••• Bab 9

129 26 6
                                    

- Happy Reading -

•••

30 November 2022

Waktu berputar seakan begitu cepat. Hari ini Baskara dan tim basket nya akan berangkat ke Bandung. Ia mengenakan jaket biru dongker nya sebelum menaiki bus bersama rombongan.

“Menurut lo Keira sama Retha bakal nyusul, Bas?” tanya Zydane yang duduk bersebelahan dengan Baskara.

Baskara memasukkan topi yang dibawa nya ke dalam tas. “Gue belum tau. Tapi gue berharapnya mereka nyusul. Soalnya ini juga pertandingan terbesar terakhir gue sebelum gue pindah ke Denmark”

“Lo serius bakal S2 di Denmark, Bas? Keira, gimana?” tanya Zydane.

“Gue udah omongin ini sama Keira. Ya, alhamdulillah dia ngedukung gue. Meskipun gue tau ini keputusan yang lumayan berat”

Zydane mengerutkan kening nya. “Lo udah bener-bener yakin buat ninggalin Keira sendirian di Bali? Ya gue tau mungkin ada Retha, bahkan ayah sama ibu sambung nya. Tapi kan lo tau Retha juga sama-sama cewek, sedangkan sama ayah ibu nya dia gak begitu akur kan” Zydane kurang yakin dengan keputusan Baskara meskipun itu adalah keputusan yang tepat. Zydane hanya takut Keira kembali merasa kesepian.

“Lo cuma punya waktu satu bulan, Bas, buat ngeyakinin ini semua”

“Di satu bulan terakhir ini, maybe gue bakal ngabisin waktu bareng sama Keira. Lo tenang aja Zy, gue gak akan ninggalin Keira gitu aja” jawab Baskara sambil menyilangkan kedua tangannya di dada.

•••

Retha menunjukkan kepada Keira sample baju yang sudah jadi. Blouse berwarna ungu pastel itu terlihat sangat mewah meski dengan design yang sederhana.

“Retha, ini keren pake banget sih!!” Keira sangat antusias meraih baju itu dari Retha.

“Gue juga suka, Kei. Gue sih yes kalau lo mau produksi yang ini. Stok bahan nya juga bakal gue perbanyak”

Keira dan Retha sama-sama mencoba sample baju itu dan bergaya di depan kaca yang lumayan besar.

“Berarti besok kita jadi dong, Tha, nyusul mereka buat nonton pertandingan dribble champ itu. Secara kerjaan kita cuma tinggal nunggu semua bajunya diproduksi. Untuk masalah izin usaha, udah selesai aku urus”

Mereka berdua sama-sama senang. Akhirnya Keira dan Retha bisa menyelesaikan nya tepat waktu. Mereka hanya tinggal menunggu waktu untuk me-launching butik nya. Mereka sangat senang bisa menyusul Baskara dan Zydane ke Bandung. Mereka tidak akan mengabari Baskara dan Zydane, karena ini akan menjadi surprise ketika mereka sampai di Bandung.

Keesokan hari nya, Keira sudah siap dengan koper kecil yang akan di bawa nya. Ia menunggu Retha di depan rumah.

Cuaca hari ini sangat cerah. Seakan langit mendukung penerbangan mereka. Retha melepas headphone yang dipakainya. Ia mulai berbicara pada Keira yang sedang sibuk dengan novel nya.

“Kei..” panggil Retha.

“Hm..?”

“Lo beneran gapapa LDRan sama Baskara?”

Keira menutup bukunya dan menggeleng pelan.

“Serius? Itu bukan waktu yang sebentar loh, Kei”

Keira menghela napas nya berat. “Ya kalau ditanya gapapa atau nggak, sebenernya nggak. Tapi kan kita sama-sama punya keinginan. Ini juga semua buat masa depan Baskara kok. Apapun yang menjadi jalan nya, meski kita harus jauh, aku akan selalu support dia”

LAVELLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang