13. Satu Langkah Lebih Dekat

292 49 70
                                    

"Pak Arjuna", panggil Luna pada Arjuna yang sudah berdiri di depan pagar rumah untuk menunggu kepulangan Luna.

Arjuna yang namanya di panggil lantas menoleh ke arah Luna yang melambai dengan wajah ceria ke arahnya.

Arjuna berlari menghampiri Luna dan memeriksa keadaannya.

"Kamu gapapa? Kaki kamu gimana?", tanya Arjuna khawatir.

"Saya baik-baik aja Pak"

"Gimana saya bisa tenang, nah kamu perginya dalam kondisi gak baik-baik aja. Belum lagi tadi pas pamitan ekspresinya nelangsa banget. Saya jadi kepikiran terus"

"He..he..he.. Maaf ya Pak. Tapi kenapa bapak khawatir banget? Bapak beneran suka ya sama saya?"

"Dasar kepo! Saya itu khawatir banget sama kamu karena kamu itu salah satu karyawan yang menghasilkan uang di kantor saya, jadi wajar dong kalau saya khawatirin kamu"

Luna mendengus sebal.

"Kirain khawatir karena apa gitu", gumam Luna.

"Kamu bilang apa barusan? Saya gak denger", tanya Arjuna.

"Gak ada kok, dasar bapak-bapak kepo!", balas Luna.

"Udah ah, ayo masuk. Kaki kamu itu harus di obatin dengan benar supaya cepat sembuh"

"Iya iya. Ayo masuk bayi Juna"

"Heh!"

"Eheheheheee"



Pada malam harinya di ruang tengah rumah Arjuna...



"Jadi gimana sama pacar kamu?", tanya Arjuna pada Luna yang sedang fokus mengerjakan dokumen di laptopnya.

"Gimana apanya, Pak?"

"Kalian baik-baik aja kan? Pacar kamu gak marah setelah lihat saya ngerangkul kamu tadi?"

"Oh itu, enggak Pak. Lagian Ben bukan pacar saya lagi kok", jawab Luna.

"Maksud kamu?"

"Saya dan Ben memutuskan untuk berteman. Kami gak ingin melanjutkan perjodohan lagi. Gak ada cinta di dalam hubungan ini. Jadi ya, kami memutuskan untuk berpisah secara baik-baik dan memilih untuk menjadi teman satu sama lain", jelas Luna.

"Terus orang tua kamu gimana? Mereka udah tau?"

"Belum. Nanti saya bakalan kasih tau ke orang tua saya, Ben pun begitu. Saya juga yakin, orang tua saya dan Ben pasti bisa menerima keputusan kami untuk mengakhiri perjodohan ini"

Arjuna menganggukkan kepalanya.

"Mmm Luna, sebenarnya saya udah tau soal perjodohan kalian. Tentang Ben yang udah punya pacar, saya juga udah tau soal itu. Bunda yang kasih tau ke saya tadi. Kenapa tadi saya khawatir banget saat kamu pamitan buat pergi sama Ben, itu karena saya udah tau keadaan sebenarnya seperti apa", ujar Arjuna dengan raut wajah bersalah.

"Saya minta maaf karena sudah mencari tau tentang kehidupan pribadi kamu"

Luna menggelengkan kepala dan kedua tangannya dengan heboh.

"Enggak Pak. Bapak gak salah jadi jangan minta maaf. Saya juga baik-baik aja kok, saya gak mempermasalahkan hal itu"

"Syukurlah kalau gitu. Sekali lagi saya minta maaf ya, Luna"

"Iya Pak, saya udah maafin bapak. Jadi jangan minta maaf lagi. Tapi..."

"Tapi?"

"Kalau bapak bener-bener merasa bersalah dan pengen minta maaf ke saya, boleh kali ya Pak nilai minus saya kemarin di ubah jadi nilai plus he..he..he.."

[✔]𝐋𝐮𝐧𝐚 & 𝐀𝐫𝐣𝐮𝐧𝐚 || 𝐉𝐮𝐧𝐒𝐡𝐢𝐡𝐨/𝐌𝐚𝐬𝐡𝐢𝐊𝐲𝐮Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang