Hi semuanya...
Selamat datang di karya pertama ku, salam kenal ya<3Sebenarnya ini hasil revisian lebih dari 3 kali revisi. But, kali ini aku harap cerita Dekap Harsa ini finalnya.
Kalau ada typo, aku minta tolong langsung di komen aja gapapa mhehe.
Happy reading guys🤍
Keadaan seluruh kelas di Gamma High School sudah sunyi senyap, karena kegiatan belajar mengajar yang sudah berlangsung kurang lebih 3 jam lalu.Tak menutup kemungkinan, di beberapa kelas ada yang tak terdapat pengajar di sana. Alasannya ada beberapa pula, seperti izin menjemput anaknya yang pulang sekolah, ada yang izin ada keperluan di kantor guru padahal bersenda gurau, diselipi review perilaku orang-orang.
Atau lebih dikenal dengan ghibah.
Seperti di kelas XI-IPA 2, tidak ada pengajar tapi kelas tersebut masih dalam kondisi terkendali. Di mana siswa-siswi kelas itu hanya membuat beberapa kelompok kecil satu circle, sesuai teman tongkrongan mereka. Hanya beberapa suara bisikan dan decakan kecil yang keluar dari bibir mereka.
"Nala!" seruan kecil itu keluar dari lelaki manis bersuku Jawa asli.
Setelah lama menunduk mengerjakan tugas yang telah diberikan, kini gadis dengan rambut sepunggung itu menoleh ke arah seseorang yang memangggilnya.
Nala menaikkan alisnya "hm?"
Lelaki bernama Aksa Nugroho itu menghapiri mejanya, menyodorkan buku latihan kimianya ke arah Nala dan menunjuk pada no 4.
"Cl ini, kulit valensinya dapat apa aja?"
"Konfigurasi elektronnya lo cari dulu"
Mendengar jawaban Nala, Aksa menganggukkan pelan kepalanya, dan mulai menjabarkan hasil konfigurasi elektron dari lambang unsur Cl itu.
Karena Aksa masih bingung, dia mulai mengusap pelan belakang lehernya "terus gimana La?"
Teman sebangku Nala yang mendengar itu, mulai berdecak dan menoyor pelan kepala Aksa "makanya jangan bego"
Tak terima dengan toyoran dari gadis dengan rambut sebahu itu, Aksa membalas menoyor pelan kepala Iqala "sok pinter lo. Nyontek aja belagu."
"Dari pada banyak nanya kek elu" sautan itu terdengar dari arah depan meja Nala dan Iqala.
Aksa kini menoyor pelan wanita yang menyahut tadi "yue... Rhea tolol. setidaknya gue ada usaha"
Nala menghela nafas jengah. Menoleh pada Rafa, ketua kelas mereka. Terlihat hanya memandang pertengkarang adu mulut antara Aksa, Iqala dan Rhea. Rafa hanya melihat sekilas lalu kembali menatap buku latihannya.
Nala menggeleng pasrah, melihat ketua kelas yang tidak bertindak.
"La! Gimana tadi? kulit valensinya apa?" Aksa menggoyangkan pelan lengan Nala.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dekap Harsa
Teen FictionSetiap hati pernah berlabuh. Nala pun begitu. Tanpa berlari, sebenarnya Nala mengejar. dan tanpa pengulangan, sebenarnya dia juga mengerti untuk berhenti. Namun tetap saja, tak ada batas yang ia tetapkan. Untuk apa batas harus ditetapkan? Karena Nal...