••• Bab 6

172 33 10
                                    

Tepat pukul tujuh malam, Retha mengunjungi rumah Keira. Kali ini Retha tidak berjalan kaki, melainkan mengendarai mobil kuning kesayangannya. Retha berniat ingin mengajak Keira pergi ke luar.

“Mau kemana sih, Tha? Please, deh, aku lagi mager keluar tau. Liat tuh tumpukan tugas design ku belum selesai” ucap nya dengan raut wajah yang sedikit cemberut sambil menunjuk ke arah lembaran tugas yang berceceran di lantai kamarnya.

Retha menarik tangan Keira agar terbangun dari duduknya dan segera bersiap.

“Kei, tugas tuh bisa diselesain nanti. Nah kalo sekarang tuh kita harus main, hepi-hepi, ayo lah..”

Mau tak mau Keira menyetujui ajakan temannya itu. “Biasanya juga kamu kalo main cuma pake jeans sama kaos, tumben sekarang pake mini dress gitu” heran Keira memperhatikan outfit yang dikenakan Retha.

“Gue baru beli baju ini tadi, lucu kan? Makanya gue ngajak lo main biar gue bisa make baju ini”

Keira hanya bisa menggelengkan kepalanya saat mendengar jawaban Retha.

“Buruan deh lo ganti baju. Pake baju yang cantik juga, oke?” suruh Retha.

“Yaudah deh aku ganti baju dulu sebentar” ucap Keira dengan wajah malasnya.

“yess!!” Retha dengan semangat mengepalkan kedua tangannya.

Saat sudah di perjalanan, jujur Keira belum tau ingin diajak bermain kemana oleh Retha.

“Enaknya kita kemana ya, Kei?” pertanyaan Retha membuat Keira melongo.

“Loh, jadi kamu belum tau mau kemana?” Keira pikir Retha sudah menentukan ingin pergi ke mana.

Retha hanya menyengir.

“hmm.. kayaknya malam-malam gini enak ya makan pasta. Lo ada rekomendasi resto atau tempat makan apa gitu?” tanya Retha.

Tanpa berpikir panjang, Keira sudah sangat tau jawabannya. Tasty Treats café!

Suasana restoran saat itu lumayan ramai. Mereka memilih duduk di meja nomor lima di bagian outdoor agar mereka bisa menikmati segar nya angin malam. Setelah memilih makanan, Retha merasa jepitan rambutnya kurang rapih. Retha pun meninggalkan Keira sebentar ke toilet.

“Jangan lama-lama loh, Tha” ucap Keira.

“Iya cuma sebentar, gue titip dompet, ya” ucap Retha.

Keira menyalakan ponselnya. Ia mengecek room chat nya dengan Baskara. Ternyata pesan terakhir yang dikirimnya belum dibalas oleh Baskara.

Mungkin Baskara ketiduran. Pikir nya.

Tak lama kemudian, seorang waitters menghampiri table nya membawakan dua gelas minuman. Tak cuma itu, waitters nya pun memberikan sebuah flashdisk kepada Keira.

“Untuk apa?” tanya Keira bingung sambil meraih flashdisk itu.

“Kalau mbak ingin tau, mbak bisa pasang flashdisk nya di ponsel atau di ipad punya mbak. Saya permisi” jawab waitters itu.

Keira masih terdiam sambil berpikir mengamati flashdisk itu. Ia mengambil ipad yang selalu dibawa nya pergi kemana pun dan mulai memasang flashdisk itu.

Hi, Keira, cantiknya Baskara.
May your birthday be the start of a new chapter filled with love and endless happiness. Have a great birthday, my love.

Cuplikan video singkat dari Baskara membuat Keira terharu. Senyum bahagia nya terpancar disana. Tak disangka ternyata Baskara sudah berdiri di sebelahnya membawa flower bouquet dan disusul dibelakang nya oleh Retha dan Zydane yang membawa kue tart.

LAVELLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang