19. Siapa?

4.1K 282 11
                                    

Dewa menghentikan mobil nya ditaman kota. Taman kota yang sepi, tidak terlalu banyak orang. Ia berlari keliling taman itu namun masih saja tidak melihat tanda tanda keberadaan Kai.

"Kaiii lo dimana si". Dewa mengacak ngacak rambutnya sendiri. Ia merasa bodoh kalau seperti ini.

Sampai akhirnya Dewa mempunyai ide cemerlang. Ia mengambil handphone nya lalu menelfon seseorang. Daddy nya.

"Halo Dad". Ucap Dewa saat telfon itu diangkat.

"Hm? Ada perlu apa?".

"Dad, tolong suruh pak Tama sama anak buah nya cari Kai ya".

"Loh emang Kai kenapa? Ada masalah?".

"Kai dibawa orang dad, tolong ya".

"Kok bisa sih! Kamu jadi pacar gak bener!". Bentak Aland.

"Maaf Dad, Dewa salah. Tolong ya dad?".

"Ck iya iya, emang dia dibawa nya dimana".

"Kantin dad, katanya dia dibawa ke taman kota. Tapi sekarang Dewa udah ditakan kota dan gak ada dad!". Dewa semakin khawatir.

"Iya iya kamu tenang dulu oke? Nanti daddy suruh pak Tama sama anak buah nya cari dia".

"Oke". Telfon pun dimatikan. Dewa kesal kepada dirinya sendiri. Ia menendang kursi yang ada di taman itu. Untung lagi sepi.

••

Kai digendong oleh orang yang membius nya tadi masuk kedalam rumah yang lumayan berantakan. Tubuhnya dilempar begitu saja lalu ia langsung dikunci disuatu ruangan yang kecil dan banyak kardus kardus.

Bima dan orang itu pergi setelah mengunci ruangan itu. Mereka berdua duduk disofa yang terlihat sudah lumayan buruk. Bima menghisap rokok nya lalu ber senyum smirk.

"Misi kita selesai, tinggal ayah yang ngurus". Gumam Bima.

"Yoi, eh lu dah ngabarin ayah kalo tu bocah udah sama kita?". Tanya Rafgan

"Eh goblok, belom lagi". Bima langsung mengeluarkan handphone lalu mengirim sesuatu di benda panjang nan tipis itu.

"Oke beres, dah ah gua mau keluar. Lo mau ikut kagak Gan?".

"Bole bole". Mereka berdua pun keluar.

••

Tak lama mereka kembali dan sudah melihat mobil diparkiran. Mereka langsung masuk dan melihat ayah nya dan seorang lelaki yang sedang duduk anteng disofa.

"Kalian dari mana". Ucap ayah mereka dengan dingin dengan tatapan kosong.

"Keluar yah, bosen disini". Jawab Rafgan.

"Yaudah". Ia pun berdiri lalu berjalan menuju pintu yang didalam nya ada Kai. Anak anak nya pun lansung mengikutinya juga.

Ceklek

Lelaki tua itu bersenyum smirk lalu berjalan mendekati Kai yang masih tak berdaya. Ia mengangkat dagu Kai menggunakan jari telunjuk nya. Lelaki tua itu menatap seluruh bagian wajah Kai dengan teliti.

"Saya gak akan biarin muka mulus ini berada pada anak yang dilahirkan oleh rahim seseorang yang saya benci". Lelaki itu pun berdiri lalu menengok kebelakangan dimana ada anak anak nya. Ia menunjuk Kai menggunakan dagunya. Dengan cepat anak lelaki nya langsung berjalan ke arah Kai.

Mereka dengan kompak menghajar Kai habis habisan. Tubuh Kai sudah tertepar dilantai. Berpuluh puluh pukulan Kai terima. Tapi paling banyak diwajah. Sampai wajah Kai sudah berlumuran darah dan merah merah. Mereka juga mengiris kulit tangan Kai menggunakan cutter yang mereka bawa. Alhasil banyak lumuran darah sampai dipintu pun ada. Tentunya itu darah Kai.

FUCK! [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang