22. Pembatalan Lamaran?!

176 23 4
                                        

Saat ini Arjuna sudah berhadapan dengan Luna di teras rumah.

"Luna", panggil Arjuna.

"Apa?", balas Luna dengan nada dan raut wajah tak bersahabat.

Arjuna yang melihat respon menggemaskan tersebut sudah mengulum bibir menahan senyuman.

"Napa bapak nahan-nahan senyum kayak gitu?!", tanya Luna sambil bersedekap dada.

Arjuna menggelengkan kepalanya.

"Gapapa, kamu lucu"

"Cih, bapak gak usah sok asik ya sama saya"

"Iyaaa, saya minta maaf ya Luna~"

"Hmm, jadi ada perlu apa bapak kesini? Mau ngapain?"

"Kamu malam ini punya waktu luang gak?"

"Kenapa tanya-tanya?"

"Saya pengen ajak kamu jalan-jalan"

"Jalan-jalan kemana?"

"Keliling perumahan aja, didepan gerbang perumahan juga ada kafe yang baru buka. Kita sekalian mampir kesana. Gimana?"

Luna terlihat berpikir.

"Saya di traktir gak nih?"

Arjuna spontan terkekeh dengan begitu tampannya saat mendengar pertanyaan yang dilontarkan Luna untuknya.

'Dih apasih ketawa kayak gitu? Dipikir ganteng apa?! Bikin dugeun-dugeun aja', batin Luna kesal.

"Iya dong saya traktir, kan saya yang ajak kamu buat pergi"

"Ya udah deh, kalau gitu tunggu bentar Pak. Saya ganti baju dulu. Bapak ke dapur gih. Di meja makan ada cupcake. Saya tau bapak gak terlalu suka makanan manis, cupcake itu buatan saya dan saya buatnya gak terlalu manis buat bapak", setelah mengatakan itu Luna segera berlari menuju kamarnya untuk mengganti pakaian.

"Asiikkk dibikinin cupcake sama calon istri", gumam Arjuna terlampau senang.

~🐨|🍀~

Setelah selesai berkeliling perumahan sembari berbincang ringan, akhirnya Luna dan Arjuna sampai di kafe yang dimaksud Arjuna.

"Lah beneran ada kafenya, kirain bapak ngibulin saya", celetuk Luna yang sudah memandang takjub kearah kafe tersebut.

"Emangnya selama ini saya pernah ngibulin kamu sampai kamu mikirnya kayak gitu?", tanya Arjuna.

"Iya pernah, sering malah"

"Kapan saya ngibulin kamu?"

"Gak tau, lupa"

"Ckck ada-ada aja"

"Udah Pak jangan berisik, yuk masuk"

Luna sudah melangkah lebih dulu untuk memasuki kafe meninggalkan Arjuna dibelakangnya.

Sesampainya didalam, mata Luna sudah membelalak tak percaya melihat siapa gerangan wanita yang menyambut mereka. Wanita itu bahkan sudah memeluk Arjuna tepat didepan mata Luna.

"Arjunaaaaa sayangggg akhirnya kamu datang jugaaaa~", ujar wanita yang ternyata adalah Yura, kakak sepupu Arjuna.

Luna tak dapat berbohong jika sekarang ia merasakan panas disekujur tubuhnya.

Cukup.

Luna tidak sanggup lagi jika terus menahan rasa tak nyamannya seperti ini.

"Pak Arjuna, ikut saya sebentar", ujar Luna yang kembali melangkah lebih dulu keluar dari kafe yang mereka datangi saat ini.

[✔]𝐋𝐮𝐧𝐚 & 𝐀𝐫𝐣𝐮𝐧𝐚 || 𝐉𝐮𝐧𝐒𝐡𝐢𝐡𝐨/𝐌𝐚𝐬𝐡𝐢𝐊𝐲𝐮Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang