jangan lupa komen🦋
aku sayang kalian🤍
Kini Shalsa dan Nala tengah berada di salah satu cafe dekat rumah Nala, sudah pasti ditemani oleh Pakde yang menunggu di luar.Shalsa masih mempertahankan senyum lebarnya, Nala sebenarnya sudah muak melihatnya.
"Ada apa Nala? tumben ajak gue ngobrol?"
"Lo udah putus dari Gibran?"
Shalsa terbelalak "engga kok, kita masih bareng. Emang kenapa La?"
Nala menghela nafas tak habis pikir "Reno bilang, Gibran sama lo gaada apa-apa tuh. dan katanya, Gibran masih belum move on dari Iqala"
"G-gue hts an sama dia. M-mungkin... Reno juga suka sama gue makanya dia bilang gitu"
Nala yang melihat Shalsa tertunduk mulai geram "lo suka sama El?"
To the point. Seperti itulah Nala.
Meski banyak yang mengatakan dia kalem, tapi dia adalah orang yang tidak bisa basa-basi, kecuali dalam keadaan canggung.
"Engga lah. Ga mungkin. Dia kan punya lo"
"Itu lo tau, kalo dia punya gue, kenapa masih ngebet deketin El?"
Shalsa menatap Nala tak percaya "lo salah liat kali La. Kok lo kaya gini si?"
"Salah liat? Semua anak organisasi lo juga tau kalo lo nempelin El mulu"
"Oke... gue suka Elgara" setelah lama terdiam "dari awal malah, dia pacar lo waktu itu, tapi..."
Nala menghela nafas kesal "tapi?"
"Dia yang selalu buat peluang" Shalsa menatap Nala remeh "dia yang selalu ada buat gue, mulai dari niup mata gue kalo kelilipan, bantu gue lagi susah ngerjain tugas, selalu ada pas gue nangis. Jadi pengen serakah aja".
Nala mulai mengepalkan tangannya di bawah meja ketika melihat tatapan tak gentar dari Shalsa "lo salah paham. Salah dalam memahami perilaku El"
"Salah paham?" Shalsa menaikkan sebelah alisnya sombong "tapi kenapa sekarang lo jarang sama dia? Lo sekarang takutkan?"
Nala masih mencoba menahan amarahnya, di saat Shalsa kini mencondongkan tubuhnya mendekat ke arah Nala dan membisikkan "takut kalo gue ambil El dari lo"
Kembali menarik tubuhnya untuk melihat wajah Nala "gue selalu ada buat dia La. Dia sekelas gue, dan dia satu ekskul sama gue"
"SHALSA!"
"APA?!"
Selain Nala naik darah dibuatnya ternyata Shalsa juga naik pitam dibuat Nala.
"Apapun yang lo lakuin buat El, ga bakal ngebuat dia jatuh hati sama lo. Mending lo berhenti sampe di sini" Nala menatap Shalsa bengis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dekap Harsa
Teen FictionSetiap hati pernah berlabuh. Nala pun begitu. Tanpa berlari, sebenarnya Nala mengejar. dan tanpa pengulangan, sebenarnya dia juga mengerti untuk berhenti. Namun tetap saja, tak ada batas yang ia tetapkan. Untuk apa batas harus ditetapkan? Karena Nal...