Cinta pandangan pertama? Ayato tidak percaya dengan hal seperti itu, menurut dirinya, cinta pada pandangan pertama itu tidak ada, karena mau bagaimana pun manusia bisa jatuh cinta karena merasa nyaman dengan seseorang. Artinya, tidak ada manusia yang benar-benar jatuh cinta pada pandangan pertama, kebanyakan orang yang jatuh cinta pada pandangan pertama itu karena nafsunya bukan hatinya.
Tapi kenyataannya, Ayato menelan ludah, pikiran dan hatinya tidak sependapat. Pikirannya menolak adanya cinta pada pandangan pertama, tapi hatinya justru berlabuh ke gadis yang baru ia temui saat olimpiade sains.
Namanya [Name], penampilannya sangat menarik perhatian Ayato. Rapi dan cantik sekali sampai ia tidak bisa melepaskan pandangannya dari gadis itu.
Ayato sendiri menjadi pusat perhatian para peserta karena wajahnya yang sangat tampan dan proporsi tubuhnya yang sempurna. Banyak sekali yang mengajak Ayato berbincang di ruang tunggu, tapi energinya sudah habis jadi Ayato memutuskan pergi ke taman di gedung dan duduk di bangku taman.
"Kenapa di sini sendirian?" Ayato terkejut, sungguh terkejut melihat [Name] datang dan mengajaknya berbincang.
Ayato tersenyum, "energiku habis, mereka sangat bersemangat."
"Begitu ya, energiku juga habis," ucap [Name], semua orang bisa melihat ekspresinya yang terlihat sangat lelah.
"Boleh aku duduk di sebelah kamu?" Lanjutnya.
Ayato mengangguk, jantungnya berdegup kencang. Ia khawatir, khawatir kalau gadis pujaannya dapat mendengar degup jantungnya.
Suasana menjadi canggung, entah gadis itu juga merasakan atua hanya Ayato yang merasa. Suasana ini benar-benar tidak nyaman, Ayato merasa sangat canggung.
"Kamu suka belajar?" tanya Ayato. Hanya itu satu-satunya pertanyaan yang ada di otak Ayato.
[Name] mengangguk, "suka, kalo kamu? Suka belajar gak?"
"Suka," jawab Ayato. Pria itu sudah berusaha tidak bicara apa-apa lagi, tapi mulut berkata lain.
"Kapan-kapan mau belajar bareng?" Tanya Ayato. Ia merutuki mulutnya yang tiba-tiba bertanya seperti itu.
[Name] terkejut dan terdiam sebentar, kemudian ia mengangguk. Pasti sangat menyenangkan, pikirnya.
Beberapa minggu kemudian, ujian sekolah tiba, dan Ayato sudah membuat janji dengan [Name] untuk belajar bersama di perpustakaan yang jaraknya tidak terlalu jauh dari sekolah [Name] maupun sekolah Ayato.
Walaupun berminggu-minggu sudah berlalu, tapi perasaan Ayato pada [Name] benar-benar tidak berubah.
"Kalo nilai aku lebih tinggi dari kamu, kamu harus turutin permintaan aku ya!" Ucap [Name].
Ayato mengangguk, "kalo aku lebih tinggi?" Tanya Ayato. Bibirnya tersenyum miring melihat [Name] yang terkejut.
"Aku yang turutin permintaan kamu," seketika [Name] jadi sebal dengan Ayato.
Gadis itu berniat mencari keuntungan dari perjanjian ini, tapi ia tidak menyangka Ayato akan bertanya seperti itu.
Ayato terkekeh, [Name] yang sekarang sangat berbeda dengan [Name] yang pertama kali ia temui. Mungkin karena gadis itu merasa sudah dekat dengan Ayato, ia jadi lebih nyaman mengekspresikan perasaannya.
Mereka belajar bersama di perpustakaan, Ayato sesekali membantu [Name], tapi dirinya tidak bisa fokus belajar. Terkadang matanya curi-curi pandang ke wajah gadis itu.
Sampai akhirnya, tatapannya terkunci dengan mata gadis itu, waktu seakan berhenti, dan ucapan spontan dari Ayato membuat [Name] terkejut.
"Aku suka kamu, [Name]."
[Name] tidak bisa menahan pipinya yang merona, jantungnya yang berdegup sangat kencang membuatnya khawatir Ayato akan mendengar suara itu. Ia bahagia dan bingung, apa yang harus ia lakukan selanjutnya?
Disukai pria sempurna seperti Ayato benar-benar sebuah keberuntungan.
▼・ᴥ・▼
Hai guyss!! Apa kabar? Maaf banget udah 1 bulan gak update😭 jujur ide aku lagi seret nih, tiba-tiba cuma dateng sekilas aja (╥﹏╥)
Semoga kedepannya aku bisa lebih baik lagi ya dan bisa update dengan rajin😔
