10. Makan Malam

7.6K 429 17
                                    

"Enggak". Rayyan pun ngambek lalu menjauhkan kursinya dengan Kai. Kai pun terkekeh kecil.

Tak lama bel berbunyi dan mereka pun belajar fisika. Pelajaran yang menurut Kai tidak terlalu penting.

Jadi selama pelajaran Kai memilih tidur. Gurunya pun bodo amat sama Kai. Yang menting ngajar aja.

Rayyan pun hanya bisa menggelengkan kepalanya heran. Padahal dulu selama diJepang, Kai sangat semangat kalau belajar apapun. Namun entah kenapa setelah pindah, kelakuan nya jadi seperti ini.

••

Kai tak menyadari bel sekolah telah berbunyi. Semua murid langsung beresin barang barang mereka kecuali Kai. Kai masih anteng tidur.

Rayyan ingin membangunkan Kai namun setelah diingat ingat, Kai begitu jahat padanya. Ia tak ingin memberitahu apa yang sebenarnya terjadi tadi di depan kelas. Alhasil Rayyan langsung cabut dari kelas meninggalkan Kai sendirian.

Kai terbangun saat merasa ada yang menyenggol tangan nya. Ia membuka matanya perlahan dengan kepala yang masih ada diatas meja. Ia terkejut bukan main karna ada Dewa duduk dikursi Rayyan. Bukan apa apa nih ya. Jarak mereka deket banget!

"Anjing kontol memek jempol". Ucap Kai sambil mengelus dada nya yang berdegup. Dewa yang mendengar itu pun mengerutkan alisnya tak suka.

"Jangan ngomong kasar". Ujar Dewa dingin sambil menatap Kai datar. Kai yang ketakutan pun menelan ludahnya sendiri.

"I-iya". Seketika itu juga Dewa merubah wajahnya. Ia tersenyum sampai matanya menyipit.

"Ayo pulang, Dewa capek". Ucap Dewa dengan nada manja. Kai pun mengerutkan alisnya bingung.

"Seenaknya banget ente ngajak ane pulang!".

"Kan gue udah ijin sama buna Kai". Kai pun membulatkan matanya lucu. Dewa yang melihat itu pun seketika wajah nya memerah.

"Lo gak percaya?". Kai hanya bisa menggelengkan kepalanya.

"Oke gue buktiin". Dewa mengambil handphone di sakunya lalu ia menelfon buna nya Kai. Tak lupa Dewa menyalakan mode speaker.

"Halo tante".

"Halo Dewa, kenapa kok nelfon?".

"Saya mau buktiin ke Kai kalo saya yang nganter dia pulang". Tiba tiba saja Kai merebut handphone yang dipegang Dewa.

"Buna dia boong kan? Yang jemput aku itu papa kan?".

"Gak Kai, kedepan nya kamu akan terus diantar jemput Dewa. Selama cuti, papa kamu mau nya dirumah aja atau gak pergi jalan jalan. Jadi gak ada waktu jemput kamu Kai".

Kai pun membulatkan matanya tak percaya. Dewa pun tersenyum bangga.

"Udah ya Kai buna matiin, ada urusan bentar".

"Eh tung-".

Tut

Arga mematikan sambungan telepon itu. Kai pun berdecak lalu ngasih handphone nya lagi ke pemiliknya.

"Udah percaya kan? Yaudah yuk pulang". Dewa menggandeng tangan Kai. Kai hanya bisa pasrah. Aslinya dia geram sama kelakuan Dewa.

Sesampainya diparkiran, Dewa naik terlebih dahulu. Kai merasa tak bisa naik. Namun ia pantang menyerah. Akhirnya bisa juga sih. Dejavu sama Raja :D

Dewa pun mulai melajukan motornya dengan kecepatan sedang.

Diperjalanan lagi lagi tidak ada pembicaraan. Kai hanya diam sambil menikmati sejuk nya angin sore itu. Sementara Dewa sesekali ngelirik ke spion yang tertera wajah gemoy Kai. Dewa terkekeh gemas melihat itu.

FUCK! [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang