Episode 37

229 17 0
                                    

~ Kebenaran ~

- Final Arc -

*********

Sepertinya aku mengerti Arah pembicaraannya, Aku memang pernah memukul boruto atau semacamnya saat aku marah, tapi asal kau tahu terkadang pria itu sering membuatku jengkel, Ya! Seperti saat ini contohnya, Sialan Boruto itu itu.. awas saja nanti!

"Bwhakk!"

Tiba-tiba saja gadis itu memuntahkan darah. Hei, ini sama sekali tidak lucu.

"Tsuyoku! Lau baik-baik saja?" Tanyaku cemas, dia mengusap darahnya dengan jubahnya sendiri.

"Tidak perlu mengkhawatirkanku, ini sudah biasa" jawabnya.

Ah sudahlah, dia kelihatannya cukup keras kepala juga ya. Karena waktu terus berjalan aku pun tidak bisa tinggal diam, aku berdiri.

"Aku akan pergi!" kataku.

Namun tiba-tiba muncul dinding es disekeliling, itu mengurungku dan tsuyoku. Aku langsung menoleh ke arah gadis itu.

"Hey! Apa yang kau lakukan?" Tanyaku, aku kembali terkejut, ia kembali mengeluarkan darah dari mulutnya. Itu artinya ini es adalah jutsu yang tidak bisa dicairkan itu.

Namun aku memberontak. "Keluarkan aku dari sini! Aku tidak bisa diam saja!" ucapku dengan tegas menatap tsuyoku.

Dia terlihat kelelahan. "Percuma, es itu abadi kau tidak bisa memecahkannya kecuali dengan kekuatan kutukanmu itu atau aku sendiri yang membatalkan jutsunya" Ucap tsuyoku.

Eh Apa? Aku terkejut mendengarnya, bukan karena aku tidak akan bisa memecahkannya, aku? memiliki kekuatan kutukan? Aku teringat dengan api ameterasu yang berwarna merah darah itu, saat itu aku berhasil menyapu es tsuyoku yang membekukan desa dalam sekejap.

"Untuk saat ini, diamlah bersamaku.." Ucap tsuyoku, ia terus saja berbicara dalam keadaan seperti itu.

"Tapi, aku.."

"Percayalah kepadanya!" Tsuyoku menyela kalimatku dengan berteriak. Itu membuatnya semakin terasa sakit kan?

Tidak punya pilihan lain, aku juga sepertinya tidak boleh meninggalkannya sendirian. Dan apa itu, percaya kepadanya? Siapa? Boruto? Rasanya seperti tidak mungkin.

Bohong jika aku tidak sedikit senang mendengarnya, tapi bukan itu, justru dia saat ini sedang menghadapi otsutsuki itu sendirian? Tapi kupikir jika itu boruto, mungkin semuanya akan baik-baik saja.

Perlahan aku jalan dan kembali duduk didekat tsuyoku.

"didalam Es ini setidaknya kita masih aman, Otsutsuki itu tidak bisa menembusnya dalam sekali serang, kita bisa lari jika seseorang ada yang menyerang dinding es ini" kata tsuyoku.

"Aku tahu kau khawatir, tapi tenang saja!" lanjut kata tsuyoku. Bagaimana mungkin aku bisa tenang? Tapi dia benar, aku harus berfikir.

Tapi Musuh diluar nalar kami, harapan satu-satunya adalah mempercayakannya kepada rencana boruto, tapi aku sama sekali tidak tahu apa yang dia rencanakan.

"Tuan sudah menunggu lama hari ini, dan juga berbeda dengan anggota tsuminokari yang lainnya akulah yang paling lemah, jadi kurasa mereka akan baik-baik saja" ucap tsuyoku.

"sudahlah, kau tidak bisa mencairkan esnya kecuali aku melepas jutsunya ataupun mata itu.." lanjut tsuyoku.

Aku mendekati tsuyoku dan duduk didekatnya.

"Tenang saja, para outsutsuki bahkan tidak akan bisa mencairkannya semudah itu" kata tsuyoku.

"hei, kau banyak bicara, kaulah yang sedang sakit harusnya tenang" ucapku sedikit tegas.

BORUTO - Nightmare The Blue Eyes V2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang