"WOY ARJUNA EVAN WIJAKSARA! BUKAIN PINTUNYA! GUE UDAH KEBELET BANGET INI SAT!"
Suara teriakan Jafin terus terdengar.
"BENTAR", balas Arjuna.
Arjuna menarik napas panjang kemudian memutar kenop pintu.
"Kalian tadi ada di rumah Yofie, kok sekarang bisa ada di sini? Mau ngapain?", tanya Arjuna pada Jafin, Jevan dan Yofie.
"Kita bertiga udah kangen lagi sama lo bang. Bang Jafin juga mau numpang pipis noh", jawab Jevan sembari menunjuk ke arah Jafin yang sudah bergerak gelisah.
"MINGGIR NYET, GUE MAU KE TOILET!"
Arjuna menggeser tubuhnya dari arah pintu agar Jafin bisa masuk ke dalam.
"Kalian juga ayo masuk dulu", ajak Arjuna pada Yofie dan Jevan.
"Wah udah lama banget rasanya kita gak ngumpul di sini. Dekorasinya gak ada yang berubah ya, Jun", tutur Yofie yang sedang mengamati sekitar.
Arjuna menganggukkan kepalanya.
"Tapi apa yang buat lo mutusin buat balik lagi ke rumah ini setelah setahun tinggal bareng Bunda Jihan, bang?", tanya Jevan.
"Pengen aja. Rumah ini juga jaraknya lebih deket dari kantor di banding rumah bunda", jawab Arjuna.
"Iya juga sih"
"Lo sendirian aja nih di sini? Demian gak ikut?", tanya Yofie.
"Gak, dia tetap tinggal bareng bunda. Katanya masih pengen tidur sambil di tepukin pantatnya", jawab Arjuna.
"Kalau Demian tau lo ngomong gini soal dia, pasti udah mencak-mencak anaknya"
"Terus Demian teriak ke bang Arjuna kek gini, 'Dasar abang tidak berguna! Ku tukar juga kau lama-lama dengan sepatu kaca Cinderella'. Lucu banget si Pangeran yang masih mencari Cinderella nya", tambah Jevan yang mengundang gelak tawa Yofie.
"Bentar bentar, kan tadi lo bilang sendirian aja di sini", ujar Yofie pada Arjuna.
"Iya, terus?", tanya si pemilik rumah.
"Tapi tadi gue gak sengaja denger teriakan cewek dari dalam rumah"
Jederr
Rasanya Arjuna seperti tersambar petir di malam hari saat mendengar penuturan Yofie.
"Lo salah denger kali"
"Tapi gue juga denger apa yang di denger sama bang Yofie", sambung Jevan.
Arjuna menelan saliva dengan susah payah.
"Suara cewek apaan, di sini cuma ada gue"
Yofie dan Jevan menatap Arjuna dengan tatapan menyelidik.
"Lo gak lagi sembunyiin sesuatu dari kita kan, Jun?", tanya Yofie.
"Nyembunyiin apaan? Gak ada kok"
"Ya udah kalau gitu"
Arjuna bisa kembali bernapas lega saat Yofie dan Jevan tak begitu mengambil pusing tentang suara Luna yang mereka dengarkan tadi.
Jafin yang sudah menyelesaikan panggilan alamnya pun ikut bergabung bersama ketiga sahabatnya yang masih berada di ruang tamu.
"Jun, itu di kamar mandi ada dua sikat gigi. Gue tau sikat gigi punya lo dari dulu warnanya putih, terus itu yang warna ungu punya siapa?", tanya Jafin.
Seketika Arjuna di serang kekeringan tenggorokan yang teramat sangat.
"Ya Tuhan, cobaan apa lagi ini?", batin Arjuna.

KAMU SEDANG MEMBACA
[✔]𝐋𝐮𝐧𝐚 & 𝐀𝐫𝐣𝐮𝐧𝐚 || 𝐉𝐮𝐧𝐒𝐡𝐢𝐡𝐨/𝐌𝐚𝐬𝐡𝐢𝐊𝐲𝐮
Fanfiction-Local name -Warn! Genderswitch/GS "OKAY" "Ok apa?" "OKAY. SAYA BAKALAN TAATIN SEMUA PERATURAN YANG ADA" "Saya pikir kamu bakalan keluar dari sini" "Dari nada suara, bapak kayaknya kecewa banget ya karena saya bakalan taatin semua peraturan yang ada...