20. Hey, Love

394 45 104
                                    

Luna akhirnya sampai ke tempat di mana Arjuna berada. Luna dapat melihat sosok sang bos yang sedang duduk di atas rerumputan sembari menatap lurus ke arah sungai.

Senyum usil tiba-tiba terukir di wajah menawan Luna.

"Kagetin ah", tuturnya yang sudah berjalan mengendap-endap mendekati Arjuna.

"BAAAA"

"Wah saya kaget", ujar Arjuna dengan ekspresi yang biasa-biasa saja. Tak terkejut sama sekali.

Luna yang melihat respon tak di inginkan nya itu sudah mendengus sebal.

"Kok bapak gak kaget sih?"

"Lah kan tadi saya bilang kaget"

"Itu mah kaget nya di buat-buat. Gimana sih"

"Ulang lagi deh, nanti saya kaget beneran"

"Mana ada kayak gitu, udah ah. Bapak ngapain di sini?"

"Pengen aja, tadi Hannan yang ajak. Katanya dulu kamu sering kabur diem-diem dari rumah cuma buat mandi di sungai ini. Terus kamu kenapa kesini?", tanya Luna.

"Pengen susulin bapak, saya takut bapak di gondol demit penunggu sungai. Sekedar info, demit penunggu sungai ini genit, mereka suka bapak-bapak ganteng kayak bapak ini", jawab Luna yang sudah mengambil posisi duduk di sebelah Arjuna.

"Saya setuju sama perkataan kamu yang bilang kalau saya ganteng, tapi saya gak setuju sama perkataan kamu yang bilang kalau saya itu bapak-bapak"

"Gak terima banget di katain tua"

"Karena saya emang belum tua"

"Ya ya ya, terserah bapak"

Luna nampak memperhatikan sungai yang penuh dengan kenangan masa kecilnya sembari mengulas senyum manis.

"Gak ada yang berubah dari sungai ini, bahkan letak batunya pun sama. Airnya tetap jernih. Saya tiba-tiba keinget kenangan masa kecil saya di sini"

Arjuna menatap Luna yang sudah tersenyum. Tanpa sadar, sudut bibir Arjuna ikut terangkat untuk mengulas senyum tipis.

Arjuna mendengar semua perkataan Luna dengan saksama, tak ingin terlewat satu katapun yang keluar dari mulut si gadis pujaan.

"Dulu saya sering banget kabur siang bolong cuma buat main di sungai ini. Pas saya lagi asyik main bareng Hannan dan Jeje yang saat itu masih lucu dan imut-imut, Papa pasti selalu datang dengan rotan di tangan buat tepukin pantat saya. Kata Papa, saya itu bandel banget. Di suruh tidur siang biar tambah tinggi tapi malah keluyuran buat main", tutur Luna yang membuka kenangan masa lalunya pada Arjuna.

"Pantesan aja"

"Pantesan apa?", tanya Luna.

"Pantesan tinggi kamu segini aja, gini nih kalau bandel. Di suruh tidur siang malah keluyuran", jawab Arjuna dengan wajah tanpa dosa.

Luna mendelik tajam ke arah Arjuna.

"Ba---"

"Tapi gapapa, kamu yang sekarang lebih lucu kok, gemesin banget. Kecil-kecil minta di sayang"

"Dih hampir aja saya mau marah"

"Kalau kamu marah, jadi mirip versi mini nya gorila"

"YAK ARJUNA EVAN WIJAKSARA!"

"Iya, ada apa Luna Ciophilana Wijaksara?"

"Heh apa-apaan tuh? Enak aja main ganti-ganti nama saya"

"Saya gak ganti nama kamu, tapi saya cuma nyematin nama belakang saya di belakang nama kamu. Kamu kan calon istri saya. Jadi gapapa kan?"

[✔]𝐋𝐮𝐧𝐚 & 𝐀𝐫𝐣𝐮𝐧𝐚 || 𝐉𝐮𝐧𝐒𝐡𝐢𝐡𝐨/𝐌𝐚𝐬𝐡𝐢𝐊𝐲𝐮Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang