Butuh waktu dua puluh menit bagi Arjuna untuk menyelesaikan panggilan alamnya.
Yofie yang menunggu didepan pintu toilet spontan menoleh saat mendengar suara pintu dibuka.
"Jun, lo gapapa?"
"Gue gapapa, Yof. Cuma sakit perut doang."
"Yakin lo? Dua puluh menit loh Jun lo didalem. Beneran gapapa?"
"Iya gapapa. Cuma sakit perut doang ini. Yoklah berangkat. Maaf udah buat kalian jadi nunggu lama", sesal Arjuna saat melihat seluruh pasang mata menatap kearahnya.
"Coba itu Yof periksa dulu si Arjuna. Gak lucu ya kalau dia tiba-tiba pingsan. Mana besok mau kasih kejutan ke Luna", tambah Jafin.
"Gue beneran gapapa elah, diare doang ini. Udah yok pergi. Luna juga udah nungguin gue di kafe kak Hanum. Ntar gue minum obat di rumah pasti langsung sembuh."
"Beneran bang?", tanya Jevan meyakinkan.
"Iya beneran astagaaa."
"Ya udah kalau gitu biar Hannan aja yang nyetir mobil bang Juna", usul Hannan.
"ETTT GAK BOLEH!", seru para abang-abangnya.
Hannan menatap kelimanya polos.
"Kenapa gak boleh?"
"KAMU BELUM PUNYA SIM HANNAN MAHADEWA!"
Hannan menepuk keningnya.
"Oh iya ya, Hannan lupa he..he..he.."
"Udah biar gue aja yang nyetir. Gue, bang Juna, Demian sama Hannan semobil. Bang Jafin bareng dimobil bang Yofie ok?"
"Ok."
"Bang Juna kenapa bisa diare ya? Tadi di rumah salah makan atau gimana?", gumam Demian sembari mengingat-ingat apa saja yang mereka makan di rumah tadi.
"Makanannya aman semua kok."
Hannan menoleh kearah Demian.
"Demian kenapa?"
"Gapapa. Aku cuma mikir aja, kenapa bang Juna bisa diare. Perasaan tadi di rumah makannya kayak biasa. Aku juga baik-baik aja kok."
"Ooo itu, udah takdirnya bang Juna kena diare. Demian jangan terlalu pusing mikirinnya."
"Bener juga kata Hannan."
[🐨|🍀]
Lima belas menit kemudian, mereka berenam sudah sampai di kafe milik Hanum.
"Lunaaaa itu itu itu pak Arjuna udah dateng tuh!", seru Asya yang mendadak heboh sendiri.
"Loh loh loh? Kok yang turun dari kursi kemudi malah si buaya muara?!", Asya sudah membelalakkan matanya.
Luna turut menajamkan penglihatannya, kening Luna sudah berkerut bingung saat melihat Arjuna turun dari mobil dengan raut wajah tidak seperti biasanya. Lelaki itu bahkan sudah memegang perutnya.
"Itu Pak Arjuna nya kenapa, Lun? Nampaknya gak baik-baik aja", ucap Hanum.
"Bener kak. Bentar, aku mau samperin dulu", Luna berjalan cepat menuju Arjuna yang masih berada di parkiran.
"Haiiii kak Luna~", sapa Demian yang turun dari mobil bersama Hannan.
"Loh ada Demian sama Hannan ternyata. Hai juga adik-adik", balas Luna.
"Oh iya kakak gapapa? Kok mukanya pucet gini?", tanya Luna pada Arjuna yang sudah ikut menatap dirinya.
"Iya kakak gapapa kok", jawab Arjuna sembari mengulas senyuman.

KAMU SEDANG MEMBACA
[✔]𝐋𝐮𝐧𝐚 & 𝐀𝐫𝐣𝐮𝐧𝐚 || 𝐉𝐮𝐧𝐒𝐡𝐢𝐡𝐨/𝐌𝐚𝐬𝐡𝐢𝐊𝐲𝐮
Fanfic-Local name -Warn! Genderswitch/GS "OKAY" "Ok apa?" "OKAY. SAYA BAKALAN TAATIN SEMUA PERATURAN YANG ADA" "Saya pikir kamu bakalan keluar dari sini" "Dari nada suara, bapak kayaknya kecewa banget ya karena saya bakalan taatin semua peraturan yang ada...