Episode 18

289 27 4
                                    

~ Pengkhianatan ~

"ah.. Baiklah, sudah kuputuskan!" ucap boruto lalu mengambil sendal itu dan membawanya ke tempat kasir. Mereka kembali setelah selesai berbelanja.

"Kurasa kita sudah membuat mitsuki dan sumire menunggu..-!!" Ucap sarada dan tiba-tiba berhenti menganga begitu juga boruto yang terkejut. Mereka jelas melihat Mitsuki yang sedang menindih sumire dan hampir menciumnya.

Mitsuki dan sumire langsung saling mengalihkan pandangan dan berdiri. "T-tidak! B-bukan.. maksudku..ku bukan seperti yang kalian lihat!" ucap sumire gelagapan. "Y-ya.. itu benar" ucap mitsuki.

Sarada hanya terdiam dengan wajah yang memerah. Sementara itu. "Grgrgrr..Woi..Mitsuki.." Geram boruto dan menarik kerah baju mitsuki dan menatapnya dengan tajam. "Kau jangan menyakiti Sumire saat kami tidak ada-ttebasa!" ucap boruto.

"Eh?!" gumam sumire dan sarada bingung. Sarada menarik kerah baju boruto. "Bodoh! Mitsuki tidak sedang menyerangnya!" bentak sarada. "Jangan menghalangiku sarada! aku perlu menasehatinya-ttebasa!" Balas boruto berteriak. "Kaulah Yang Harus dinasehati!!" Balas sarada tidak mau kalah.

"Anu.. Tadi hanya kecelakaan kecil, aku hampir jatuh dan mitsuki menolongku" ucap sumire sedikit gugup dengan wajah yang memerah. "Oh? Begitu.." ucap boruto dan sudah tidak marah lagi. "Peka sedikit napa? Bego!" Bentak sarada. boruto memalingkan wajahnya malas.

"Kalian sudah selesai membeli oleh-olehnya?" tanya mitsuki. "oh ya.. aku sudah membeli sendal baru untuk bibi" jawab boruto. "Hari ini sangat menyenangkan ya, sudah waktunya kita pulang" ucap sumire. "Ya!"

***

Beberapa hari kemudian di sore hari, mereka sudah sampai di desa Konoha. Sarada, mitsuki dan sumire melaporkan seluruh hasil misinya, karena kemunculan otsutsuki yang tidak terduga, laporannya pun menjadi lama.

Sementara itu boruto pulang ke kediaman hyuga. "Aku Pulang!" seru boruto lalu muncullah hanabi dari kamarnya sementara kakek boruto memang sudah ada di ruang tamu.

"Selamat datang kembali, boruto!" ucap hiashi dan hanabi. "Kau pulang lama sekali.." ucap hanabi. "Lihat.. lihat! Aku bawa oleh-oleh buat bibi dan kakek!" ucap boruto. "Waahh..!" ucap hanabi senang.

Hanabi menerima kotak yang berisi sendal baru yang cantik, sementara hiashi mendapatkan sebuah alat pencukur jenggot. "Wahh! Sendal ini sangat bagus!" ucap hanabi bersemangat, sementara itu.

"Boruto.. apa maksudnya ini? Alat pencukur jenggot?" tanya hiashi. "Ya, itu hadiah untuk kakek agar sering mencukur jenggot-ttebasa!" jawab boruto. "Sialan kau bocah! Kau meledekku!" teriak hiashi.

"Hahaha!" Tawa boruto dan berlari menuju kamarnya. "Haha.. itu hadiah yang pantas buat kakek" ucap hanabi. "Bocah tengik!" kesal hiashi.

Sebelum menutup pintu, boruto menoleh ke arah hiashi. "Oh ya, Kakek! Malam ini temui aku di kedai ramen ya!" ucap boruto. "Eh.." gumam hiashi bingung sejenak. "oh.. ya.. tentu" jawab hiashi lalu boruto masuk ke kamarnya sementara hiashi tersenyum.

***

Malam ini boruto menikmati waktunya Bersama kakeknya di kedai ramen, ia membicarakan hal-hal menarik. Hingga waktu berlarut malam mereka pun pulang setelah menghabiskan waktu Bersama, bagi hiashi ini adalah hadiah terindah yang didapatkan dari cucunya.

***

Ditengah desa boruto sedang berjalan mengitari desa dengan ekspresi penuh riang gembira. Lalu datanglah sarada dan seorang anak kecil berambut pirang.

"Yo! Sarada!" sapa boruto. "Duh.. kemana saja kau? Nasha sangat khawatir kalau papanya jarang pulang.." ucap sarada.

"Eh..apa? dan siapa nasha?" ucap boruto bingung. "Ha?!" bentak sarada kesal. "Apa kau pikun karena misi diluar desa?! Kau tidak mengenali anakmu sendiri?!" Bentak sarada. "Eh!"

BORUTO - Nightmare The Blue Eyes V2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang