Usia kandungan (Name) sudah memasuki bulan kedelapan, yang sama dengan trimester tiga. Hampir semua aktivitas sulit untuk dilakukan oleh (Name). Terutama, tidur. Mau tidur saja rasanya terbatas dan tidak nyaman.
Sekarang, sudah malam lagi, (Name) masih sibuk mencari posisi tidur yang nyaman. Lain lagi dengan Gempa yang sudah lelap.
Sudah berbagai posisi tidur (Name) coba, tapi tak ada yang pas rasanya. Lalu, ia pun menegakkan bantal, dan duduk bersandar.
'Nah, baru pw ...'
Tak lupa, ia mengambil bantal guling yang nganggur untuk dijadikan pelukan. Kemudian, barulah ia tidur.
===
Jam tiga dini hari, Gempa tiba-tiba terbangun karena merasa ingin ke kamar mandi. Ia pun segera bangun dari kasur, ke kamar mandi, setelah beberapa menit keluar lagi.
Saat baru keluar, ia baru menyadari posisi tidur (Name). Duduk bersandar sambil memeluk bantal guling. Ia jadi memikirkan, sesusah itukah untuk tidur bagi ibu hamil? Gempa jadi merasa bersalah telah menghamili (Name). //😭
Ia pun kembali ke atas kasur, duduk di dekat (Name), lalu mencoba membenarkan posisi tidur istrinya yang kepalanya tampak perlu ditolong──hingga dirasa kepalanya sudah nyaman. Lalu, Gempa pun mengambilkan bantal kecil untuk tatakan kepala dan meletakkannya di atas bantal besar yang (Name) jadikan sandaran punggung.
Ia pun mengecup kening istrinya. "Semangat, sayang, sebulan lagi kamu bakal melahirkan." bisiknya
Sejam kemudian, (Name) terbangun karena mulai merasa posisi tidurnya tidak nyaman lagi.
"Ihh, kirain udah jam enam ... jadi, daritadi cuma merem?" gumam (Name), "Apa gak usah tidur aja kali, ya?"
(Name) memutuskan untuk berdiri lalu pergi ke dapur. Kebetulan sekali ia merasa lapar. Ia menyalakan lampu dan membuka kulkas, mencari sesuatu yang bisa dimakan atau yang bisa dimasak.
Ia menemukan nugget. Ia pun mengambil itu dan segera menggorengnya. Setelah matang, (Name) menyajikannya bersama saus. Ia juga mengambil susu kotak dari kulkas sebagai minumannya. Ia pun duduk di salah satu kursi di ruang makan.
Saat sedang menikmati makanan ringannya, ada Deara yang datang.
"Loh, (Name)? Kok udah bangun aja?" tanya Deara
"Aku gak bisa tidur, aku juga tiba-tiba lapar. Ibu jam segini kok udah bangun juga?" ucap (Name)
"Emang udah kebiasaan aja. Udah jam setengah lima juga. Ibu mau masak nasi dulu."
(Name) hanya manggut-manggut, lalu Deara mulai melakukan aktivitasnya. (Name) menyudahi makannya, lalu mulai membantu Deara.
Hingga tak terasa sudah jam setengah enam, yang lainnya sudah mulai bangun pagi dan akan memulai aktivitas. Evy juga ikut nimbrung dari jam lima tadi.
"(Name), tinggalin aja dulu, udah ada aku yang bantuin ibu," ucap Evy
(Name) menggeleng. "Nanti aja, aku masih mau di sini. Belum selesai juga."
"Lagi dikit aja kok, nak, gak apa-apalah ditinggalin. Emangnya kamu gak mandi?"
"Kamar mandinya masih dipakai kayaknya, bu."
Pada akhirnya, kegiatan memasak selesai pada jam enam kurang lima belas menit. Yang mau mandi memutuskan untuk pergi mandi, Deara yang menyajikan sarapan.
Lalu, pada jam enam lewat lima belas menit, semuanya sarapan. Setelah sarapan ada yang pergi bekerja ataupun ada yang menganggur.
Pagi ini, (Name) kembali pergi ke florist miliknya. Biasanya ia hanya melakukan pengecekan keuangan dan gudang, setelahnya duduk manis atau kalau mau melihat-lihat pekerjaan para pekerjanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Approval [✓]
Romance୨⎯ BoBoiBoy Gempa w/ Female!Readers ⎯୧ Jangan salah paham kepada hubungan pria kaya dengan gadis miskin. Perbedaan status mereka memang tampak mencolok, tapi cobalah memandang kepada hati. "Gempa, dia siapa?" "Dia-" Start: 6/8/2023 Finish: 18/9/2023...