Dua hari setelahnya…
Pagi itu Baskara mengumpulkan panitia acara pentas seni untuk membuat properti-properti yang dibutuhkan. Mengingat acara tinggal h-2, persiapan-persiapan pun harus selesai secepat mungkin.
“Pagi semuanya” ketua panitia itu memulai pembicaraannya.
“Sebelumnya terimakasih untuk kalian karena sudah berkenan hadir di pagi yang lumayan cerah ini. Jadi agenda pada hari ini kita bakal membuat properti-properti yang sudah kita list sebelumnya. Semoga agenda hari ini bisa berjalan dengan maksimal. Sebelumnya gue bakal absen dulu, setelah namanya dipanggil, kalian silahkan mengambil sarapan ke meja Zydane. Jam 8 baru kita mulai” ucap Baskara.
“Anin”
“Raka”
“Deva”
“Tio”
“Retha”
“…”
Satu persatu Baskara mengabsen nama-nama yang ikut kepanitiaan. Hanya tersisa satu nama yang belum hadir.
“Keira”
“Keira?”
“Keira mungkin telat, Bas. Gue telepon juga tadi gak diangkat-angkat sih” ucap Retha.
Semuanya sudah siap memulai agenda mereka setelah selesai sarapan bersama. Tak lama kemudian pemilik nama yang belum hadir datang. Dengan langkah nya yang cepat, ia langsung menghampiri Baskara.
“Sorry, aku telat” ucapnya dengan napas yang terengah-engah.
“Kei, kamu pucat banget. Kamu sakit?” Baskara mengamati wajah Keira. Keira menggeleng cepat.
“Mungkin karena aku habis lari” alasannya. Baskara lalu memberikan nasi kotak dan sebotol air mineral pada Keira.
“Kamu sarapan dulu aja, nanti baru mulai” perintah Baskara.
Keira meraih pemberian itu dan langsung duduk di area pojok ruangan.
“Lo darimana sih, Kei? Kok tumben terlambat?” Retha berbisik.
“Tadi kepala ku sedikit pusing, Tha. Jadi aku tunggu redaan dulu” jelas nya sambil menyuap sesendok nasi.
Selesai sarapan, Keira langsung bergegas mengerjakan bagiannya. Membuat tampilan background acara adalah keahliannya.
Di sudut ruangan, Baskara mengamati Keira dari kejauhan. Aksinya disadari oleh Zydane yang sedang berdiri disebelahnya.
“Diliatin mulu, cantik, ya?” ledek Zydane yang dibalas senyuman tipis oleh Baskara.
“Hati-hati fans lo banyak yang cemburu, hahaha”
“she is different, Zyd”
Zydane langsung menatap ke arah Baskara. “Lo suka sama dia, Bas? Akhirnya seorang Baskara mulai buka hati untuk wanita lain”
Zydane sangat mengenal Baskara. Sudah lama Zydane tidak melihat temannya itu menyukai perempuan lain selain masa lalunya, Jasmine.
Di semester awal masuk kuliah, Baskara mengenal Jasmine karena Jasmine sosok yang pintar dan sering menjadi perwakilan kelas nya diberbagai acara public speaking. Selain itu, sosok Jasmine juga berbeda dengan yang lain di mata Baskara. Ia memiliki basic manner yang baik dan juga sangat sopan. Baskara tidak menyukai wanita yang terlihat dengan pakaian mahal dan sangat sosialita. Baskara menyukai wanita yang terpenting adalah basic manner nya. Tapi sayang, hubungan mereka hanya sampai satu tahun saja. Itu bukan karena mereka putus, melainkan Jasmine terlebih dulu pergi meninggalkan dunia akibat penyakit paru-parunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LAVELLE
Teen FictionJasmine, adalah masa lalu Baskara. Semenjak setahun kepergian nya, Baskara mulai membuka hatinya lagi untuk orang baru. Perkenalkan, Keira Lavelle. Mereka bertemu dalam satu kepanitiaan di kampus. Merasa Keira adalah sosok yang berbeda dengan wanita...