••• Bab 21

134 7 0
                                    

“Gue bawain lo bubur. Dimakan, ya” ucap Rascal seraya menyiapkan bubur untuk Keira. Keira hanya mengangguk pelan dan membenarkan posisi duduk nya.

Sudah dua hari yang lalu Keira keluar dari rumah sakit. Sekarang, bukan lagi fisik nya yang harus disembuhkan, melainkan hati nya juga. Keira harus mulai belajar untuk move on dari Baskara. Ia tidak mau terlalu hanyut dalam kesedihan ini.

“Cal, kok kamu masih mau nemenin aku sih? Secara, aku sama Baskara kan udah putus. Gak ada lagi yang nyuruh kamu buat jagain aku” tanya Keira.

Rascal menaruh mangkuk bubur itu pada meja dan memberikan Keira segelas air.

“Gue nggak pernah merasa disuruh buat jagain lo, kok”

“Maksud nya?”

Rascal tertawa kecil, “Setelah gue kenal sama lo, nggak ada salah nya kan kita tetap temenan kayak gini?”

“Iya, sih. Maaf, ya, pertemanan kamu sama Baskara jadi sedikit renggang gara-gara masalah kemarin”

“Nggak perlu minta maaf, Kei. Gue juga nggak mau lo kepikiran terus sama masalah ini”

“Ngomong-ngomong, gimana keadaan lo hari ini?” lanjut Rascal.

“Udah nggak sakit, kok. Tinggal ilangin bekas luka nya aja”

“Bagus deh kalau gitu. Gimana kalau habis ini kita main ke rumah gue? Mama nanyain lo terus”

“Ayo! Aku juga pengen ketemu sama tante Anita” jawab Keira excited.

Sesampainya di kediaman Rascal, mereka langsung datang ke bagian rumah favorite Rascal, yaitu halaman belakang.

“Kata Rascal, kamu habis kecelakaan ya? Gimana sekarang kondisi kamu? Masih perih luka nya?” tanya Anita.

“Udah sembuh kok, tante. Itu juga karena Rascal yang udah bantu aku selama di rumah sakit”

Entah mengapa hati Anita merasa senang. Terlihat senyum nya yang mengembang ketika melihat ke arah anak laki-laki nya itu.

“Bagus deh kalau gitu. Ya udah, tante ke dalam dulu ya” pamit Anita meninggalkan mereka.

Rascal duduk di pinggir kolam sambil mencelupkan setengah kaki nya ke dalam air.

“Kei, sini” panggil nya ke arah Keira yang sedang duduk di sebuah kursi.

“Cal, aku mau tanya deh”

“Tanya aja, pasti tentang Baskara. Gue bakal jawab semuanya kok” Rascal juga sudah menduga kalau Keira akan menanyakan soal Baskara selagi masih berhubungan dengan Jasmine. Tapi kali ini, Rascal tidak akan menutupi nya lagi, dan Rascal akan menjelaskan semua nya.

“Waktu Baskara pacaran sama Jasmine, kamu tau cerita nya?”

Rascal langsung mengangguk, “Baskara kenal Jasmine dari awal masuk kuliah. Dulu, posisi nya gue juga baru berangkat ke Yogya. Gue juga nggak tau kepribadian nya Jasmine seperti apa, karena gue juga cuma dengar ceritanya aja dari Baskara”

“Kamu juga sebenarnya tau ya, kalau sampai sekarang Baskara masih susah buat lupain Jasmine?”

“Iya, gue tau. Maaf nggak cerita sama lo, karena ini bukan ranah gue. Alasan kenapa Baskara masih susah lupain Jasmine itu karena mereka juga udah di jodohin. Rencana mereka setelah lulus, mereka pengen langsung nikah dan tinggal di Denmark. Keputusan itu juga karena kondisi Jasmine yang sakit. Sebenarnya gue paham kenapa Baskara masih belum bisa ngelupain itu semua, tapi gue nggak bisa nerima cara nya dia yang kayak gini buat ngelupain Jasmine. Gue tau hati lo pasti nggak baik-baik aja, Kei”

Bibir Keira terasa kelu. Dada nya juga sesak. Ternyata rasa nya sesakit ini. Selama ini dirinya hanya digunakan oleh Baskara supaya Baskara bisa melupakan hal itu. Kata-kata nya yang manis, tindakannya yang seakan benar-benar cinta, semuanya sirna.

“Lo nggak pantes buat galauin orang kayak gitu, Kei. Lupain. Banyak orang yang sayang sama lo dan akan mencintai lo dengan tulus” Rascal menepuk pelan bahu gadis itu. Keira hanya menunduk, menyembunyikan wajah sedih nya dibalik rambut panjang nya itu.

“Harus nya aku nggak jatuh sedalam ini”

“Perasaan orang kan nggak ada yang tau, Kei. Ibarat nya manusia itu adalah lautan, sebesar apapun usaha kita menyelami lautan itu, kita nggak akan pernah tau lautan itu sedalam apa”

“Udah, nggak usah dipikirin. Jelek ah kalau nangis” ucap Rascal seraya mencipratkan air ke wajah gadis itu.

“Rascalllll, basahh!” Keira terkejut ketika Rascal mencipratkan air ke wajah nya. Tak terima, ia juga mencipratkan air dengan dua tangannya ke arah Rascal hingga membuat baju nya basah.

•••

“Rascallll” panggil anak perempuan itu sambil berlari ke arah Rascal yang masih duduk di pinggir kolam bersama Keira.

Rascal menoleh ke belakang, melihat ke arah sumber suara. Dia Amira, sepupu Rascal yang tinggal di Jakarta.

“Mira” Rascal langsung berdiri dan melakukan tos ciri khas nya dengan Amira.

“Lo sama siapa?”

“Gue sendiri ke Bali. Liburan satu minggu. Jadi gue numpang di rumah lo ya seminggu, hahaha…”

“By the way, itu cewek yang lo ceritain ke gue beberapa hari yang lalu?” tanya Amira saat melihat ke arah Keira. Mereka sama-sama tersenyum.

“Keira” ucap Keira memperkenalkan diri seraya mengulurkan tangannya.

“Amira” balas Amira.

“Dia sepupu gue, Kei. Tinggal nya di Jakarta. Kasian, ya, jomblo, kalau liburan sendirian” ledek Rascal tanpa menyadari diri nya sendiri.

Amira memberikan tinjuan kecil pada perut Rascal, “Kayak lo punya pacar aja” balas Amira.

“Mir, Kei, sebentar ya, gue mau charge handphone dulu” ucap Rascal sambil berjalan ke dalam rumah.

“Kok kamu betah sih temenan sama Rascal?” tanya Amira memulai obrolan dengan Keira.

Keira tertawa kecil, “Dia baik kok, meskipun kadang nyebelin”

“Nah, dia tuh emang nyebelin banget anaknya. Anyway, kamu asli Bali?”

“Iya. Kapan-kapan main ya ke rumah”

Hmmm.. Kayak nya aku pengennya ke butik kamu deh”

“Kok kamu tau aku punya butik? Ah, pasti Rascal cerita ya?”

Amira mengangguk dengan cepat, “Dia suka cerita tentang kamu. Meskipun dia nyebelin, dia orang nya sangat-sangat bertanggung jawab kok, Kei. Dia laki-laki yang bisa di percaya. Jadi, kamu gak perlu ragu”

Mendengar ucapan Amira, Keira mengangkat sebelah alisnya. “Cerita tentang apa?”

Pertanyaan nya tidak terjawab karena Rascal sedang berjalan menghampiri mereka berdua.

Amira adalah satu-satu nya sepupu Rascal. Mereka sangat dekat dari kecil. Kalau saja mereka tinggal berdekatan, mungkin orang-orang mengira bahwa Amira dan Rascal adalah adik-kakak. Umur mereka hanya berbeda dua tahun. Meskiterpisah jarak, mereka tidak pernah putus berkomunikasi untuk saling berbagi cerita. Biasanya, Rascal hanya menceritakan tentang persoalan kuliah atau urusan perusahaan milik ayah nya kepada Amira. Namun sekarang, Rascal mulai menceritakan seorang perempuan kepada nya.

LAVELLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang