27. Rumah Kai

2.6K 178 4
                                    

Siang yang panas kini terganti oleh sejuk nya malam. Matahari sudah tak mau menerangi bagian bumi itu sampai beberapa waktu.

Kini infus Kai sudah hampir habis. Sedari tadi ia memperhatikan infus itu dari yang tadi nya setengah menjadi setengah nya seperempat

"Dewa, ini infus bocorin aja biar abis". Gumam Kai tanpa mengalihkan pandangan nya dari infus itu.

Dewa mematikan handphone nya yang sedari tadi ia main kan. Ia mengelus rambut Kai lalu tersenyum.

"Sabar sayang, dikit lagi itu". Kai pun menoleh ke Dewa sambil menekuk bibir nya.

"Dewa, berati Kai besok boleh sekolah kan?". Dewa yang mendengar pertanyaan Kai pun berfikir sejenak.

"Gak".

"Loh, kok gitu sii jahat banget". Kai mengkerut kan alisnya tak suka.

"Kamu belum kuat Kai".

"Kata siapa! Kai kuat!".

"Seterah kamu deh". Kai pun langsung tersenyum. Ia mendekati wajah nya dengan wajah Dewa dan menempelkan bibir itu sebentar.

Dewa yang mendapat perlakukan seperti itu pun tersenyum salting.

"Oh ya, nanti aku tidur dirumah kamu. Buna kamu yang nyuruh". Ucap Dewa dan seketika Kai membolakan matanya.

"Gak mungkin!". Kai tidak percaya buna nya membolehkan anak semata wayangnya itu tidur dengan orang lain kecuali Rayyan.

Dewa menghembuskan nafasnya. Ia membuka handphone dan menunjukkan chat nya dengan Arga.

Kai membulatkan matanya ketika melihat memang buna nya sendiri yang mengetik seperti itu. Ia sedikit tidak percaya.

"Betul kan". Kai pun berdecak lalu hanya bisa pasrah. Sampai ia tak sadar kalau infus nya sudah habis.

Dewa segera memencet tombol agar Kava dan Ana dapat melepas infus itu.

Beberapa menit kemudian, Kava dan Ana pun datang. Ia berdua datang dengan senyum cerah nya.

"Selamat ya, anda sudah boleh pulang". Ucap Kava sambil tersenyum sementara Ana mencabut infus yang berada ditangan Kai dengan telaten.

"Obat yang dilaci dibawa semua ya, masih inget kan cara minum nya?". Dewa pun hanya mengangguk paham.

Setelah itu ia mereka berdua pun langsung pergi menyisakan dua anak adam didalam nya.

"Nih ganti baju kamu". Ucap Dewa sambil menyodongkan bag. Tanpa pikir panjang Kai langsung menerima bag itu. Ia berjalan kearah kamar mandi dengan hati hati. Jujur saja, sebenarnya kaki Kai masih lemas karna ia sudah tidak jalan beberapa minggu terakhir ini.

Pernah sih waktu bangunin Dewa, tapi itu jarak nya gak jauh dan itu udah lumayan lama.

••

Setelah menggantu baju nya, ia langsung membuka pintu itu dan dikagetkan dengan Dewa. Lelaki tinggi itu sudah menunggu Kai keluar rupanya.

Karna Dewa berdiri tepat diambang pintu dan tangan nya yang dijadikan tumpuan disamping samping pintu seolah menjaga Kai agar tida keluar karna tertutup oleh badan besar nya.

Kai sedikit geram. Ia mencoba melepaskan tangan Dewa dari samping pintu itu. Tapi nihil.

"Awas dong, aku mau keluar". Ujar Kai sambil mengkerut kan alisnya.

"Kiss dulu". Saut Dewa dengan tatapan mesum. Kai pun dengan terpaksa mengjinjitkan kaki nya lalu mengecup bibir Dewa.

"Dah kan? Udah ah sana!". Kai menyingkir kan tubuh Dewa lalu langsung bisa karna Kai sudah melakukan apa yang Dewa ingin kan.

Kai mengambil handphone nya lalu ia duduk disofa karna Dewa sedang dikamar mandi. Ia memainkan handphone itu.

"Ayo sayang". Ucap Dewa yang baru saja keluar sambil menaikkan reseleting celana nya.

Dewa mendekati Kai lalu mengambil handphone yang dipegangnya sedari tadi. Ia kesal karna ucapan nya tidak didengari oleh Kai.

Dewa memasukkan handphone itu kekantong celananya. Kai yang diambil handphone nya pun kesal tapi tau kalau dirinya memang salah tidak menyaut ucapan anak titan itu.

Kai hanya pasrah lalu berdiri. Ia pun keluar dari ruangan itu tanpa menungu Dewa. Dewa yang ditinggal pun terkekeh kecil. Ia pun juga keluar lalu menyamakan langkah nya dengan langkah kecil Kai.

Merasa dicuekin, Dewa berjalan lebih cepat dan ia langsung menggendong Kai dibelakang. Kai pun kaget. Ia langsung merengek dan menepuk nepuk pundak Dewa.

"Diem kamu, aku mau ngebantu kamu loh ini". Jelas Dewa sambil melanjutkan jalan nya.

"Terunin gak! Malu diliat orang!".

"Emang mereka kenal, hm?". Kai pun menghembuskan nafasnya. Ia pasrah dan menyembunyikan wajah nya dibahu Dewa.

Sampai akhir nya mereka tiba dimobil. Dewa membuka pintu itu lalu menaruh Kai disana setelah nya ia tutup lagi.

Setelah masuk ke kursi pengemudi, ia langsung menjalan kan mobil itu dengan kecepatan rata rata.

Kalau ditanya kenapa ada mobil padahal sebelumnya Dewa menyetir motor. Jawaban nya karna ia menyuruh bawahan ayah nya untuk menghantarkan mobil dan membawa motor nya kerumah. Tepat nya kerumah Kai karna beberapa hari ini Dewa menginap di sana

••

Mereka pun sampai dirumah Kai. Kai sendiri sudah tertidur karna hari sudah malam. Dewa memarkirkan mobil nya lalu ia menengok keKai yang tertidur lelap.

Dewa tidak tega membangunkan anak manis itu dan memutuskan untuk menggendong nya saja.

Ia membuka pintu itu menggunakan kunci yang memang dikasih buna nya Kai.

Setelah dibuka ia menguncinya lagi lalu ia berjalan keatas. Tepat nya ke kamar Kai. Bentuk rumah itu tidak ada bedanya jadi Dewa masih ingat dimana letak nya karna dulu kan mereka sering main. Ditambah waktu itu Dewa pernah menginap karna tugas Kai.

Ia menaruh tubuh Kai diatas ranjang lalu hendak pergi kesofa. Tapi tiba tiba Kai menahan tangan nya.

"Dewa tidur sini aja, nanti pegel kalo disofa". Ucap Kai dengan mata yang masih terpejam. Ucapan nya juga lemas tapi tetap bisa didengar.

Dewa pun sedikit ragu namun ia tetap menuruti nya. Kai menggeser tubuh nya agar Dewa bisa tidur. Dewa pun mulai memejamkan matanya. Namun sedetik kemudian ia membuka mata nya lagi saat Kai tiba tiba memeluk nya dari samping.

"Eghh Dewaa, puluk". Ucap Kai dengan nada manja sambil ngedusel dusel leher Dewa.

"Hm". Dewa hanya menurutinya. Ia memutar tubuhnya lalu memeluk Kai sambil mengelus punggung nya. Kai pun makin nyaman dan langusng tertidur lagi.

••

Kai membuka matanya lalu terkejut karna dirinya berada di pelukan Dewa. Ia seketika mendorong pelan dada bidang Dewa sampai membuat sangat empuh kebangun.

"Kanapa, hm?". Tanya Dewa lalu menarik tubuh Kai lagi kedalam pelukan nya.

"Kamu ngapain peluk akuu". Ujar Kai sambil grasak grusuk berharap Dewa melepas pelukan itu.

"Kamu yang mulai". Jawab Dewa tanpa membuka matanya. Kai pun terheran. Perasaan ia tak pernah menyuruh Dewa memeluk nya. Tapi kok Dewa bilang Kai yang memulai? Entah lah.

Kai pun menyerah dan tetap melanjutkan tidurnya. Lagi pula ini masih jam 5 pagi.

Soal baju Dewa, sebenarnya sudah diantar oleh anak buah daddy nya. Baju itu berada di koper.

Alooo gesss...

Males bikin masalah nya lagi, jadi kek nya cuma ada bucin bucin nya aja deh. Tapi gak selama nya.

FUCK! [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang