Uhukk.. uhukk...
Keira yang sedang bermain dengan ponsel nya langsung berlari ke arah Rascal yang sedang meringis.
“Cal.. are you okay?” ucap nya sambil menepuk pelan pipi kanan Rascal.
Buru-buru Keira memberi Rascal minum. “Sakit lagi kepala kamu?” khawatir Keira.
Rascal menggeleng pelan dengan matanya yang masih terpejam. Keira mengelus dada laki-laki itu agar Rascal sedikit merasa tenang. Ia juga berniat mengompres kening Rascal dengan handuk kecil yang sudah dibasahkan.
“thank’s ya, Kei” ucap Rascal yang hanya dibalas senyum oleh Keira.
•••
Pukul 23.00, Anita menepuk pelan pipi Keira yang sedang tertidur di sofa di kamar Rascal. Ia membangunkan Keira agar Keira tidur di kamar kosong yang saat ini sementara di tempati oleh Amira.
“Kei, pindah yuk tidur nya di kamar sebelah. Kebetulan Amira hari ini nginep di hotel sama temen-temennya”
Keira mengucek matanya pelan, samar-samar ia melihat ke arah jam dinding.
“Ya ampun udah jam sebelas malam. Aku pamit aja ya tante” Keira pun merasa tidak enak karena ia sampai ketiduran di kamar Rascal.
“Nggak usah pulang, Kei.. Kamu nginep aja di kamar sebelah ya. Anak gadis gak boleh pulang tengah malam begini”
“Emang nya gak papa tante?”
“Gak apa-apa, sayang.. Malah tante mau minta maaf karena pulang nya kemaleman. Udah, yuk, tante anterin ke kamar biar kamu bisa cepat istirahat”
Keira menurut. Ia dituntun ke kamar yang terletak disebelah kamar anak laki-laki nya oleh Anita.
“Makasih, ya, tante” ucap Keira sebelum Anita meninggalkan kamar.
Perasaan Keira tiba-tiba menjadi sendu. Ia merindukan sosok ibu. Keira sangat merindukan Lidia. Semenjak bercerai, mereka berdua belum bertemu lagi. Entah disana Lidia sudah menikah lagi atau belum, sudah bekerja, atau apapun itu, Keira tidak mengetahui.
Keira kangen mama.
•••
“Rascal! Kamu kok berenang, sih?? Emang nya udah sembuh?” ucap Keira saat melihat Rascal yang pagi-pagi sudah berada di kolam.
Tak lama kemudian Anita menghampiri mereka berdua dengan membawa dua cangkir teh hangat.
“Tadi pas tante cek, badan nya udah nggak panas. Jadi kamu nggak perlu khawatir” ucap Anita seraya meletakkan minuman di meja.
“Bagus deh kalau gitu. Oh, iya, tan, aku pamit pulang ya. Mau ketemuan hari ini sama Retha” pamit Keira.
“Loh, tante baru mau bikin sarapan buat kalian. Kamu udah mau pulang aja”
“Hehe, iya, tante. Soalnya udah janjian sama Retha. Nanti sore aku kesini lagi deh” Jawab Keira sambil bersalaman dengan Anita.
“Cal, aku pulang ya”
“Hati-hati, Kei. Nanti sore gue jemput ya”
Keira hanya membalas dengan mengangkat ibu jari nya.
Sesampainya di rumah, Keira merebahkan tubuhnya di sofa sambil menunggu Retha yang sedang memanaskan mobil nya. Hari ini, Keira akan menemani Retha untuk mencari designer yang akan membuatkan gaun pernikahan untuk Retha dan Zydane.
Terdengar cepat, tapi ini nyata. Beberapa bulan lagi Retha dan Zydane akan mengadakan pernikahan.
“Kok kamu nggak sama Zydane aja sih nyari nya?”
“Untuk urusan baju, dia nyerahin semua nya ke gue. Kalau untuk vendor dan lain-lain, itu biar Zydane sendiri yang urus”
“Lo gimana Kei? udah move on kan?”
Pertanyaan dari Retha membuat Keira spontan mematikan layar ponsel nya dan menaruh nya pada dashboard.“Nggak usah bahas itu deh, ya. Kamu nyetir aja yang bener”
Keira langsung membuang pandangan nya ke arah sisi kiri jalan.
“Atau diem-diem udah jadian sama Rascal?” tanya Retha asal.
Retha tertawa puas melihat wajah Keira yang sedikit cemberut.
“Gue mau tanya deh, Kei, semenjak lo temenan dari awal sama Rascal, menurut lo dia orang nya gimana sih?”
“Mmm.. Rascal baik banget sih dia. Malah aku ngerasa nya kalau gak ada dia, sepi aja gitu”
“Tuh kan….."
“Apa sih?”“Berarti sekarang sepi ya? Kan gak ada Rascal” Retha tambah meledek.
Keira ikut tertawa dan sedikit menepuk lengan kiri Retha. Gadis itu tidak habis pikir dengan Retha yang sangat senang meledek dirinya dengan Rascal.
Keira meraih ponsel nya yang ia letakkan pada dashboard. Ia membaca notifikasi dari Rascal yang baru saja masuk.
Rascal
Masih pergi sama Retha?
Gue udah makan siang, lo jangan lupa makan siang juga.
Sudut bibir gadis itupun terangkat. Entah mengapa Keira merasa notifikasi dari Rascal adalah salah satu hal yang sekarang-sekarang ini selalu ia tunggu.
“Eh ada yang senyum-senyum sendiri. Chat masuk dari siapa sih?”
“Tanpa aku jawab pun, pasti kamu tau jawabannya, Tha”
“Kayak nya lo harus tanya deh alasan dia kenapa dia sampai sekarang masih peduli dan perhatian banget sama lo. Soalnya ya, lo kan udah gak sama Baskara lagi, dan waktu itu Rascal malah ada di pihak lo, bukannya di pihak Baskara. Padahal mereka udah temenan dari lama”
Keira sedikit termenung. Benar juga, Keira ingin tau apa sebenernya alasan Rascal, meski Rascal pernah menjawab bahwa itu hanya sekedar tulus pertemanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
LAVELLE
Teen FictionJasmine, adalah masa lalu Baskara. Semenjak setahun kepergian nya, Baskara mulai membuka hatinya lagi untuk orang baru. Perkenalkan, Keira Lavelle. Mereka bertemu dalam satu kepanitiaan di kampus. Merasa Keira adalah sosok yang berbeda dengan wanita...