aku double up deh mhehe
happy reading yaaw
komen yang banyak<3"Sumpah kesel banget gue liat komenannya!" Aksa terus menyecroll hpnya membuka web tentang Nala
Reno ikut memerhatikan dari samping "bangsat banget omongannya, kagak ada filternya sama sekali"
"Bales apa ya?"
"Bales gini 'tanpa disponsori Kepsek juga Nala udah kaya dari lahir'"
"Oke-oke"
Aksa mengetikkan yang dikatakan Reno dan menekan tanda kirim.
Nala yang sedari tadi fokus pada tontonan detektifnya menoleh pada mereka berdua "udahla, biarin aja"
"Engga engga. Mereka udah keterlaluan" Reno menggeleng "bales lagi Sa!"
"Mampus lo gue bilang 'hidup lo juga bisa dibeli sama Nala'" namun Aksa tidak dapat mengirim komenan tersebut "loh kok kaga bisa dikirim?"
"Coba liat"
"Abis kali paket internet lo?"
"Engga anjir, masih banyak"
Nala merotasikan bola matanya "azab karna kalian julid itu"
"Lebih julid mana sama yang naikin ni berita?"
"Rhea, Iqala sama Qiara mana dah, ga balik-balik?" Nala mematikan hpnya, melihat ke arah pintu kelasanya "Rafa juga pergi ntah ke mana?"
"Paling juga ntar lagi balik"
"Tuh baru balik mereka"
"Gimana? Udah gaada kan beritanya?" sombong Rhea
"Loh jadi ini komen gue bukan ga kekirim, tapi karna udah ditake down ya?"
"Ulah lo pada?"
"Iya dong"
"Gue kira, kalian cuma bakal ngacak-ngacak ruang anak jurnalistik"
Nala melengkungkan bibirnya ke bawah "kan gue bilang gausa ih"
"Gausa apa? Udah beres juga" sahut Qiara
"Nanti juga beritanya kan ketimbun" Nala menatap mereka "gue bener-bener ngerepotin kalian banget"
"Engga lah anjir. Kan temen"
"Tau ni" Iqala mengangguk "di pertemanan gaada kata ngerepotin"
"Susah tuh kita bareng-bareng"
"Seneng pun kita bareng-bareng"
"Sumpah kalian tuh..." Nala mengulum bibirnya saat matanya sedikit memburam "gue makasih banget ke kalian"
Iqala memeluk Nala "lo juga sering bantu gue La."
"Aa... mau peluk juga" Rhea menarik Qiara juga untuk memeluk Nala "ayok"
"Gue meluk diri sendiri aja dah"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dekap Harsa
Teen FictionSetiap hati pernah berlabuh. Nala pun begitu. Tanpa berlari, sebenarnya Nala mengejar. dan tanpa pengulangan, sebenarnya dia juga mengerti untuk berhenti. Namun tetap saja, tak ada batas yang ia tetapkan. Untuk apa batas harus ditetapkan? Karena Nal...