Keira meraih kotak pemberian dari Baskara yang belum sempat ia buka kemarin. Ia menarik pita silver itu sampai terlepas ikatannya. Di dalam nya terdapat boneka teddy bear kecil berwarna putih yang dipakaikan kalung emas dengan liontin berbentuk huruf K, inisial nama dari Keira.
Senyum nya mengembang saat itu juga, buru-buru ia mencopot kalung itu dari boneka dan langsung mencoba pada lehernya.
“cantik” gumam nya.
Keira melihat kembali isi kotak itu, ternyata terdapat surat di dalamnya. Dengan wajah yang antusias, ia langsung membuka surat itu.
Hi, my beautiful one…
Janji untuk nggak nangis ya pas baca surat ini?
Aku suka sama senyum kamu. Aku nggak suka kalau kamu nangis karena aku. Itu artinya aku jahat.
Gimana kalung nya? Suka? Aku nggak tau cara nya beli kalung dan milih kalung yang cocok buat kamu. Aku nyiapin semua ini dibantuin sama Retha dan juga Rascal. Hahaha kuno banget ya aku. Retha bilang, kamu suka koleksi jewelry. Entah mengapa yang terlintas dipikiran aku saat itu pengen beliin kamu kalung. Kayaknya kalau gelang, kamu udah punya puluhan koleksi deh hahaha..
Oh iya, aku belum ngenalin Rascal secara langsung sama kamu. Dia teman kecilku, bahkan sampai sekarang, kita masih terus bareng-bareng. Dengan hadirnya Rascal, aku amanatin dia untuk ngejaga kamu. Jadi, jangan takut ya sama dia. Dia gak gigit kok, emang anak nya kadang suka rese aja..
Kei, disini aku bakal selalu baik-baik aja, dan semoga kamu juga. Semoga kamu selalu bahagia, meskipun nggak ada aku. Aku cuma berharap kamu selalu diberi kesehatan, kebahagiaan yang melimpah, dan selalu dilancarkan semua usaha kamu.
Kalau aku pulang ke Bali, nanti kita cerita tentang jarak yang memisahkan kita. Kita cerita-cerita bagaimana rasanya menahan rindu.Have a good day, Keira Lavelle.
Tertanda,
Argenta Baskara.Surat dari Baskara sangat menyentuh hati Keira. Ia pun tak bisa menahan tangis nya. Keira harap, sekarang Baskara ada disini. Mengajak nya keluar untuk membeli pasta. Atau bahkan hanya berjalan-jalan dengan motor sport nya.
Hari pertama tanpa Baskara membuat Keira masih merasakan sedihnya saat pelukan terakhirnya di Bandara. Ia masih mengingat jelas bagaimana aroma parfum milik Baskara, sepertinya masih melekat begitu hangat. Tatapan sendu Baskara juga masih sangat terasa. Bahkan usapan lembut di kepalanya juga masih bisa dirasakan.
Keira harus terbiasa tanpa Baskara. Ini baru satu hari, ia bahkan harus bisa menahan rindu nya ini untuk beberapa tahun ke depan.
Selang beberapa menit kemudian, bel rumah Keira berbunyi. Ia pun bangkit dari duduk nya dan langsung berjalan ke arah pintu. Rupanya Rascal yang berdiri disana.
“Rascal?”
Keira membawakan segelas air untuk Rascal yang sudah duduk di sofa.
“Gimana? Udah lo buka hadiah dari Baskara?” tanya nya.
Keira mengangguk pelan. “Makasih, ya, karena udah bantuin Baskara buat nyiapin semua itu. Bahkan sekarang kamu diamanatin untuk ngejaga aku. Sebenernya kamu nggak perlu ngikutin perintah Baskara. Dan aku juga gapapa untuk itu. Kamu juga pasti punya kehidupan yang harus kamu urus sendiri. Tenang, aku nggak akan bilang ke Baskara kok” jelas Keira.
Rascal tertawa kecil. “Gue nggak keberatan kok. Gue senang bisa bantu dia buat ngejaga lo. Lagipula, gue tau rasanya kesepian, dan itu sama sekali nggak enak”
Entah mengapa raut wajah Rascal sedikit berubah sehabis mengatakan kalimat itu. Apakah Rascal pernah merasakan sesuatu yang sama? Atau kah ada memori-memori lama yang berputar kembali di kepalanya?
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
LAVELLE
Teen FictionJasmine, adalah masa lalu Baskara. Semenjak setahun kepergian nya, Baskara mulai membuka hatinya lagi untuk orang baru. Perkenalkan, Keira Lavelle. Mereka bertemu dalam satu kepanitiaan di kampus. Merasa Keira adalah sosok yang berbeda dengan wanita...