3. Arjuna & Sikap Menyebalkannya

321 50 36
                                    

"Luna", panggil Arjuna pada Luna yang sedang berbaring di atas sofa.

"Kenapa?", tanya Luna tidak bersemangat.

Sepertinya makhluk mungil satu ini begitu kelelahan setelah pulang bekerja.

"Mau saya atau kamu dulu yang mandi?"

"Bapak duluan aja, saya lagi gak bersemangat buat gerak"

"Ya udah, tapi jangan lama-lama baring di atas sofa. Kamu kan baru pulang kerja terus belum mandi. Ntar sofanya ikutan bau kayak kamu"

Setelah mengatakan kalimat panjang yang cukup memancing emosi jiwa dan raga Luna, Arjuna melenggang pergi tanpa rasa bersalah.

"GUE GAK BAU YA KOALA SINTING! MANCING-MANCING EMOSI AJA KERJANYA BAPAK-BAPAK SATU ITU!"

"Saya bukan bapak-bapak. Kita cuma beda setahun kalau kamu lupa", koreksi Arjuna.

"BODO AMAT! GAK PEDULI!", balas Luna hingga urat lehernya menegang dan terpampang nyata di sana.





Dua Jam Kemudian...





"Nah gini kan bagus udah mandi, udah rapi, udah wangi, gak kayak tadi mirip orang yang habis kena PHK", komentar Arjuna pada Luna yang baru saja keluar dari dalam kamarnya.

Omong-omong lelaki itu sedang menonton tayangan televisi di ruang tengah.

Pintu kamar Luna pun berhadapan langsung dengan sofa yang di duduki Arjuna.

"Bapak jangan ngajakin saya berantem, saya lagi gak bertenaga buat ladenin omongan bapak"

"Lapar ya?"

"Iya kali"

"Sana makan dulu. Saya tadi masak buat kita berdua. Tapi maaf saya udah makan duluan, tadinya pengen nungguin kamu biar makan bareng tapi kamu mandinya lama banget. Saya udah keburu lapar"

Mata Luna seketika berbinar senang saat mendengar penuturan dari bosnya itu.

Meskipun menyebalkan, ternyata bos nya itu peduli juga terhadap perut keroncongan karyawannya.

"Wah bapak baik banget. Makasih banyak ya, Pak. Semoga rejeki bapak mengalir deras kayak air keran di kamar mandi rumah kita"

Luna sudah melesat pergi menuju meja makan tepat saat ia menyelesaikan kalimatnya.

"Iya sama-sama. Tapi ini rumah saya kalau kamu lupa. Bukan rumah kita", balas Arjuna.

Luna memilih untuk tidak meladeni ucapan menyebalkan tapi memang kenyataan dari sosok bosnya itu.

Sekarang yang terpenting adalah mengisi perutnya yang sudah keroncongan.

Bosnya ini bermanfaat juga.

~🐨|🍀~

"Gimana? Udah kenyang?", tanya Arjuna pada Luna yang sedang menatap layar televisi dengan wajah sumringah.

"Udah Pak"

"Syukurlah kalau gitu, berarti porsinya pas. Gimana masakan saya?"

"Mmm biasa aja, lumayan bisa di terima perut saya. Tapi tadi telur gulung nya agak keasinan, but it's okay. Masakan bapak biasa aja tapi nyerempet enak"

"Soal telur gulungnya, saya sengaja buatnya agak keasinan"

"Kenapa?"

"Biar kamu hipertensi"

"Si anjing"

"Heh mulutnya"

"Maap Pak saya kelepasan, habisnya bapak ngeselin"

[✔]𝐋𝐮𝐧𝐚 & 𝐀𝐫𝐣𝐮𝐧𝐚 || 𝐉𝐮𝐧𝐒𝐡𝐢𝐡𝐨/𝐌𝐚𝐬𝐡𝐢𝐊𝐲𝐮Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang