6. Nilai Minus Untuk Luna

319 56 90
                                        

Di sinilah Arjuna berdiri sekarang, di dalam toilet dan dalam posisi membelakangi Luna.

"Saya keluar aja lah, saya tungguin kamu di depan pintu toilet"

"Heh jangan! Bapak mau kita ketahuan?"

"Tapi saya gak mungkin terus berdiri di sini dan tungguin kamu!"

"Kalau bapak keluar ntar temen-temen bapak makin curiga karena bapak yang berdiri doang di depan pintu. Pokoknya saya gak mau bapak keluar dan berujung kita ketahuan tinggal serumah! Saya gak mau di usir dari sini ya!"

Situasi macam apa ini?

Arjuna memejamkan matanya dan menghela napas panjang.

"Ok, cepet buang air besar. Saya tungguin!"

Luna tidak tahu apakah ia harus merasa senang atau tidak karena Arjuna mengiyakan permintaannya.

"Bapak jangan nengok kesini, awas aja. Bakalan saya colok mata bapak kalau sampai bapak nengok ke arah saya"

"Iya bawel! Cepetan!"

Tanpa membuang waktu lebih lama, Luna segera menyelesaikan panggilan alamnya.

Namun tetap saja Luna merasa tidak nyaman untuk memulai kegiatan buang air besarnya.

Bagaimana bisa nyaman jika di dalam toilet ini ada orang lain selain dirinya.

"Pak sa---"

"Cepetan atau kamu saya tinggal"

Potong Arjuna sebelum Luna menyelesaikan kalimatnya.

"Tapi---"

"Kalau saya keluar sekarang, saya gak akan balik lagi buat tolongin kamu. Biarin aja kamu nginep di toilet ini sampai pagi"

"Ish iya iya! Jadi manusia ngeselin banget heran", seru Luna sebal.

"Udah cepetan! Jangan buang-buang waktu kamu buat misuhin saya"

"Nyenyenye"






Beberapa saat kemudian...






Sepertinya Luna menyesal karena tidak membiarkan Arjuna menunggu saja di depan pintu toilet.

Bagaimana tidak menyesal, bunyi familiar yang berasal dari kegiatan buang air besarnya sudah di dengarkan oleh lelaki itu. Bahkan aroma nya pun sama.

Arjuna pun sama menyesal nya dengan Luna.

Hidung dan telinga Arjuna sudah tidak suci lagi.

Mengapa ia tidak menunggu di luar saja hingga ia tak perlu mendengarkan bunyi dan mencium aroma ini?

Arjuna menghela napas panjang dan menutup kedua telinganya menggunakan tangan.

"Saya gak denger apa-apa, saya juga gak cium aroma apa-apa", ujar Arjuna berulang kali.

Luna menundukkan kepalanya malu.

"Dasar Luna bego, bodoh, tolol, dongo!", rutuk Luna di dalam hati.

Mau di taruh di mana wajahnya setelah ini?

~🐨|🍀~

Luna terlambat bangun.

Waktu sudah menunjukkan pukul 07.30 pagi dan ia baru saja membuka matanya.

Luna hanya memiliki waktu tiga puluh menit untuk bersiap-siap ke kantor.

Dirinya tak boleh terlambat!

Jika terlambat, bisa-bisa si bos menyebalkan itu akan memberi poin minus pada nilai kedisiplinannya dan itu akan mempengaruhi gajinya.

[✔]𝐋𝐮𝐧𝐚 & 𝐀𝐫𝐣𝐮𝐧𝐚 || 𝐉𝐮𝐧𝐒𝐡𝐢𝐡𝐨/𝐌𝐚𝐬𝐡𝐢𝐊𝐲𝐮Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang