Luna menyimpan ponselnya setelah membalas pesan dari Asya yang meminta tolong pada dirinya agar di lepaskan dari si buaya muara alias Jevan tampan tapi jamet tiada tara.
"Yang sabar ya Sya hadepin buaya muaranya he..he..he..", ujar Luna disertai senyum usil nya.
Luna berjalan keluar dari kamar dan melihat Papa Haris bersama Ayah Surya sedang mengobrol di ruang tamu.
Tak ada sosok Arjuna di sana.
Luna menghampiri kedua pria paruh baya tersebut.
"Papa, Ayah, Pak Arjuna nya mana?", tanya Luna.
"Tadi di bawa pergi sama Hannan. Coba cek di luar, siapa tau Hannan ngajak Juna main kelereng di depan", jawab Papa Haris.
"Kalau mama sama bunda?"
"Tadi pamitan mau ke rumah tante Feni dan tante Rossa", jawab Ayah Surya.
Luna menganggukkan kepala.
"Ya udah, kalau gitu Luna ke depan dulu buat samperin Pak Arjuna sama Hannan"
Papa Haris dan Ayah Surya mengangguk mengiyakan.
Luna sudah akan melangkahkan kaki menuju luar namun suara Papa Haris menghentikan langkahnya.
"Kamu masih panggil Juna pake embel-embel Pak?", tanya Papa Haris.
"Iya", jawab Luna santai.
Papa Haris menggelengkan kepala dengan ekspresi tak habis pikir.
"Juna itu calon suami kamu, Luna. Lagian sekarang kalian lagi ada di rumah bukan di kantor jadi gak perlu panggil Juna pake embel-embel Pak. Formal banget kayak mau rapat"
"Luna kebiasaan panggil Pak Arjuna gitu, lagian Luna harus panggil Pak Arjuna pake panggilan apa lagi?"
"Mas/Sayang", jawab Papa Haris dan Ayah Surya bersamaan.
Kedua pria paruh baya namun masih tetap terlihat tampan di usianya itu spontan saling bertatapan dan tertawa bersama.
Luna hanya menggelengkan kepalanya.
Tidak Mamanya, Papanya, bahkan calon Papa mertuanya pun mempunya pemikiran yang sama.
"Panggil beb, honey dan darling juga boleh", tambah Papa Haris.
Luna kembali menggelengkan kepala dengan heboh.
Menolak keras usulan sang Papa yang sangat di luar batas kemampuan dirinya.
Apa-apaan panggilan itu?
Bulu kuduk Luna terasa meremang saat mendengar panggilan menggelikan yang sang Papa sarankan untuknya.
"Gak mau, canggung banget. Udah gitu geli banget ih dengernya"
Papa Haris menatap sang putri semata wayang dengan senyum mengejek.
"Canggung konon. Udah tinggal serumah mana ada canggung-canggungan. Juna juga cerita ke Papa kalau kamu sering gebukin dia. Emang dasar preman pasar", cibir Papa Haris.
Luna memasang wajah malasnya.
"Aku gebukin Pak Arjuna karena Pak Arjuna nya ngeselin, mancing-mancing emosi aku mulu"
"Ah yang bener? Bukannya karena kamu butuh samsak untuk melatih keterampilan memukul kamu selama ini?", ledek Papa Haris.
Luna menghela napas lelah.
Papanya ini benar-benar menyebalkan.
"Surya, ini nih calon menantu kamu kelakuannya kayak preman pasar. Masa anak kamu di gebukin sama dia"

KAMU SEDANG MEMBACA
[✔]𝐋𝐮𝐧𝐚 & 𝐀𝐫𝐣𝐮𝐧𝐚 || 𝐉𝐮𝐧𝐒𝐡𝐢𝐡𝐨/𝐌𝐚𝐬𝐡𝐢𝐊𝐲𝐮
Fanfiction-Local name -Warn! Genderswitch/GS "OKAY" "Ok apa?" "OKAY. SAYA BAKALAN TAATIN SEMUA PERATURAN YANG ADA" "Saya pikir kamu bakalan keluar dari sini" "Dari nada suara, bapak kayaknya kecewa banget ya karena saya bakalan taatin semua peraturan yang ada...