••• Bab 12

110 15 2
                                    

31 Desember 2022

Hari ini adalah hari terakhir Baskara tinggal di Indonesia. Esok pagi nya, Baskara sudah harus terbang ke Denmark. Kenapa di awal tahun? Karena tinggal di negara yang baru juga harus mulai belajar untuk beradaptasi, mengenal lebih dekat tentang lingkungan yang akan menjadi tempat tinggal Baskara. Dan pastinya itu bukan hal yang mudah.

Di hari terakhir ini pula, Baskara ingin menghabiskan waktu nya bersama Keira di Pantai Kuta. Semasa mereka bersama, memang sangat jarang mereka mengunjungi pantai meskipun tidak jauh dari tempat tinggal mereka. Cuaca sore hari  yang cerah dan permukaan air yang tenang membawa hangat suasana mereka.

Baskara menuntun Keira ke sebuah pondok kecil yang tak jauh dari pinggir pantai. Sore ini tidak banyak pengunjung yang datang sehingga menjadikan pantai seolah-olah milik mereka. Langit berwarna jingga disertai matahari yang akan terbenam menggambarkan suasana romantisme pemilik alam. Untuk beberapa saat, pandangan mereka berdua tidak lepas dari magic hour yang akan memudar. Keira tersenyum, merasakan syukur nya bisa menikmati senja bersama orang terkasih. Sesekali Baskara juga melirik ke arah gadis yang duduk disebelahnya itu.

“Senja indah banget, ya, Kei” ucap Baskara.

Keira mengangguk pelan. “Makasih udah ajak aku buat ngelihat lukisan nyata yang indah itu sebelum pergi” Keira menghirup udara sejenak seraya memejamkan mata, merasakan semua energi-energi yang merasuk ke dalam dirinya.

Baskara menggendong Keira menuju pantai, aksi nya itu membuat Keira terkejut, namun gadis itu senang. Kemudian ia menurunkan gadis itu ketika sampai di bibir pantai. Jemari nya mulai meraih tangan mungil Keira dan mengusap nya lembut.

“Aku janji, ini bukan terakhir kalinya kita ke pantai”

“Aku janji, ini bukan terakhir kalinya kita menikmati senja bareng-bareng”

“Tunggu aku, ya, Kei. Tunggu aku hingga kita bisa menikmati ini kembali sampai kita tua nanti”

Wajah gadis itu berbinar. Kalimat yang baru saja ia dengar menembus ke relung hati nya. Kedua bola mata nya berkaca-kaca. Ia tidak menyangka Baskara setulus ini, dan Keira berharap perasaan diantara mereka berdua tidak ada yang berubah maupun berkurang. Mencintai Baskara membuat Keira sadar bahwa banyak hal sederhana yang selalu bisa membuatnya bahagia.

“Aku harap kamu bisa nepatin janji itu, Bas. Sehingga aku pun bisa yakin kalau kamu gak akan pernah ninggalin aku”

Baskara memeluk erat gadis itu. Bola matanya juga berkaca-kaca. Kamu akan selalu menjadi gadis favorit ku, Keira.

Tidak ingin terlihat sedih di depan Keira, Baskara memercikkan air ke baju gadis itu.

“Baskara! Baju aku basah!” omel Keira.
Baskara tertawa. Tidak peduli ocehan Keira, Baskara tetap memercikkan air ke arah nya.

Melihat Baskara yang kabur, Keira pun tak ingin kalah. Ia mengejar laki-laki itu sambil memberi serangan balik. Mereka terus berkejar-kejaran dibawah senja yang perlahan memudar.

Senja di langit Kuta menjadi saksi perpisahan antara Keira dan Baskara yang akan menjalani hubungan jarak jauh. Kalau saja Keira bisa membuat permohonan untuk dikabulkan, Keira ingin menghentikan waktu lebih lama lagi agar dirinya bisa sedikit lebih lama bersama Baskara.

•••

Sesampainya di kamar, Keira langsung merebahkan tubuh nya di kasur. Bola mata itu masih terus menatap langit-langit kamarnya. Perasaan nya campur aduk. Antara senang ataupun sedih, seakan-akan semuanya menjadi satu. Tapi rasa sedih nya lebih dominan. Hari ini juga ia harus melepas Baskara pindah ke Denmark, dan esok hari nya ia harus siap untuk ikut mengantar Baskara ke Bandara.

Pagi hari nya, Retha dan Zydane sudah terlihat menjemput Keira di rumahnya. Mereka bertiga sudah siap untuk menemui Baskara di Bandara.

Sepanjang perjalanan, tidak banyak pembicaraan. Hanya saja Keira terus melamun melihat ke arah jalan.

“Gue harap, di depan Baskara nanti, lo jangan sedih ya, Kei. Gue takut nanti Baskara makin kepikiran” ucap Zydane yang sedang menyetir.

“Aku juga ngerti kok, Zy. Makasih udah ngingetin”

Sesampainya di Bandara, mereka langsung menemui Baskara. Keira berlari dan langsung memeluk Baskara erat. Mereka sama-sama meluapkan emosinya. Tangis Keira pecah, Keira ingkar pada ucapan Zydane. Begitupun dengan Baskara, air matanya juga turun. Baru kali ini Baskara terlihat menangis di depan kekasih nya, bahkan di depan sahabat-sahabat nya. Baskara menyeka air matanya dan juga menyeka air mata Keira. Ia menatap gadis itu seraya menangkup wajah Keira.

“Aku disana bakal baik-baik aja. Kamu jaga diri kamu baik-baik. Jangan lupa ibadah, jangan lupa makan, jaga selalu kesehatan kamu, dan jangan lupa selalu bahagia” ucap Baskara seraya menyelipkan rambut Keira ke belakang telinga.

Keira tertawa kecil mendengar ucapan Baskara. Ia seperti sedang cosplay menjadi anak kecil yang akan ditinggal ibu nya.

“Aku bakal kangen terus sama kamu. Kamu juga nggak boleh sakit, nggak boleh nakal juga” balas Keira sambil tertawa kecil. Kemudian ia kembali memeluk erat Baskara.

Tak lama kemudian, petugas Bandara sudah menyampaikan informasi bahwa pesawat yang ditumpangi Baskara akan terbang. Baskara melepaskan pelukannya. Ia mengelus pelan puncak kepala gadis itu.

“Aku pamit ya, Kei. Kamu harus inget kalau aku selalu sayang sama kamu”

“Take care, Bas. I love you”

Baskara juga berpamitan dengan Retha dan Zydane, serta laki-laki yang berdiri di sebelah Zydane yang merupakan teman kecil Baskara sebelum akhirnya punggung Baskara menghilang.

•••

Sebelum meninggalkan Bandara, Retha dan Zydane berniat untuk membeli makanan yang ada disana.

“Kei, lo mau nitip?” tanya Retha.

Keira menggeleng. “Nggak, deh. By the way aku tunggu disini aja ya”

“Oke. Kalau gitu gue sama Zydane nyari cemilan dulu. Jangan kemana-mana loh” ujar Retha yang hanya dibalas dengan ibu jari oleh Keira.

Keira menghela napas nya seraya mengamati situasi Bandara. Tak lama kemudian, seorang pria yang tadi berdiri disebelah Zydane menghampiri Keira.

“Hai, gue Rascal. Ternyata, orang yang gak sengaja gue tabrak di toko sepatu itu ceweknya Baskara” ucap nya saat duduk disebelah Keira.

Keira mengernyitkan dahinya. “Kamu, siapa nya Baskara?”

“Gue teman kecil nya Baskara”

“Kok aku baru tau Baskara punya teman kecil disini”

Rascal terkekeh. “Jelas lah lo gak tau. Kemarin Gue kuliah di Yogya, ngekos disana. Setelah lulus, gue balik lagi ke Bali” jelas nya.

“Oh, iya, Baskara nitip ini ke gue. Buat lo katanya” tambah Rascal seraya memberikan kotak hadiah itu kepada Keira.

Keira meraih kotak hitam berpita silver itu. Di atas nya juga terdapat setangkai mawar kecil yang ditempel.

“Kalau bisa, buka nya di rumah aja” pinta Rascal saat melihat Keira yang hendak menarik pita itu.

Mendengar ucapan Rascal, Keira mengurungkan niatnya dan langsung memasukkan kotak itu ke dalam paper bag.




•••

Kira² apa yaa isi dalam kotak ituu??
Penasaran gakk?
Ditunggu chapt selanjutnya🤗

Jangan lupa vote dan komennya yaa teman-teman!! 🌷🌷

LAVELLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang