Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
-𝑾𝒊𝒕𝒉 𝒆𝒗𝒆𝒓𝒚 𝒃𝒓𝒐𝒌𝒆𝒏 𝒃𝒐𝒏𝒆- 𝑰 𝒔𝒘𝒆𝒂𝒓 𝑰 𝒍𝒊𝒗𝒆𝒅 . . .
[Name] masuk ke ruang kerja suaminya, dia melihat Sang suami sedang fokus menulis resep obat dan berkas-berkas. [Name] berdiri di belakang suaminya dan mulai memijat bahunya pelan.
"Suamiku, jangan bekerja terlalu keras." Kata wanita itu cemas.
Baizhu tersenyum mendengarnya, dia menarik kedua tangan [Name] yang ada di bahunya dengan lembut, membuat posisi wanita itu berubah menjadi memeluk Sang suami dari belakang.
Baizhu lanjut menulis resep obat dan mencatat persediaan tanaman herbal dengan senyum yang masih tertanam di wajahnya.
"Sebentar lagi selesai, kamu mau tunggu aku?" Kata Baizhu, ia masih fokus dengan berkasnya walaupun sesekali melirik [Name] yang matanya sudah ngantuk.
[Name] mengangguk, "kalau sudah tidak kuat bilang padaku." Ucap Sang suami. Baizhu segera menyelesaikan pekerjaannya agar bisa cepat-cepat tidur dengan istrinya.
Baizhu berdiri dan mengaitkan lengan [Name] dengan lengannya agar istrinya lebih nyaman bersandar di bahunya sambil berjalan.
"Kemana Changsheng?" Tanya [Name], wanita itu tidak melihat Changsheng dari tadi.
Changsheng muncul dari belakang rambut Baizhu, "aku disini Nyonya [Name]!" Kata ular itu dengan nada penuh semangat.
"Ya ampun, selamat malam Changsheng." Ucap [Name] menyapa Changsheng.
"Selamat malam, Nyonya [Name]!" Changsheng balas menyapa [Name] dengan semangat.
Baizhu melihat [Name] yang sudah sempoyongan. "Changsheng, tolong jangan ajak ngobrol istriku dulu ya." Kata Baizhu, Changsheng mengangguk lalu dia kembali bersembunyi di balik rambut Baizhu.
Mereka berjalan di lorong dalam diam sampai mereka tiba di dalam kamar.
Baizhu menidurkan [Name] di kasur, dia menaikan selimut sampai menutupi dada istrinya.
Pria itu duduk di sofa yang ada di sebelah kasur, dia meminum obatnya dengan tenang. Walaupun sudah berusaha setenang mungkin, tapi [Name] pasti selalu terbangun kalau suaminya sedang meminum obatnya.
"Kalau penyakitmu sangat menyakitkan tolong jangan di tahan, aku mau selalu menemanimu, aku akan berusaha membantumu." Ucap [Name], matanya berkaca-kaca melihat Baizhu yang sudah menderita dengan kesehatannya yang selalu menurun.
Baizhu mendekati [Name] "Aku tidak akan menunjukkan sisiku yang satu itu di depanmu, kamu akan sedih." Ucap Baizhu, lelaki itu mencium kening Sang istri.
"Kamu tidak perlu khawatir, hanya melihat dirimu saja rasanya penyakit itu menghilang." Baizhu tersenyum lembut.
