“Lo udah ngehubungin Baskara kalau lusa brand lo bakal launching?” tanya Rascal.
Keira mengangguk. “Tapi belum dibalas” jawabnya dengan raut wajah yang sedikit kecewa.
Rascal meraih ponselnya dan mulai memilih kontak. Ia menghubungi kontak bernama Gio.
Nomornya berdering. Namun tidak diangkat. Gio merupakan teman mereka yang sekarang juga berkuliah di Denmark bersama Baskara.
Tak lama notifikasi masuk ke ponsel Keira yang merupakan pesan masuk dari Baskara.
argentabaskara@gmail.com
I’m sorry, Kei. Aku gak bisa nemenin kamu launching. Banyak hal yang harus aku kerjain disini.
Keira tersenyum ketir. Mungkin jawaban ini juga sudah di duga olehnya.
“Siapa?” tanya Rascal yang melihat ke arah Keira.
“Baskara. Dia gak bisa datang”
Rascal langsung meraih ponsel milik Keira dan meletakkan nya di atas meja.
“Keluar, yuk” ajak Rascal. Ia mengerti pasti Keira kecewa. Tapi ia juga tidak bisa apa-apa.
Rascal mulai melajukan mobilnya. Ia berniat untuk mengajak Keira makan siang.
“Biasanya, lo sama Baskara suka makan dimana?” tanya Rascal tanpa melihat ke arah Keira. Ia fokus kepada jalan.
“Makan pasta! Ayo kita makan pasta, Cal”
Rascal memarkirkan mobil nya dihalaman restoran favorite gadis itu.
Tanpa bertanya kepada Rascal, Keira langsung memesan dua porsi pasta kesukaannya.
“Kamu harus cobain, ini enak banget” ucap Keira.
“Lo sama Baskara sering makan disini?” tanya Rascal sambil mengunyah pasta itu.
“Yap. Ini tempat favorite nya Baskara yang sekarang juga jadi tempat favorite aku. Gimana, enak gak pastanya?”
Rascal mengangguk setuju. Pasta di restoran itu memang enak. Pantas saja Keira suka.
“Lo sama Baskara nggak pernah berantem ya?” tanya Rascal asal.
“Baskara selalu cerita ke gue kalau lo selalu nemenin dia tanding basket atau kegiatan apapun” tambah Rascal.
Mendengar ucapan fakta dari Rascal, Keira tertawa kecil. “Aku kira, Baskara gak punya teman cerita. Tapi ternyata dia cerita semuanya ke kamu”
“Gue sama Baskara udah lama banget sahabatan. Gak ada satupun hal yang nggak dia certain ke gue” jawab Rascal.
“Aku punya tiga wishlist, tapi sayang nya, dua wishlist aku belum ada yang terpenuhi. Aku cuma punya satu wish lagi yang belum terwujud”
“wishlist apa?”
•••
Sedari pukul 07.00 pagi, Keira sudah terlihat rapi menggunakan mini dress putih buatannya. Ia terlihat flawless dengan polesan make up nya. Bando hitam pun terlihat indah di atas kepala nya. Hari ini adalah hari yang selalu Keira tunggu-tunggu dimana ia akan melaunching sebuah brand fashion miliknya.
Bersama Rascal, Retha dan juga Zydane, ia berangkat ke butik itu. Butik yang Keira namai dengan nama belakang nya, Lavelle, terlihat mewah dengan interior design yang sederhana. Rangkaian bunga juga banyak berdiri di halaman yang merupakan pemberian dari kerabat-kerabat Keira.
Acara pun segera di mulai, sudah banyak tamu-tamu yang hadir. Seorang karyawan memberikan gunting berpita putih itu kepada Keira untuk menggunting pita berwarna silver sebagai simbol peresmian atas launching nya Lavelle.
Dengan penuh rasa bangga, ia menggunting pita itu. terpancar senyum bahagia di wajahnya. Ia berhasil mewujudkan satu mimpi di hidupnya.
Semua orang bertepuk tangan dan memberikan ucapan selamat kepada Keira. Suasana saat itu terasa hangat dan haru. Meskipun disisi lain, di dalam hati nya sedikit ada yang kurang. Orang tua, maupun kekasih nya tidak ada yang hadir.
“Keiii… gue bangga sama lo!” ucap Retha yang langsung memberikan pelukan kepada sahabatnya itu.
“Tha, ini semua juga berkat kamu. Thank you so much udah selalu bantu akuuu”
“Kei, congrats, ya!” Zydane juga memberi selamat.
“Zyy.. thank you, yaa”
“Ayo, Zy, kita ke dalam. Kita liat-liat” ajak Retha mengajak Zydane untuk melihat-lihat ke dalam butik.
Keira menarik napas nya dalam-dalam seraya tersenyum. Dirinya sangat penuh rasa syukur. Saat hendak ke dalam, tiba-tiba saja Rascal menahan pergelangan tangan gadis itu.
Pandangan Keira menoleh ke arah tangan Rascal yang sedang menahannya.
“Kei, meskipun gue nggak tau proses lo dari awal gimana untuk ngebangun bisnis ini, tapi gue bangga sama lo. Congrats, ya, atas peresmian Lavelle” ucap Rascal tersenyum manis. Bola mata cokelat nya juga terlihat berbinar.
“Makasih, ya, Cal, akhir-akhir ini kamu udah bantu aku nyiapin semuanya” ujar Keira.
Meskipun belum lama kenal, Keira yakin Rascal adalah orang baik. Rascal juga seorang yang kelihatannya gentle man. Sekarang Keira paham mengapa Baskara menceritakan semua kisah nya kepada Rascal. Rascal adalah pendengar yang baik.
•••
Satu minggu kemudian…
Keira sedang menghitung stock baju-baju yang akan dikirim ke luar kota. Ia meminta bantuan Rascal untuk me-manage semuanya. Keira membaca catatannya pada buku yang kemudian diketik ulang oleh Rascal di laptop.
Sambil menahan kantuknya, Keira harus tetap fokus agar dirinya tidak salah menyebutkan ukuran-ukuran baju. Namun Keira tidak kuat menahan kantuk nya setelah semalaman menerima orderan.
Tanpa sadar, Keira tertidur pada bahu kanan Rascal yang sedang duduk disebelahnya. Pandangan Rascal langsung menoleh ke arah gadis disamping nya. Rascal menyelipkan rambut panjang Keira yang menutupi wajah gadis itu ke belakang telinga.
Pria itu tersenyum.
“Baskara yang beruntung punya lo, Kei”
KAMU SEDANG MEMBACA
LAVELLE
Teen FictionJasmine, adalah masa lalu Baskara. Semenjak setahun kepergian nya, Baskara mulai membuka hatinya lagi untuk orang baru. Perkenalkan, Keira Lavelle. Mereka bertemu dalam satu kepanitiaan di kampus. Merasa Keira adalah sosok yang berbeda dengan wanita...