20. RS

4.3K 278 15
                                    

Ia mendobrak pintu itu berkali kali namun nihil. Sampai ia menjauhkan dirinya dari pintu lalu mendorong pintu itu menggunakan lengan nya dengan keras. Sampai akhirnya pintu itu terbuka. Dan... Kekhawatiran nya benar benar terjadi sekarang. Tubuhnya bergetar saat melihat Kai berlumuran darah. Kaki nya berjalan lemas ke Kai lalu ia terjatuh frustasi.

Ia menaruh kepala Kai dipaha nya. Air matanya kini sudah mengalis deras.

"Ka-kai...". Dewa mengambil handphone nya dengan tangan yang gemetaran. Ia menelfon ambulans. Setelah nya ia menaruh handphone nya kembali disaku dengan pelan. Energinya tiba tiba menghilang saat melihat Kai seperti ini.

Tak lama petugas ambulans pun datang. Mereka membawa brankar saja karna mobil ambulans tidak muat di pintu awal awal masuk.

Dewa pun langsung ditangani petugas sementara Kai sedang diangkut oleh petugas lainnya agar bisa naik keatas brankar. Setelah nya mereka langsung membawa Kai ke mobil ambulans. Dewa juga membantu mendorong brankar itu. Air matanya mengalir saat melihat Kai dalam keadaan seperti ini.

Sampai akhirnya sampai dimobil ambulans. Petugas memasuki brankar itu dan Dewa juga masuk ke belakang ambulans itu. Lebih tepatnya disamping brankar Kai ada tempat duduk.

Mobil ambulans pun jalan dengan kecepatan tinggi. Suara ambulans membuat Dewa ketakutan. Ditambah di depan matanya ada kekasih nya yang jatuh tak berdaya.

••

Tak membutuhkan waktu lama untuk ambulans tiba dirumah sakit. Petugas langsung membuka pintu belakang ambulans dan langsung membawa Kai kedalam rumah sakit. Perawat pun ikut membantu petugas.

Dewa mengikuti Kai disamping drankar Kai. Perhatian semua orang dirumah sakit itu pun tertuju pada Kai.

Sampai akhirnya tubuh Dewa ditahan oleh suster saat sampai didepan ruangan. Dewa hanya bisa pasrah saat pintu itu tertutup. Ia duduk di bangku sana. Ia memukul kepalanya sendiri sangat keras.

Sampai akhirnya suara dering terlfon mengalihkan perhatian nya. Ia mengangkat telfon itu. Ternyata itu buna nya Kai.

"Ha-halo". Ucap Dewa bergetar.

"Halo Dewa, apa bener Kai masuk rumah sakit?". Tanya Arga.

"I-iya tan, Kai di-culik". Arga pun nangis. Sebenarnya ia sudah dikasih tau Vano ditelfon tapi ia belum terlalu percaya sampai akhirnya ia menelfon Dewa.

"Astaga kok bisa sih". Tanya Arga sambil menutup mulutnya menggunakan tangan.

"Maaf sebelumnya tante, apa tante kenal Angga?". Tanya Dewa ragu ragu.

"A-angga? I-itu kan nama anak Rangga adek sa-saya. Rangga udah menghilang saat istri nya meninggal...". Jawab Arga makin kejer nangisnya. Ia khawatir dengan Dewa dan juga ia kangen sama adik nya Rangga. Rangga sudah menghilang saat istrinya meninggal.

Ia membawa 3 anak nya entah kemana. Dan sampai sekarang, kematian istri belum diketahui alasannya.

Back to topik.

"Tan-te tau? Kalau boleh tau, alamat rumah nya yang dulu dimana ya tan?".

"Seinget saya dijalan Jagar Timur nomer 54".

"Oke makasih tan".

"Iya Dewa... Oh ya tolong jaga Kai ya, saya gak bisa ke Indonesia dulu soalnya ini baru sampai...".

"Tente tenang aja, Dewa bakal terus kasih kabar tentang Kai".

"Makasih ya Dewa".

Dan telfon itu pun berakhir. Ia kembali menaruh handphone nya lalu ia berfikir sesuatu.

FUCK! [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang