“Ehemm.. ehemm..” Keira berdeham, ketika melihat Retha yang sedang mengamati cincin di jari manis nya sambil senyum-senyum sendiri.
“Iya, deh, yang dikit lagi mau naik pelaminan” sindir Keira sambil duduk disebelah Retha.
“Hehe.. iya dong. Gue masih gak nyangka sama plot twist di hidup gue, Kei. Rencana Tuhan emang paling the best”
Keira menarik tangan Retha untuk melihat cincinnya. “Zydane tau banget ya, hal-hal yang cocok buat dipakai sama kamu”
Mendengar ucapan Keira, Retha seperti sedang kasmaran. Muka nya memerah. Bagaimana tidak? Penantian nya tidak pernah sia-sia.
“Lo kapan, Kei?”
Keira menopang dagu dengan tangan kanannya. “Aku…”
Tok.. tok.. tok…
Suara ketukan pintu itu membuat Keira dan Retha menoleh ke arah sumber suara. Ternyata Rascal disana.
“Hai, Cal” sapa Retha saat Rascal masuk ke ruangan.
“Hai, Tha, ada lo juga disini. Gue denger-denger lo habis dilamar sama Zydane? congrats, ya. Gue tunggu invitation wedding nya”
“Ah lo bisa aja. Tenangg.. kalian semua gak perlu nungguin undangan dari gue. Kan kalian yang bakal jadi bridesmaid sama groomsman nya hahaha…”
Keira terkekeh mendengar ucapan Retha barusan.
“By the way, Baskara gimana kabarnya?” tanya Retha pada Keira.
“Aku lagi jarang chatan, sih, sama dia. Mungkin dia juga lagi sibuk. Tapi yang pasti, disana dia baik-baik aja”
Retha mengerutkan dahinya. “Kalian jarang chatan? Bukannya Baskara sering update instastory ya?” kemudian Retha mengecek ponsel nya dan membuka akun Instagram Baskara.
“Iya, aku bilang dia sibuk karena aku juga liat dari instasory nya yang lagi ngunjungin beberapa tempat”
Wajah Keira sedikit terlihat murung. Ia juga tidak tau mengapa Baskara tidak membalas pesannya, tapi Baskara selalu membuat instastory di sosial media.
Melihat suasana nya yang sedikit berubah, Rascal langsung mengajak mereka untuk makan siang.
“Keluar, yuk. Gue laper” ucap Rascal sembari berjalan keluar ruangan yang disusul oleh Retha dan Keira.
•••
Malam harinya, Keira menginap dirumah baru Retha. Rumah yang sekarang bersebelahan dengannya. Dua hari yang lalu, Retha sudah menempati rumah itu. Sambil me-roll poninya, Retha melontarkan pertanyaan kepada Keira yang sedang menonton Korean drama pada ipad nya.
“Lo udah deket banget ya sama Rascal? Gue liat-liat, Rascal perhatian banget sama lo. Bahkan setiap hari dia nyamperin lo, gak pernah lupa ngabsenin lo udah makan atau belum. Kayak udah kenal bertahun-tahun” tanya Retha penasaran.
Keira mem-pause film nya. “Dia baik banget, Tha. Baik parah. Mama nya juga baikk banget sama aku”
Retha melongo. “Hah? Mama nya? Lo ketemu sama nyokap nya dia?”
Dengan polosnya, Keira mengangguk sambil menyuap sebuah cookies.
“Kemarin pulang jogging, Rascal ngajak aku mampir ke rumah nya. Aku ketemu sama mama nya, bahkan aku sarapan disana. Asli deh, tante Anita tuh baikkk banget. Makanya aku gak heran sih kalo Rascal juga baik. Meskipun rese dikit”
Dengan refleks, Retha langsung merampas setoples cookies dari tangan Keira.
“Retha ih, kok diambillll” protes Keira merampas balik toples berisi cookies itu.
Retha menatap bola mata Keira tajam.“Kei, liat mata gue” ucapnya sambil menunjuk bola mata nya dengan dua jari.
“Apa sih, Tha?”
“Kalau semisalnya Rascal jatuh cinta sama lo, gimana?”
Mendegar pertanyaan dari Retha, Keira refleks menarik roll-an dari poni Retha.
“Ihhh.. gue susah-susah masang nya, lo enak banget nariknya” kesal Retha sembari memasang kembali roll itu.
“Apa jangan-jangan.. lo juga baper sama Rascal?” tambah Retha, semakin kesini semakin kesana.
“Tha.. Aku kan punya Baskara. Please, ya, stop it. Udah ah, aku mau lanjut episode empat. Jangan berisik”
•••
Pagi harinya, Zydane dan Rascal sudah berada di depan rumah Retha. Masing-masing menaiki sepeda. Sudah beberapa hari ini, jika ada waktu luang di pagi hari, mereka menyempatkan waktu untuk sedikit berolahraga.
Tak lama kemudian, Retha dan Keira keluar. Mereka juga sudah siap dengan topi dan sepatu nya.
“Zy, aku pinjem sepeda kamu. Biar aku boncengan sama Keira” ucap Retha.
“Keira sama gue aja. Biar lo sama Zydane” sanggah Rascal.
“Bener tuh. Biar aku bisa boncengin kamu, sayang” ucap Zydane yang membuat Retha sedikit merinding mendengar Zydane memanggil nya dengan kata ‘sayang’.
Mereka sudah dengan pasangannya masing-masing. Zydane yang menentukan rute, sedangkan Rascal mengikuti. Retha dan Keira sama-sama berdiri pada pijakan yang berada dibelakang.
“Pegangan, Kei, nanti jatuh” ucap Rascal menyeringai.
Mereka berkeliling mengitari pemukiman di wilayah itu. Setelah setengah jam perjalanan, Zydane memutuskan untuk beristirahat dan berhenti disebuah taman.
“Huftt.. Capek juga meskipun cuma berdiri” keluh Retha yang langsung berselonjor di atas rerumputan taman.
“Pulangnya, kamu gantian bonceng aku ya” usil Zydane.
“Ohh jadi kamu tega sama aku? Oke, aku bakal bonceng kamu” protes Retha tak mau kalah.
Keira mengeluarkan tisu kemasan kecil dari kantung jaketnya dan memberikannya kepada Rascal yang terlihat berkeringat.
“thanks”
Retha yang sedang menyaksikan adegan itu langsung mendekatkan bibir nya ke telinga Keira. “Gue setuju kok kalau lo selingkuh sama Rascal” ucap Retha berbisik sambil menunjukkan deretan giginya. Mendengar itu, Keira menyenggol tangan Retha dengan siku nya.
Setelah beristirahat, mereka kembali melanjutkan perjalanan ke arah pulang.
“Ayo gantian. Aku bisa kok bonceng kamu” ucap Keira ketika Rascal sedang menyiapkan sepeda nya.
Rascal tertawa. Ucapan Keira terdengar gemas baginya. Bagaimana bisa gadis yang ukuran tubuhnya kebih kecil mau membonceng dirinya menggunakan sepeda?
“Gak usah aneh-aneh deh, Kei. Lo gue bonceng di depan aja ya? Biar gak pegel berdiri”
Keira menurut, kemudian mereka menyusul Retha dan Zydane yang sudah berada di jauh di depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
LAVELLE
Teen FictionJasmine, adalah masa lalu Baskara. Semenjak setahun kepergian nya, Baskara mulai membuka hatinya lagi untuk orang baru. Perkenalkan, Keira Lavelle. Mereka bertemu dalam satu kepanitiaan di kampus. Merasa Keira adalah sosok yang berbeda dengan wanita...