Sepasang bola mata indah nampak memindai seluruh ruangan. Tubuh mungilnya ia sembunyikan di balik sofa.
Jika si mungil nan menggemaskan sedang menyembunyikan dirinya, berbeda dengan si tampan yang melihat aksi si mungil secara terang-terangan.
"Ngapain kamu ngumpet di situ?", tanya Arjuna.
Luna yang mendengar suara lelaki yang sedang ia hindari itu spontan terlonjak kaget.
Dirinya bahkan sampai terjengkang ke belakang. Syukur saja lantai yang ia duduki sekarang di lapisi karpet bulu yang tebal, jadi pantatnya tak begitu sakit saat bersentuhan dengan lantai.
"Kok bapak ngagetin saya?!", seru Luna tak terima.
"Siapa yang ngagetin kamu? Justru saya heran liat tingkah kamu yang ngumpet-ngumpet kayak maling gitu", balas Arjuna.
"Saya kan emang maling, maling hatinya bapak", bisik Luna teramat pelan.
Namun karena suasana yang cukup sepi, Arjuna dapat mendengar bisikan Luna.
Lelaki tampan yang sudah rapi dengan kemeja dan celana bahan berwarna hitam itu pun menahan senyumannya.
"Karena kamu udah curi hati saya, jadi kamu harus tanggung jawab"
Luna membelalakkan matanya.
"BAPAK DENGER BISIKAN SAYA?!"
"Iya", jawab Arjuna.
"Kamu gak perlu ngumpet-ngumpet gitu. Saya minta maaf kalau omongan saya semalam buat kamu jadi takut", tambah Arjuna.
"Jadi yang semalam itu nyata adanya Pak? Bukan mimpi belaka?", tanya Luna.
"Itu bukan mimpi, Luna"
Tok
Tok
Tok
"Permisi pakettt", teriak seseorang dari arah luar.
"Kamu ada kiriman paket hari ini? Tapi kok tumben kurirnya datang sepagi ini", tanya Arjuna pada Luna sembari berjalan menuju pintu dan membukanya
"Itu bukan mbak paket, itu Asya sahabat saya, Pak", jawab Luna yang ikut menghampiri Arjuna.
Cklek
Pintu terbuka dan menampilkan Asya yang tersenyum sopan pada Arjuna, kemudian melambaikan tangan ke arah Luna.
"Selamat pagi, Pak Arjuna", sapa Asya.
"Selamat pagi juga, Asya. Nyariin Luna ya?", balas Arjuna.
"Iya Pak"
"Iyalah nyariin saya, gak mungkin kan nyariin bapak", celetuk Luna di sertai ekspresi menyebalkannya.
Ctak
"Sewot banget kamu", Arjuna menyentil kening Luna.
"Kenapa sih Pak hobi banget nyentil-nyentil jidat saya", protes Luna.
"Asya, silahkan masuk", Arjuna tak merespon kalimat protes dari makhluk mungil di sebelahnya dan mempersilahkan salah satu karyawan nya itu untuk masuk ke dalam rumah.
Sementara itu di dekat pagar, sudah ada Jevan yang berdiri menatap mereka dengan mulut terbuka lebar.
"Bang Juna, lo..."
Suara Jevan mengundang atensi dari Arjuna, Luna dan Asya.
"Loh Jev, lo ngapain berdiri di situ?"
~🐨|🍀~

KAMU SEDANG MEMBACA
[✔]𝐋𝐮𝐧𝐚 & 𝐀𝐫𝐣𝐮𝐧𝐚 || 𝐉𝐮𝐧𝐒𝐡𝐢𝐡𝐨/𝐌𝐚𝐬𝐡𝐢𝐊𝐲𝐮
Hayran Kurgu-Local name -Warn! Genderswitch/GS "OKAY" "Ok apa?" "OKAY. SAYA BAKALAN TAATIN SEMUA PERATURAN YANG ADA" "Saya pikir kamu bakalan keluar dari sini" "Dari nada suara, bapak kayaknya kecewa banget ya karena saya bakalan taatin semua peraturan yang ada...