarkan jaket dari dalam tas nya seraya berjalan keluar ruangan.

“Gue balik duluan, ya, Kei” pamit Retha, teman dekat Keira di kampusnya.

“Okey, hati-hati, Tha!”

Keira berjalan menuruni anak tangga sambil mengecek layar ponsel nya. Sehabis kegiatannya di kampus, Keira selalu mengikuti kegiatan pelatihan designer sampai jam tujuh malam. Hitung-hitung nambah kegiatan lagi.
Entah apa yang ada di benak Keira sehingga ia terlihat seperti anak yang ambisius, padahal ini hanya dalih untuk melupakan lukanya sementara.

Saat Keira sedang mengamati pajangan design pada album sang designer, ponsel nya yang ia taruh pada saku terus bergetar. Rupanya panggilan dari sang ayah.

“Halo, sayang. Apa kabar? Papa harap kamu baik-baik saja”

“Aku baik”

LAVELLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang