Ruangan bernuansa putih itu tampak cerah disinari oleh cahaya matahari pagi. Disana terdapat Keira yang terbaring lemah dan bernapas dengan bantuan selang oksigen. Pagi ini, Keira baru saja siuman sejak kecelakaan semalam. Di sebrang kasurnya, terdapat Rascal yang masih tertidur di sofa.
Bibir pucat Keira masih terlalu kelu untuk bicara. Kedua bola mata nya masih memperhatikan sekitar. Memakai selang dan juga infus, ah dirinya sadar bahwa ia sedang dirawat di rumah sakit meski ia belum terlalu mengingat tentang kejadian semalam.
“C-Cal…” panggil nya dengan suara yang pelan.
Rascal samar-samar membuka matanya. Setelah melihat Keira yang sudah siuman, buru-buru ia memanggil dokter.
Dokter berjalan mendekati Keira untuk memeriksa keadaan gadis itu. Dokter juga mulai mengganti perban yang terpasang di kepala Keira.
“Aww…” rintih Keira saat Dokter itu sedang mengobati bekas jahitan di kepalanya.
“Gimana keadaan Keira, Dok?” tanya Rascal.
“Keira masih belum boleh banyak gerak. Ia masih harus istirahat total karena tubuhnya masih sangat lemah” ucap Dokter itu menjelaskan.
Rascal mengangguk paham, “Baik, Dok, terima kasih” ucap Rascal.
Rascal menarik kursi agar ia bisa duduk disebelah ranjang rumah sakit. Ia mengambil segelas air yang terletak diatas meja dan memberikan Keira minum.
“Cal… Aku—”
Rascal mengelus pelan tangan gadis itu. Ia tau pasti Keira akan bertanya tentang apa yang terjadi semalam.
“Udah ya, lo jangan banyak omong dulu. Lo baru siuman, Kei. Jangan mikirin apa-apa” ucap Rascal dengan lembut. Tatapannya tak lepas pada gadis itu yang masih terlihat sayu.
Keira sedikit menghela napas dari mulutnya. Ia masih mencoba mengingat tentang kejadian semalam. Tentang apa yang membuat nya bisa seemosi itu, dan tentang keadaan orang yang ia tabrak.
“Korban yang aku tabrak, dia dimana?” lirih Keira.
“Dia juga semalam dibawa kesini, tapi lukanya nggak terlalu parah. Jadi dia udah boleh pulang”
Kini Keira sedikit mengingat tentang apa yang membuatnya sekacau ini. Devi. Semua karena sikap Devi yang berani untuk selingkuh dari ayah kandung nya.
Air matanya tiba-tiba menetes, membuat Rascal khawatir.
“Kei, kenapa?? Ada yang sakit? Biar gue panggil dokter lagi”
Keira menggeleng pelan. “Nggak, Cal. Cuma nyeri sedikit aja” alasan nya.
Di balik pintu, Retha berlari kecil ke arah Keira. “Kei, lo ga kenapa-napa?” tanya nya dengan raut wajah yang panik.
“Kalau aku gak kenapa-napa, ga mungkin aku disini, Tha” jawabnya sedikit tertawa kecil.
“Please, deh.. Gue takut banget lo kenapa-napa, Kei”
“Keira cuma masih harus istirahat total. Tadi dokter bilang, kondisi badannya masih lemah” Ujar Rascal.
“Keii, lo bikin gue takut aja” ucap Retha yang kemudian langsung memeluk sahabatnya itu.
Melihat Rascal yang terus menguap, Keira merasa tidak enak. Dirinya merasa terus merepotkan Rascal. Rascal terlihat seperti kurang tidur karena semalaman menunggu dirinya di rumah sakit.
“Cal, kamu pulang dulu aja, ya, tidur, kan udah ada Retha disini” ucap Keira lembut.
“Iya, Cal, mending lo pulang dulu. Keira biar gue yang jagain” ucap Retha.
“Yakin aman?” ucap Rascal sedikit meledek Retha.
Retha langsung saja menepuk bahu Rascal. “Amannn.. Gak percayaan banget sih lo sama gue”
Rascal tertawa kecil. “Yaudah kalau gitu, gue sekarang balik dulu. Kei, ada yang mau dititip?” Tanya Rascal, membuat Keira berpikir sejenak.
“Laptop” pinta Keira.
“Laptop? Kei, lo lagi sakit loh. Nggak urus bisnis dulu sampai lo sembuh bisa kan?” tidak terdengar nada tinggi disana, melainkan Rascal berbicara dengan sangat lembut.
“Bukan untuk kerja kok, Cal. Tapi buat kamu atau Retha biar bisa nonton film disini”
“Kan ada handphone”
“Layar nya kecil”
“Yaudah kalau gitu, nanti gue izin ya buat ambil laptop di rumah lo. Gue pamit dulu sebentar. Tha, nitip” ucap Rascal seperti sedang menitipkan anak kecil kepada orang lain.
“Iya, Calll.. gue jagain”
Beberapa detik setelah Rascal keluar ruangan, Retha sedikit menyenggol tangan Keira ketika Keira sedang melihat ke arah punggung Rascal yang mulai menghilang.
“Lo tau nggak?” ucap Retha membuat Keira penasaran.
Keira menggeleng pelan. “Tau apa?”
“Rascal panik banget waktu dia dapet kabar kalau lo kecelakaan. Dia yang bawa lo kesini dan semaleman nungguin lo disini”
“Duh.. aku jadi gak enak sama dia. Dia terlalu nurut sama Baskara buat jagain aku. Kayaknya dia gak perlu lagi deh kayak gitu”
“Tapi, ya, Kei, lo sebenernya ngerasa ada yang beda gak sih? Kok gue ngerasa nya ini tuh bener-bener rasa peduli dia ke lo, keliatan tulus banget loh”
“Maksudnya?”
“Gue yakin dia ada rasa sama lo”
KAMU SEDANG MEMBACA
LAVELLE
Teen FictionJasmine, adalah masa lalu Baskara. Semenjak setahun kepergian nya, Baskara mulai membuka hatinya lagi untuk orang baru. Perkenalkan, Keira Lavelle. Mereka bertemu dalam satu kepanitiaan di kampus. Merasa Keira adalah sosok yang berbeda dengan wanita...