8. Marah

8.9K 506 22
                                    

Kai menghembuskan nafasnya lalu berdiri.

"Kai kekamar dulu ya". Ucap Kai lalu hendak berjalan.
Namun tangan nya ditahan Dewa. Dewa menatap Kai dingin.

Kai yang melihat itu pun berdecak lalu menghempaskan tangan nya agar cengkraman Dewa terlepas. Mungkin Dewa memang lagi lemas, jadi genggaman itu langsung terlepas.

Kai kembali berjalan ke kamarnya meninggalkan semua orang disana. Orang tuanya yang melihat itu pun hanya bisa menggelengkan kepalanya.

"Kai kenapa ya?". Gumam Arga.

"Kamu bikin salah kan sama Kai!". Bentak Vano ke Dewa. Dewa tak menjawab namun dari raut wajah nya memberi jawaban 'ya'.

••

Dikamar Kai.

Kai melempar dirinya keatas kasur. Ia menghembuskan nafasnya panjang. Kai mengambil handphone nya lalu nelfon Rayyan.

"Halo? Kenapa Kai".

"Yan, plis gue mau ketemuu".

"Lo kenapa si? Yaudah lo kerumah gue ya, gue males jalan".

"Oke otw".

Tut

Kai menutup sambungan telefon itu lalu mengambil switer dan ia pakai. Ia tak mengganti celana pendek nya itu karna malas.

Kai keluar kamar lalu nyelonong keluar tanpa memperdulikan ortu dan Dewa yang masih duduk disofa memperhatikan nya.

"Kai mau kemana?". Tanya Arga sedikit teriak.

"Kai mau pergi kerumah Rayyan na".

"Jangan lama lama". Kai tak menjawab dan langsung lari kerumah Rayyan.

••

Kai langsung membuka pagar rumah Rayyan lalu menutup nya lagi. Setelah nya ia berjalan membuka pintu itu.

Ceklek

"MAMAK TIKUS KECEPIRIT, ANJRIT LO NGAGETIN AJA SI KAI". Kai tak memperdulikan teriakan itu. Ia langsung duduk di samping Rayyan lalu bersender. Tatapan nya kosong.

"Lo ngapa dah?". Tanya Rayyan sambil mengangkat alis nya.

"Lo masih inget Dewa yang disekolah kan?".

"Inget. Emang kenapa? Lo diganggu lagi sama dia?".

"Lo masih inget Dewa temen kecil gue?".

"Inget. Yang pernah lo suka kan?". Kai hanya mengangguk pelan lalu terdiam lagi.

"Wait, kenapa lo nanya gitu? Mereka beda orang kan?". Rayyan semakin penasaran.

"Mereka satu orang". Mendengar itu Rayyan pun langsung kaget.

"WHAT? SERIUS KAI?".

"Iya anjir gak percayaan banget". Kai bombastis side eyes ke Rayyan.

"Ih kok bisa sih".

"Ya mana gue tau pitak!".

"Terus terus lo mau gak temenan lagi sama dia?".

"Gak! Dia udah jahat sama gue!". Rayyan hanya ngangguk ngangguk paham.

"Tapi kan dia temen kecil lu Kai. Sebelum nya dia juga gak tau kalo itu lu. Kalo dia tau itu lu juga udah dirawat baik baik. Ga mungkin sampe diginiin". Nasehat Rayyan. Kai hanya diam.

"Sekarang Dewa masih dirumah lu gak? Kalo masih, pulang gih. Ngobrol pelan pelan sama dia. Entar juga nyaman kok". Lanjut Rayyan.

"Gak mau!".

FUCK! [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang