••• Bab 18

101 5 0
                                    

Pagi-pagi, entah mengapa Ari sudah berkunjung ke rumah anak semata wayang nya itu. Tapi kali ini, ia datang sendiri. Tak ditemani oleh istrinya, Devi.

Keira meletakkan teh hangat pada meja. Pria itu masih sibuk dengan ponselnya. Entah apa yang sedang diurusnya sampai-sampai belum membuka obrolan.

“Pa..”

Ari langsung menaruh ponselnya dan menyeruput teh hangat itu. Ia membenarkan posisi duduknya dan mulai berbicara.

“Kei, jadi gini, mulai hari ini sampai sebulan ke depan, papa ada dinas luar ke Kalimantan. Tapi papa pergi sendiri, nggak sama tante Devi. Papa mau minta tolong sama kamu untuk tinggal sama tante Devi selama sebulan itu, kira-kira kamu mau nggak nolongin papa?”

Keira mengernyitkan dahinya. Tinggal sebulan bersama orang yang sama sekali nggak dia sukai? Mustahil Keira menyetujuinya.

“Pa.. Kenapa tante Devi nggak ikut sama papa aja? Papa pasti tau kan jawaban Keira.. Keira nggak mau”

“Tante Devi lagi nggak enak badan, jadi dia gak bisa ikut. Maka dari itu, papa minta tolong sama kamu buat jagain tante Devi”

Keira tetap menggeleng. “Maaf, Pa.. Keira nggak bisa”

“Kei…”

“Atau gini aja deh, seminggu sekali Keira bakal jenguk tante Devi buat mastiin kondisi nya baik-baik aja. Tapi kalau Papa kekeh minta Keira untuk tinggal bareng dia, sorry, Pa, I can’t..”

Ari menghela napasnya. Ia berusaha setuju dengan keputusan anak nya itu.

Keira membuka ipad nya ketika Ari sudah pergi. Ia mulai membuat pakaian dengan design terbaru nya. Sesekali ia juga membuka e-mail untuk mengecek notifikasi dari Baskara.

Ternyata belum ada satu pesan pun yang masuk dari sana. Namun ketika membuka Instagram, Baskara kembali memposting sebuah foto dimana dirinya sedang bersama teman-temannya.

Keira hanya bisa menatap sambil tersenyum ketika ia melihat wajah Baskara yang sedang tersenyum manis di foto itu. Keira juga meninggalkan jejak dengan mengirim emoticon love pada komentar.

Selang beberapa detik kemudian, Keira bergegas untuk mandi dan berangkat ke butiknya. Ia memakai mini dress yang ditutupi dengan kemeja oversize.

Ia meraih sling bag hitamnya yang sudah ia persiapkan di atas nakas.

Pagi ini dirinya tidak di jemput oleh Rascal, dikarenakan Rascal juga sedang mengurus beberapa pekerjaan di kantornya.

Setiap hari, tak lupa juga Keira mengirim foto dirinya yang sudah rapi ke room chat Baskara.

Send.

Sesampainya di butik, Keira langsung mengecek semua pekerjaan nya, pesanan online nya, dan juga ia mulai kedatangan tamu-tamu yang tertarik untuk bekerja sama dengan brand nya.

Tak lama kemudian Retha datang. Ia sudah membawa beberapa sample bahan untuk produk terbaru Lavelle.

“Menurut lo, kita juga harus launching produk untuk laki-laki gak sih?” ucap Retha yang dibalik ucapannya itu mengandung saran.

Keira mengangguk. Ia juga sudah berpikiran seperti itu di karenakan butiknya juga sering kedatangan pria yang sedang mengantar istri atau pacarnya berbelanja.

“Mungkin aku bakal ngeluarin produk seperti kemeja atau jeans yang lagi hypening di kalangan anak muda"

“Gue setuju. Kalau lo udah yakin, gue bakal siapin bahan yang premium buat produk baru lo itu. Lo tinggal siapin design nya aja”

Keira mengangkat ibu jari nya. “Sip deh, kamu emang paling bisa diandalin. Thanks, ya, Tha”

“Lebay lo, Kei. Pekerjaan kita kan saling berhubungan. Ibarat nya kita tuh simbiosis mutualisme lah” ucap Retha mengundang tawa.

•••

Sepulangnya dari butik, Keira mampir ke sebuah restoran untuk membeli makan malam.

“Mbak, nasi goreng seafood nya satu, take away, ya”

“Atas nama siapa?”

“Keira”

“Baik, mbak Keira, mohon ditunggu”

Sambil menunggu, Keira ingin pergi ke toilet sebentar. Namun diperjalanan menuju toilet, langkah nya terhenti saat ia melihat seseorang yang dikenalnya sedang asyik menikmati wine bersama pria lain.

“Tante Devi lagi nggak enak badan, jadi dia gak bisa ikut. Maka dari itu, papa minta tolong sama kamu buat jagain tante Devi”

Keira bergegas menghampiri meja itu dengan raut wajah yang kesal. “Papa bilang, ada yang gak bisa ikut ke Kalimantan karena lagi sakit. Tapi kayaknya bukan gak ikut karena sakit, tapi karena…” Keira mendekatkan bibirnya ke telinga perempuan itu “Pengen selingkuh”

Perempuan dan laki-laki itu terkejut melihat Keira menghampiri mereka berdua. Wajah panik Devi terlihat jelas disana.

“Jaga ya mulut lo!” bentak Devi tak terima. Ia sontak menggebrak meja yang membuat pengunjung lain langsung melihat ke arahnya.

“Ternyata benar ya, orang yang selingkuh itu, gak pernah ada obatnya” ucap Keira tak takut. Kini kedua tangannya melipat ke atas dada.

Keira menoleh ke arah laki-laki itu.

Sorry, Mas. Mas nya tau gak sih kalau perempuan ini udah punya suami?”

Devi mencengkram tangan Keira, membuat gadis itu sedikit meringis.

“Gue selingkuh dari bapak lo itu karena bapak lo udah tua! Liat tuh Mario, ganteng, masih muda”

Plakk!!

Tamparan tangan Keira mendarat begitu saja di pipi kiri Devi yang sontak membuat Devi makin memanas.

Devi menjambak kencang rambut belakang Keira, membuat Keira sedikit mendongak ke atas. Kini mereka benar-benar menjadi pusat perhatian di restoran itu.

“Kalau lo sampe ngadu ke Mas Ari, gue pastiin lo bakal nanggung akibatnya!” ucap Devi mengancam yang kemudian melepaskan jambakan nya dari rambut Keira.

Keira tak terima ayah kandungnya sendiri direndahkan seperti itu oleh orang yang tidak tau diri. Keira berjalan meninggalkan restoran itu dan langsung pergi ke mobil. Tidak peduli dengan pesanan nya. Hati Keira terasa sangat sakit. Ia memukul stir mobil itu dan menangis di dalam.

“Devi bajingan!”

Keira mengemudikan mobilnya dengan kecepatan penuh, dirinya saat ini dikendali oleh emosi. Kepala nya juga masih terasa berdenyut akibat jambakan perempuan itu.

Kecepatannya makin menjadi-jadi ketika di depan sana tidak ada kendaraan lain yang menghalangi. Sampai akhirnya, mobil yang ia kemudi menabrak sebuah mobil sedan yang hendak menyebrang.

•••

Rascal bergegas mengambil kunci mobil nya yang terletak diatas meja setelah ia mendapat panggilan dari polisi yang menggunakan ponsel Keira.

Raut wajahnya sangat cemas. Ia mengendarai mobilnya juga dengan sangat cepat. Sesampainya disana, sudah banyak orang mengerumuni pertengahan jalan itu. Rascal buru-buru keluar dari mobil dan menyelinap keramaian. Ia langsung menghampiri gadis yang kepala nya sudah berlumuran darah.

“Kei, please, Kei.. Bangun, Kei…” ucap Rascal khawatir seraya menepuk-nepuk pipi gadis itu.

Napas nya naik turun. Ia langsung mengantarnya ke rumah sakit menggunakan ambulance yang baru saja datang.

•••

Rascal nampak terus berusaha menghubungi kontak itu pada ponselnya. Dua, sampai tiga kali, kontak itu belum juga menjawab, namun Rascal terus mencoba hingga akhirnya terdengar suara seseorang dari panggilan itu.

“Bas, Keira kecelakaan”

LAVELLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang