2. Asya, Jevan, Jafin & Yofie

455 55 49
                                        

Brak!













Luna yang sedang sibuk berkutat dengan komputer miliknya di buat terkejut akan kedatangan sang sahabat yang terlihat panik.

"Asya, kamu kenapa kayak orang abis di kejar anak kecil yang nangis sambil bawa batu? Panik banget sampai ngos-ngosan gitu", tanya Luna penasaran.

"Luna, ini lebih parah dari di kejar anak kecil yang nangis sambil bawa batu!"

"Emang kenapa sih? Coba sini duduk dulu", Luna menarik kursi milik Asya yang berada tepat di sebelah meja kerjanya.

"Nih minum terus cerita", tak lupa Luna menyodorkan botol minumnya pada Asya yang napasnya masih tersengal.

"Tadi kan aku ke kantor naik bus karena motorku lagi di servis setelah kemarin nabrak pohon ketapang. Nah pas aku lagi nunggu bus di halte, dateng cowok ganteng tapi wangi kemenyan. Karena dia ganteng terus wangi kemenyan, tentunya dia menarik perhatian aku dong. Nah, aku tengoklah dia. Dia juga nengok ke arahku. Kita tatap-tatapan. Eh pas lagi tatap-tatapan, tiba-tiba dia deketin aku. Aku menjauh dari dia, eh dia tiba-tiba lari nyamperin aku. Aku ikutan larilah sampai kantor. Gitu ceritanya", jelas Asya.

"Cowok itu ngejar kamu sampai kantor?", tanya Luna.

"Iya", Asya menganggukkan kepala.

"Kalau dia ngejar kamu sampai sini, otomatis dia tau dong kalau kantor ini tempat kamu kerja"

"Lah iya juga. Duh Lun, gimana dong? Dia ganteng tapi freak banget. Aku tiba-tiba jadi takut. Gimana kalau dia nyamperin aku kesini?"

"Tenang, di bawah kan ada Pak Eko yang jagain pintu. Kan orang lain gak bisa masuk juga kalau gak punya kartu akses ke dalam kantor. Jadi aman. Kamu tenang aja", Luna menepuk pundak Asya.

"Ya udah deh kalau gitu. Lagian kalau dia tiba-tiba muncul, aku bisa langsung ngumpet di kolong meja"

"Yap benar sekali, sahabatku"

"Oh iya, Lun"

"Kenapa, Sya?"

Asya menggeser kursinya mendekat ke arah Luna.

"Kamu gak jadi pindah rumah?", bisik Asya tepat di telinga sang sahabat.

"Gak jadi, Sya. Aku udah terlanjur cinta sama rumah itu", balas Luna yang ikut berbisik seperti Asya.

"Berarti kamu tinggal bareng Pak Arjuna dong selama enam bulan ke depan?"

"Iya. Jangan bilang siapa-siapa ya, ini rahasia kita berdua, eh bertiga bareng Kak Hanum"

"Okey dokey. Tapi ceritain dong, gimana si bapak kalau lagi di rumah. Dia ke kamu baik kan sikapnya? Pasti baik dong. Meskipun beliau disiplin banget, tapi beliau tetap baik banget ke karyawan kantor. Iyakan?"

"Cih, baik apanya? Baik enggak, mancing emosi iya"

"Emang kenapa, Lun? Ceritain dong. Aku penasaran"

"Nanti aku ceritain semuanya pas jam istirahat. Kita ngobrol di rooftop"

"Okay"

~🐨|🍀~

"ABANG!"

Arjuna yang sedang fokus memeriksa berkas di tangannya terlonjak kaget karena kehadiran seseorang yang meneriaki dirinya.

"Berisik, Jevan"

"BANG! LO BENER-BENER YA!"

"Kenapa sih? Tuh pintunya tutup dulu"

Jevan segera menutup pintu ruangan Arjuna dan berlari menghampiri lelaki itu.

[✔]𝐋𝐮𝐧𝐚 & 𝐀𝐫𝐣𝐮𝐧𝐚 || 𝐉𝐮𝐧𝐒𝐡𝐢𝐡𝐨/𝐌𝐚𝐬𝐡𝐢𝐊𝐲𝐮Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang